TIDAK peduli dengan kenyataan bahwa tempat yang ia tuju adalah gedung tak terpakai, Yuki tetap berjalan memasukinya. Ia kembali memastikan lokasinya dengan yang ada di pesan tersebut.
Rasa panik dan takut menyelimuti hatinya saat ini. Ia tidak mengira Cloey akan bertindak sejauh ini. Yuki takut wanita itu melakukan sesuatu pada Mingyu.
Ia bahkan tak sempat berpikir jernih. Ia hanya melakukan perintah di pesan itu tanpa memikirkan resikonya. Yang terpenting, ia bisa menyelamatkan Mingyu. Kalau sampai pria itu dalam bahaya karena dirinya, Yuki tak akan pernah memaafkan dirinya sendiri.
"Mingyu! Kim Mingyu! Kau di mana?! Jawab aku!" seru Yuki kalut. Ia berlari mengelilingi gedung tua itu. Tak peduli walau nantinya ia akan tersesat.
Lalu, sebuah pesan kembali masuk di ponselnya. Dari Cloey.
010 - xxxxx
Naiklah ke lantai 2
Di sana ada ruangan yang ada di paling pojokDengan cepat Yuki segera naik ke lantai dua. Ia mengedarkan matanya untuk mencarir ruangan yang paling pojok. Lalu, begitu menemukannya, tanpa pikir panjang ia langsung berlari ke sana.
Begitu masuk ke dalam sana, rupanya ruangan itu kosong. Dan tiba-tiba saja pintu tertutup kuat. Yuki pun terkejut dan berbalik dengan panik.
"Hei! Apa ini?! Kalian menjebakku?! Di mana Mingyu?! Hei!" jerit Yuki sambil menggedor-gedor pintu. Pintu itu terkunci, dan sayangnya masih kokoh.
Yuki mulai menangis. Ia takut sendirian di tempat asing. Gerakannya pun mulai melemah. "Tolongㅡhiksㅡbuka pintunya! Aku mohon!"
Karena selama belasan menit usahanya sia-sia, tubuh Yuki pun perlahan merosot. Ia bersandar pada pintu sambil terisak. Karena ketakutan, ia menyembunyikan wajahnya dibalik kedua lututnya yang ia peluk dengan kuat.
"Tolong.. Akuㅡhiksㅡaku takut...," ia melirih lemah.
🍁
Lee Chan menggigit jarinya karena gelisah. Ia menunggu Myungho yang sedang berusaha menelepon Yuki. Namun, ternyata ponsel wanita itu mati.
"Tidak bisa dihubungi. Mungkin daya ponselnya habis," ucap Myungho khawatir.
Lee Chan pun mengacak rambutnya frustasi. "Haish! Seharusnya tadi aku menghentikannya," sesalnya.
Walau khawatir, tapi Myungho berusaha tetap tenang. Ia harus berpikir jernih agar bisa mencari cara untuk mengetahui keberadaan Yuki. Ia pun berusaha memikirkan cara-cara yang memungkinkan.
"Ah! Kita punya aplikasi yang bisa melacak ponsel teman setim kita, bukan?" Lee Chan tampak kembali bersemangat saat Myungho mengingatkan cara tersebut.
"Kalau begitu, kita lacak lokasi terakhirnya!" seru Lee Chan bersemangat.
Ya, mereka punya aplikasi yang dipasang di ponsel masing-masing untuk melacak satu sama lain. Karena, terkadang saat mengejar berita, mereka bisa kehilangan satu sama lain. Jadi, mereka menggunakan aplikasi itu untuk menemukan teman setim tanpa repot-repot menghubungi.
"Apa kita harus mengabari Kim Mingyu?" tanya Lee Chan.
Myungho pun menggeleng. "Aku rasa tidak perlu. Kita tidak tahu situasi ini benar-bear genting atau tidak. Dia orang yang sibuk. Akan merepotkannya kalau ternyata Yuki baik-baik saja," jawab pria berusia 28 tahun itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Listen to My Secret
FanfictionPark Yuki terjebak dalam kontrak yang dibuat oleh ayahnya dengan pimpinan Semicolon Group untuk menyelamatkan perusahaan sang ayah yang nyaris bangkrut. Namun, ternyata kontrak itu mengharuskannya menikah dengan pewaris tunggal Semicolon Group, Kim...