Main dengan Papa

176 27 3
                                    

Johnny heran.

Mataharinya hari ini hilang. Lenyap tertutup mendung. Tidak ada senyuman maupun ledekan sekalipun untuknya. Anak itu diam di pojok ruangan. Matanya hanya memerhatikan Johnny dengan malas.

Haechan sekitar satu jam lalu bangun tidur. Menurut asistennya, Haechan menolak untuk menunggu di ruang Johnny. Dia mau lihat Johnny. Setelah itu, Johnny hanya melihat wajah suramnya sepanjang pemotretan.

"Yas! Thank you!" Johnny mengacungkan ibu jari untuk modelnya. "Makasih ya."

"Sama-sama." model itu menepuk bahu Johnny sebelum berganti pakaian. 

Johnny membidik kameranya ke arah Haechan sebelum pergi menghampiri anaknya. "Sunshine."

"Hm?" Haechan membalas malas. 

"Kenapa?"

"Tidak." Haechan menatap enggan.

"Hayo, kenapa?" Johnny bersila di depan Haechan. "Kok tunggu Papa di sini? Kotor. Ke ruangan yuk."

Haechan membuang wajah. Sekarang dia malah memunggungi Johnny. "Loh? Kenapa?"

"Papa bilang kalau Haechan bangun mau main sama Haechan....huaaaah!" Haechan meraung.

Johnny jadi merasa bersalah. Dibawanya Haechan ke pangkuannya. "Maaf, ya."

"Haechan nunggu Papa." Haechan terisak.

Johnny mengusap punggung Haechan. "Maaf ya. Ayo main. Eh mau lihat foto Haechan?"

Johnny menyalakan kameranya. Dia menunjukkan foto yang tadi ia bidik. "Ini siapa?"

Haechan tadinya malas melihat, tapi Johnny berhasil membujuknya. Haechan mengulurkan telunjuknya, lalu memutar-mutar ujung jarinya di layar kamera. "Kok bagus? Kata Papa aku jelek kalo ngambek."

"Ya jelek aja kamu ganteng." Johnny  memuji anaknya.

"Tuh kan Papa bohong lagi." Haechan menunjuk Johnny. "Aku tuh ganteng."

Johnny menghela nafas. "Gantengan Papa."

"Haechan!" Haechan mengembungkan pipi. 

"Oke, oke..." Johnny menciumi kepala Haechan. "Ayo main. Mau main apa?"

"Mau foto di situ." Haechan menunjuk set photoshoot tadi. "Mau pakai Pudu."

Johnny memanggil asistennya untuk mengambil boneka Haechan. Dia menggendong Haechan ke set. Haechan menyengir. "Nanti fotonya gak mau senyum. Biar keren." 

"Oke, Model Haechan." Johnny menghujani model kecilnya dengan ciuman. Sungguh dia tidak mau lagi Haechan marah padanya. Johnny merasa sangat merasa bersalah.





After Papa's WorkhourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang