2. Treason

868 185 479
                                    

"Aku sudah mengirim pesan pada Jung, jika nanti pulang terlambat," jelas Leira. Wanita itu merebahkan tubuhnya di ranjang, pun melempar ponsel yang entah arahnya ke mana.

Hari ini seluruh waktu senggang yang dimiliki Leira, telah ia habiskan bersama Jimin di flat pria itu—dari pagi hingga petang. Jangan tanya apa yang mereka lakukan. Jimin menaikkan resleting celananya, memakai kaos singlet, dan duduk di tepi ranjang. Sedangkan Leira, tengah membenarkan rambutnya yang agak berantakan. Tidak perlu diperjelas, sudah pasti Jimin malam ini merindukan tubuh kekasih gelapnya.

"Ada alternatif lain supaya kita bisa pergi bersama, secepat mungkin." Jimin menarik napas. "Ini ide gila, sih. Meracuni Jungkook contohnya."

Atensi Leira teralihkan, matanya terbelalak lebar. "Jangan seret aku masuk ke jeruji besi, Jim. Lagi pula alternatif sintingmu resikonya terlalu besar."

Jimin berjalan ke bufet di samping Leira. Mengobrak-abrik setiap laci, mencari beberapa benda yang sudah dia siapkan sejak dua hari lalu. Jimin sudah memikirkan matang-matang tentang alternatif yang dia maksud. Jimin juga sadar merencanakan alternatif sinting ini.

"Racun Arsenik."

"Serius, kau mau melakukan ini? Jim, resikonya ...."

Jimin menjentikkan jari. "Masalah mudah."

"T-tapi ... nanti ...." Jujur, Leira takut.

"Kalau kau mau bersamaku, ini satu-satunya cara untuk menghilangkan Jungkook dari bumi, Sayang." Jimin mencoba membujuk Leira yang masih bimbang. Pria itu mengusap pelan bahu Leira, segala celotehan dia udarakan demi Leira mau melaksanakan alternatif sintingnya.

Jimin merasa Leira sudah yakin, makanya dia menjelaskan tentang racun arsenik sekaligus akibat jika seseorang menelannya. Sekalinya ditelan akan terjadi muntah darah yang parah, pun racun ini akan merusak sel-sel dalam tubuh. Kemungkinan besar, siapa pun yang menelannya akan mati setelah beberapa jam karena organ dalam rusak.

Racun ini spesial, jika orang tersebut meninggal lalu diautopsi, maka akan dinyatakan meninggal akibat penyakit yang dia derita karena serapan dosis yang sedikit. Kalau dicampur dengan wine, siapa pun tidak akan menyadarinya. Poin terakhir, jika sudah mati, tinggal berakting seolah tidak terjadi apa-apa, besoknya lapor polisi, dan semuanya akan berakhir.

Agaknya Leira skeptis terhadap penjelasan Jimin. Meskipun nanti berhasil, tidak menentu semuanya akan berakhir dengan mudah. Namun, Leira tidak punya alasan lain untuk menolak.

"Racunnya sudah kucairkan di dalam botol suntik ini. Nanti, belilah wine dulu dan suntikkan racun ini ke dalamnya. Jangan pernah sesekali menyentuhnya, atau tanganmu akan panas." Jimin mengingatkan. Dia mencium bibir Leira sekilas, sebelum wanita itu pergi dari pandangannya.

"Hmm ...." Leira memeluk hangat tubuh Jimin, dan pergi.

***

The Jell

Toko dari segala macam wine yang sering kali dikunjungi banyak orang yang terletak di Itaewon ini, menjadi tempat Leira memijakkan kaki sekarang. Wanita itu menebar pandangannya ke berbagai macam sisi. Banyak sekali berbagai macam wine di sini. Lumayan susah mencari wine favorit Jung sepanjang masa.

Ah, rupanya wine yang Leira cari ada di sudut rak paling ujung. Decero, itulah wine yang Jung sukai.

 Decero, itulah wine yang Jung sukai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
He's DangerousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang