Pengen tau nih, seberapa banyak sih yang nungguin cerita ini? Komen ya guys 💚
Ini chapter rada nganu sih, bagi yang tidak nyaman bisa diskip kok.
Jangan lupa votenya! Selamat membaca mi amor💚
-------
Wanita itu benar-benar tersulut api amarah, rasa kesalnya bahkan semakin bertambah saat Jeffrey benar-benar tak mengikutinya kembali.
Kanaya mendorong pagar villa dengan kasar, wanita itu menutupnya dengan kasar pula. Pun ia tak peduli walaupun ada orang yang mendengarnya. Entah mengapa hari ini ia sangat mudah tersulut emosi.
Kanaya membuka pintu kamarnya, gadis itu langsung melempar kemeja putih tipis yang ia gunakan ke sembarang tempat dan langsung melempar dirinya ke atas ranjang.
"Jeffrey bodoh!" Teriak wanita itu pada langit-langit kamarnya.
"Jeffrey brengsek!" Umpatannya masih berlanjut.
Ia masih mengingat bagaimana bule itu bersikap saat mereka sendiri tahu bahwa ada Kanaya di sana. Kanaya semakin merasa marah saat bule-bule itu sengaja berpose dengan seksi di depan Jeffrey.
Bokong mereka yang sintal dan dada yang—ah! Kanaya membencinya, dirinya 180° berbeda dengan remaja-remaja itu. Tentu saja Jeffrey akan betah berlama-lama bersama mereka.
Rasanya ingin menangis saja, Kanaya tak pernah cemburu secara berlebihan seperti ini, ia selalu bisa menahannya—tapi tidak hari ini, rasanya ia ingin memukul Jeffrey dengan semua tenaga yang ia miliki.
Kanaya yakin bahwa Jeffrey pasti melihat lekuk tubuh itu dengan jelas, sangat jelas sampai tak mau menyusul istrinya kembali.
Kanaya menyadari suara pagar kayu yang terbuka—agak terkejut karena kepekaan pria itu yang agak cepat.
Jeffrey masuk dan meletakkan ponsel Kanaya di atas nakas, sedangkan wanita itu memilih membalikkan tubuhnya.
"Kamu kenapa?"
Kanaya tak menjawab dan memilih untuk diam sambil memejamkan matanya—walaupun rasa kantuk sama sekali tak menyerangnya.
Jeffrey kembali menarik nafasnya, pria itu berusaha untuk sabar. Pasti sekarang sudah mendekati hari datang bulan wanita itu, Jeffrey tahu betul bahwa Kanaya tak akan semudah itu cemburu, pun dia sendiri tahu bagaimana lelucon khas orang luar.
Jeffrey mengusap pinggang Kanaya yang membelakanginya pelan, "Kamu sendiri tahu, 'kan bule itu kaya gimana—mereka cuma bercanda kok."
Kanaya langsung menyingkirkan tangan Jeffrey dari pinggangnya dan langsung duduk menghadap pria itu.
"Aku gak bodoh, jelas-jelas ada aku di sana lagi berdiri di deket kamu ... Terus, mereka nyamperin kamu seolah kaya aku ini gak ada."
"Mereka bilang aku adik kamu, mereka cari spot foto yang jauh dari aku—tapi pas ngobrol sama kamu bisa-bisanya teriak seolah pengen banget aku tahu apa yang lagi kalian obrolin!" Pekiknya penuh emosi, Jeffrey bahkan sedikit memundurkan kepalanya karena terkejut.
"Terus pas mereka lagi difotoin sama kamu! Pake acara nunjukin pantat segala, siapa sih cowo yang ga suka?!"
Jeffrey hampir tertawa, ia bisa simpulkan bahwa Kanaya sangat cemburu saat ini.
"Aku normal sayang, jadi ya aku suka—"
"Jeff!" Pekiknya.
Jeffrey hampir tertawa, "Tapi, aku lebih suka punya kamu lah. Lebih pas di tangan aku .."
KAMU SEDANG MEMBACA
Married A Duda || Jung Jaehyun
Фанфик(Status : ongoing) ᴋᴀɴᴀʏᴀ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ɢᴀᴅɪꜱ ᴍɪʟᴇɴɪᴀʟ, ꜱᴇᴅᴀɴɢᴋᴀɴ ᴊᴇꜰꜰʀᴇʏ (ᴊᴀᴇʜʏᴜɴ) ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴅᴜᴅᴀ ᴀɴᴀᴋ 1. ꜱᴜᴀᴛᴜ ʜᴀʀɪ ᴍᴇʀᴇᴋᴀ ʜᴀʀᴜꜱ ᴍᴇɴɪᴋᴀʜ, ʙᴀɢᴀɪᴍᴀɴᴀ ᴊᴀᴅɪɴʏᴀ? ©ᴅʏʙʙʏɢʀʟ 15.05.2020 •ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ ʜᴀɴʏᴀ ꜰɪᴋꜱɪ ʙᴇʟᴀᴋᴀ, ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ᴠᴏᴛᴇɴʏᴀ ᴊɪᴋᴀ ᴋᴀʟɪᴀɴ ꜱᴜᴋᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ...