15. Rahasia

14.1K 2.9K 1.6K
                                    

Airin berjalan menyelusuri setiap bagian ruangan lantai dasar. Sujarat tiba-tiba aja ada panggilan mendadak jadi doi masih sibuk menelfon diluar. Wanita itu berjalan dengan langkah angkuh bak modelnya dengan mata yang sibuk menilai desain interior ruangan dan tentunya dia menebak-nebak berapa harga perabotan yang ada di kosan ini. Ya...sejauh ini harganya masih sangat murah, kayaknya sih benda yang ada di kosan ini buat Airin alergi kalo doi pegang.

"Eh, buset ada temen Mba Mawar!" Ucap seseorang sambil reflek menghentikan langkahnya saat melihat Airin.

"Cakep banget gila!" Ucap teman satunya lagi.

"Liat apaan sih?" Tanya seseorang yang baru aja kelar menjemur pakaian di halaman belakang.

"Samperin skuy!" Satu diantara mereka maju lebih dulu.

Langkah Airin tiba-tiba terhenti saat melihat cowok berbaju hijau army dengan wajah yang demi apapun buat wanita itu flashback di jaman ia pacaran dengan Sujarat. Asli, cowok ini mirip banget dengan Sujarat pas muda. Airin langsung berpikir apakah ini anaknya? Tapi, kan anaknya cuman Karin.

"Hai cantik," Sapa cowok berbaju putih yang semua orang kenal dengan nama Tezar.

Cowok berbaju coklat menarik ujung baju Tezar, "Tampangnya kayak janda kembang,"

Airin menatap tajam ke arah Dery yang sukses membuat cowok itu mundur selangkah karena nggak berani natap balik. Mata Airin kalo lagi sinis tuh kayak mau makan orang dan aura dinginnya melebihi suhu di Antartika.

"Maaf, kamu siapa ya?" Tanya Keanu-si cowok berbaju hijau army.

Wajah Airin langsung berubah menjadi tersenyum manis sambil mengulurkan tangannya, "Airin. Dua puluh tahun. Temennya Rosie,"

Keanu tersenyum lalu menyatukan kedua tangannya dan menempelkannya ke depan dada, "Keanu,"

Airin jadi malu sendiri. Ternyata si kembaran Sujarat ini anaknya rada alim. Salaman Airin aja nggak dijabanin padahal mah tangan Airin ini adalah tangan-tangan yang direbutin semua CEO terkenal biar bisa digenggam ama Airin. Astagfirullah, matre-matre gitu Airin masih setia kok ama Sujarat, anti mau menduakan tapi kalo orangnya Keanu...bisalah dikecualikan, ehehe.

Buru-buru Airin menarik tangannya, "Kalian ngekos disini?"

Tezar mengangguk semangat, "Iya. Biasanya kalo hari libur kayak gini bantuin Rosie beres-beres," ia kemudian menunjuk lantai, "Tadi aja aku abis ngepel, terus abis cuci piring juga dan potong rumput di depan. Ehehe, udah panjang sih,"

"Pencitraan," Cibir Dery dengan suara yang rendah.

"Yaudah, kita pamit duluan ya," Ucap Keanu tak mau berlama-lama.

Keanu anaknya emang yang paling beres dan sopan untuk dalam persirkelan bujang lantai tiga. Nggak heran kenapa Airin rasanya klepek-klepek karena ya...liat aja tampangnya aja kayak Sujarat versi muda, sopan, tinggi dan kayaknya berakhlak mulia. Seketika jiwa-jiwa sugar mommy rasanya bangkit.

"Sayang kayaknya kita haru-"

Airin menghela nafas malas.

Ini Sujarat kenapa pake acara datang sih?

"Loh ada Jeffrey ternyata," Sambung Sujarat ketika melihat Keanu.

Keanu terkekeh, "Saya Keanu, Om. Temennya Jeffrey,"

Sujarat terdiam sejenak dan mulai memutar memorinya saat pertama kali ia mengunjungi kosan. Iya, dulu dia paling sering banget ngobrol sama Jeffrey dan Keanu soalnya mereka jiwa-jiwa daddy alias semua topik masuk aja di kepala mereka. Sujaratkan sama kayak bapak-bapak pada umumnya kalo ngajak basa-basi pasti bahas politik sambil main catur atau nggak mereka bahas soal saham-saham yang ajaibnya Jeffrey dan Keanu ngerti-ngerti aja.

KOSAN 23 BUJANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang