Railin, Arsan, Rey, Joy, Ardan, Mitha juga Sella kini tengah berada di markas Rancher. Lebih tepatnya, tempat Railin tinggal sekarang. Setelah kejadian di kantor polisi tadi mereka semua mampir ke markas Rancher. Dan saat mereka sampai disana, Mitha, Sella, serta anggota Rancher lainnya ternyata sedang menunggu kedatangan mereka.Ketika Railin baru sampai di markas, Mitha dan Sella langsung bangkit dari duduknya dan langsung memeluk Railin. Mereka sangat bersyukur, jika ternyata Railin baik-baik saja. Gadis itu hanya mempunyai lebam-lebam di wajahnya, mungkin karena bertarung dengan Rado sewaktu disekolah.
"Rai, lo tuh kenapa sih ngelakuin hal yang sebahaya ini? Dan sejak kapan lo jago berantem?" tanya Mitha yang khawatir dengan Railin.
"Iya, sejak kapan lo bisa berantem, Rai?" tanya Joy dan Ardan bersamaan.
"Loh, kalian gak tau? Gue kira, Railin belajar dari kalian," kata Sella.
Railin tersenyum menanggapinya. "Gue bilang juga apa? Kalau nanti, kalian juga akan tahu semua tentang gue." Railin menatap wajah mereka bergantian.
"Dulu gue, Via dan Reta suka banget sama balapan. Dan, itu juga salah satu alasan kenapa gue jago dalam hal balap. Dan, waktu itu gue sama mereka berdua inisiatif untuk mengikuti beladiri. Akhirnya, kita bertiga jago dalam hal beladiri."
"Tapi, kita gak pernah menunjukkan nya sama orang lain, kita gak pernah ikut tawuran atau apapun itu. Kita belajar beladiri, hanya untuk berjaga-jaga. Dan mungkin ini, adalah saat yang tepat buat gue nunjukin diri gue. Yaitu, menjarain Rado!" jelas Railin panjang lebar.
"Ini yang terakhir!" tegas Arsan mengeluarkan suaranya.
Railin menoleh pada Arsan. "Maksud lo apa sih, San?" tanya Railin tidak mengerti.
Arsan menghembuskan nafasnya. "Ini yang terakhir! Lo, gak boleh berantem lagi!"
"Why?"
"Lo itu perempuan! Apa pantes lo kayak gitu? Gue gak masalah kalau lo mau balapan. Tapi nggak dengan berantem!" ujar Arsan dengan tegas.
"Apa salah kalau gue cuma-"
"Salah!" sela Arsan dengan cepat, memotong perkataan Railin.
Setelah mengatakan itu, Arsan langsung pergi entah kemana. Railin bahkan bingung, ada apa dengan Arsan? Kenapa ia menjadi seperti ini lagi. Arsan selalu saja pergi tiba-tiba, ia tidak pernah memberitahukan apa kesalahan yang sudah Railin lakukan.
Gadis itu menghembuskan nafasnya. "Arsan kenapa lagi? Gue salah apa! Kenapa dia gak pernah mau bilang letak kesalahan gue!"
"Rai, lo mau ngertiin Arsan, kan?" tanya Rey yang tidak dimengerti oleh Railin.
"Gue mau ngertiin dia, tapi Arsan selalu egois!"
"Nggak Rai, Arsan gak egois. Tapi, lo yang gak tahu gimana perasaan Arsan sama lo."
Railin terdiam, ia mencoba mencerna perkataan Joy. Perasaan? Apa suasana hati Arsan sedang tidak baik? Atau perasaan Arsan padanya, itu karena perasaan khawatir sebagai sahabat? Kalau iya, berarti Arsan menyayanginya sebagai seorang sahabat.
"Emm, Rai. Gue sama Mitha bantuin lo bersihin luka itu, ya. Ayo ke dalem!" ajak Sella, yang diangguki oleh Mitha.
"Ya udah, ke kamar aja."
▪▪▪▪▪▪▪▪
Pada pagi harinya, Railin tengah bersiap-siap untuk melaksanakan rutinitasnya sebagai seorang pelajar. Ia mempersiapkan barang-barang yang akan ia bawa untuk ke sekolah. Setelah dirasa selesai, ia keluar dari kamarnya dan berjalan menuju motor yang akan ia kendari.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAISAN
Teen Fiction📍 Follow sebelum membaca! 📍 [ COMPLICATED ] || [FIRST STORY] || [REVISI] ▪▪▪▪▪▪▪ Pertemuan Railin dan Arsan, mungkin hanya sekedar pertemuan yang biasa saja. Namun, perjalanan hidup merekalah yang butuh perjuangan. Rintangan demi rintangan, mereka...