Mobil Karina yang dikendarai Andre melaju dengan kecepatan sedang. Awan putih berarak-arak menggantung di atas sana.
Andre dan Sari saling diam sejak pulang dari rumah sakit tadi. Tidak ada yang berani membuka percakapan. Hasil pemeriksaan tadi benar-benar mengejutkan.
Hamil. Satu kata yang hari ini membuat dunia Andre hampir runtuh. Berbagai pertanyaan berkecamuk di dalam kepalanya.
Anak siapa yang dikandung Karina? Apakah sejak awal Mina mengetahui tentang ini? Lalu menjebaknya agar anak di dalam kandungan itu punya ayah? Jika benar begitu, Mina telah membohongi mereka dan memanfaatkan kemiskinan mereka.Lelaki mana yang mau bertanggung jawab atas kehamilan yang dilakukan pria lainnya? Mungkin ada, namun yang pasti bukan Andre salah satunya. Lelaki gondrong itu bukanlah lelaki baik hati yang sangat peduli dengan masalah orang lain. Baginya keluarga yang paling penting. Karina? Dia menolongnya hanya berdasarkan kesepakatan.
Namun di luar dugaan, nyatanya Karina hamil. Jika tahu begini, dia tidak akan menikahi Karina.
Setelah memarkirkan mobilnya, Andre segera memasuki rumah dengan tergesa, meninggalkan Karina dan Sari. Bibinya itu menggelengkan kepala melihat kemarahan yang dipendam Andre.
Lelaki gondrong itu memang ingin marah pada seseorang. Ingin marah pada Mina rasanya, namun dia tahu bibinya tidak akan setuju jika dia meluapkan amarah pada sahabatnya yang penyakitan itu.
Ingin marah pada Karina? Dia belum banyak merespon keadaan di sekelilingnya. Dia merasa kondisinya benar benar terjebak bersama wanita gila yang hamil dan tidak tahu siapa ayah dari bayi yang dikandungnya.
Daun pintu kamar Andre bergerak perlahan. Kenopnya masih digenggam Sari, tegak di ambang sana memperhatikan keponakannya yang duduk di sofa kamar mengangkat kaki kanannya yang disangga kaki kirinya, kedua tangan dibentangkan lurus di atas kepala sofa, kepalanya tengadah ke atas dengan mata terpejam erat.
Sari mendudukkan diri di sisi Andre. "Ndre, sekarang eni lu jangan mikirin macem macem, fokus same Karina yang harus sembuh dulu. Abis entu baru dah lu bise mikirin ape selanjutnye yang harus lu kerjain."
"Tante Mina bohongin kita, Tan."
Andre masih memejamkan matanya, namun tangan kanannya memijit dahinya."Tante kagak yakin, Ndre. Mina bukan orang kayak entu. Die orang baek, Ndre. Kami temenan udeh lame pan."
"Jika Karina hamil, kesepakatan kita harusnya lebih dari ini."
"Andre!" Sari memekik.
Andre terkesiap mendengar teguran keras tantenya itu. Hingga dia sontak menegakkan tubuhnya dengan mata yang terbuka lebar. Sari biasanya sangat jarang marah. Malam ini, dia menangkap kilatan penuh bara yang disembunyikan Sari di dalam mata tua itu.
Sari menarik nafas panjang lalu menghelanya pelan. "Ndre, tante tahu walaupun lu ngomong begitu, bukan berarti ati lu juge same. Tante mohon kite fokus ame pengobatannye Karin. Abis entu terserah kalo lu mau cere."
Andrepun akhirnya mengangguk.
***
"Menurut dokter kejiwaan entu, Karin harus dirawat intensip Min. Harus rawat inep." Siang itu Sari menemui Mina di rumahnya.
"Nih minumnye, Nyak." Seorang perempuan muda menyodorkan minum pada Sari di atas nakas dalam kamar Mina.
"Makasih ye, Roh."
"Same same, Nyak."
Setelah Saroh asisten rumah tangga Mina meninggalkan kamar majikannya, Sari melanjutkan kisahnya pada sang sahabat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah untuk Anakku
ChickLitKarina yang mengalami depresi pasca pemerkosaan yang dialaminya dinikahkan oleh bibinya dengan seorang pria yang masih ugal-ugalan bahkan di usianya yang sudah matang. Andre yang belum punya pekerjaan tentu saja mau menikah dengan Karina karena akan...