Apapun keadaannya, aku adalah satu-satunya tempat untukmu berlindung.
***
Langit sore mulai nampak begitu indah ketika tak terasa sudah 30 menit lebih berada di puncak gunung. Senja mulai membiaskan warnanya, namun sayang cahayanya hampir sirna.
Tak ingin kehilangan momen berharga, Christof pun mulai mengabadikan keadaan dengan sebuah ponsel di tangannya dan tak lupa juga ia memotret Jesi.
"Senyum," Christof tiba-tiba memotret Jesi yang belum siap menatap kamera.
"Kamu apaan sih. Cepat hapus fotonya, aku jelek." Meskipun Jesi terlihat marah dan belum siap berpose, namun wajahnya tetap kelihatan mempesona sehingga Christof belum menghapus ekspresi wajah Jesi yang begitu lucu.
"Gak mau," bantah Christof.
"Siniin ponselnya," Jesi bangkit berdiri dengan rencana ingin merampas ponsel Christof, namun akhirnya ia terjatuh ke dalam pelukan Christof.
Langit mulai gelap dan keduanya masih tenggelam di dalam kesunyian. Meskipun gemintang belum sepenuhnya nampak, suasana mulai hening kala tak terdengar lagi kicauan burung-burung. Mereka terdiam sampai pada akhirnya datanglah beberapa orang.
"Ingat dosa woi," ujar Angkasa yang tiba-tiba datang ke sana bersama sahabat-sahabatnya. Tak ingin dipermalukan, Jesi dan Christof turut berdiri santai sambil menatap lima orang yang sudah berada di depan mereka.
Angkasa dan yang lainnya berjalan ke arah Jesi dan Christof. Dilihatnya Jesi seorang wanita asing dengan mata mencari sebuah kenyataan dan bibir ingin berbicara. Wajahnya memandang serius.
"Siapa wanita yang di sampingmu itu?" tanya Angkasa tanpa menghilangkan senyum di bibirnya.
Christof dengan mantap langsung memberikan jawaban.
"Pacarku,"
Angkasa semakin kepo dengan wanita yang dikatakan Christof sebagai pacarnya. Angkasa mendekati Jesi, mengajaknya bersalaman namun seketika itu Jesi menghindar karena ketakutan. Christof memaklumi pacarnya, hal ini sudah biasa ia lakukan, terlebih Jesi memang tipikal gadis penyendiri.
"Pacar lo jutek banget. Kayaknya bakalan susah buat ngerebut dia dari lo." Angkasa menurunkan tangannya, beralih berjalan ke arah Christof.
"Kok gak bilang sih kalo punya pacar secantik dia?" bisik Angkasa di telinga Christof.
"Jangan goda pacar gue. Dia itu orangnya pemalu," balas Christof dengan bisikan.
Christof menghentikan aksi resek Angkasa dengan mengatakan bahwasanya Jesi adalah pacarnya, dan ingat Christof tidak mau pacarnya diganggu siapa pun, termasuk sahabatnya sendiri.
Angkasa mengalah, pria itu kembali diam dan menunggu perkataan selanjutnya dari Christof.
"Kenalin pacar gue, namanya Jesi." Ketika Christof memperkenalkannya kepada tim pendaki Jesi hanya tersenyum kecil, tatapan matanya membuat tim pendaki wanita merasa iba.
"Hai Jesi, gue Anisa." sapa salah satu pendaki.
"Nah kalo gue pendaki paling cantik. Nama gue Ria, senang bisa kenal sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
SUBSTITUSI (Sudah Terbit✔)
Romance[Fanfiction/Romance] [Follow akun author, karena seorang penulis bijak akan tahu bagaimana caranya menghargai sebuah karya!] Senja akan selalu siap siaga, ketika harus menggantikan Fajar. "AKU BUKAN PEMBUNUH YANG KALIAN MAKSUD!" teriak gadis remaja...