Gelvina Story's (END)

72. menjebak atau dijebak

Next.....ini part yang agak lumayan buat kalian kesel ...

Jangan lupa vote dan komen okay

Happy reading

Kini gelvina tengah dirumah sakit untuk diperiksa sekian lama memang sering kambuh namun gelvina sudah tak terlalu peduli.

"Kamu harus mendapatkan penanganan lebih cepat gelvina, leukemia mu sudah ditahap akhir, jika tidak aku tidak bisa berbuat apa apa lagi itu tergantung dengan kemanuan mu untuk berjuang atau tidak"ucap dokter tirta yang menanganin gelvina.

"Baiklah aku akan pikirkan lagi nanti terimakasih dokter tirta, gelvina pulang dulu"pamit gelvina lalu keluar dari ruangan dokter tirta.

Kini gelvina sedang di taman rumah sakit dan datang lah dokter dhika.

"Minum"memberikan air mineral pada gelvina.

"Makasih"balas gelvina lalu meneguk pelan air nya.

Nomer tak dikenal

Jika kamu ingin tau segalanya temui saya di jalan xxx, jangan bawa siapa pun, sendiri saja

"Kenapa?"tanya dokter dhika.

Gelvina menunjukkan hp nya pada dokter dhika.

"Ingin kesana?"tanya dokter dhika.

"Apa aku dapat jawaban ?"tanya gelvina.

"Aku akan membantu mu jangan khawatir"menepuk pundak gelvina.

Gelvina telah sampai dengan mobilnya ke jalan yang ditunjuk namun tak ada siapa siapa bahkan sangat sepi tak ada kendaraan satu pun.

Ia pun keluar dari mobilnya tiba tiba ada yang membekap mulutnya dari belakang .

Dasar gadis bodoh!

Itu obat bius dan tak lama kesadaran gelvina pun hilang .

Gelap, sumpek , bau menyelimuti hawa yang dirasakan gelvina.

"Akhirnya bangun juga kamu, lama juga kamu terlelap"pekik seorang wanita.

"K..kamu siapa ?"tanya gelvina.

Jujur saja gelvina melihat jelas wajahnya Namun tak mengenalnya .

"Pasti kamu tidak mengenalku kedua orang tua mu juga tak ada yang mengenal ku... Aku melda adik dari mila yang dibunuh oleh ibu mu yang sok cantik itu"ucap melda dengan senyuman smirk nya.

"Bunda gak mungkin membunuh gak akan mungkin"tukas gelvina berteriak.

"Baiklah seperti nya aku harus berdongeng kisah cinta segitiga untuk mu"final melda.

Tiba tiba ketukan sepatu berbunyi tanda seseorang akan masuk.

"Gak guna, yang penting dia tau fakta tentang bunda kesayangan nya itu".

Baru terlihat lah itu suara siapa.

Itu sindy yang tengah mendekati gelvina.

Tanpa aba aba sindy menyiram nya dengan air botol yang ia bawa walau tinggal setengah tetap saja mampu membuat rambutnya basah.

Gelvina tak bergeming sedikit pun.

"Kenapa lo gak mati aja sih, nyusahin aja"sambil menarik rambut gelvina kencang.

Sempat agak aneh sindy memerhatikan telapak tangannya.

"Lo cantik tapi rambut lo rontok parah, bukannya dirawat tuh rambut"cibir sindy.

Gelvina tetap diam, ia hanya ingin dua orang yang didepannya ini mengatakan hal yang belum ia tau.

"Gak perlu sedih gelvina, lo itu anak kandung ayah dan bunda kesayangan lo itu, tapiiii tunggu dulu takdir berpihak sama gua dah..

Jadi waktu itu gua masih smp, gua gak secantik sekarang jauh malah, gua hidup gak kaya lo yang serba berkecukupan malah kelebihan.

Ibu gua sakit sakitan karena asam lambung nya, karena dia gak mikirin makan yang dia pikirin kerja bagaimaa ngehidupin gua.

Sampai saat gua mau jenguk ke rumah sakit, nih orang si melda (songong emang si sindy) nabrak gua.

Pas dibawa kerumah sakit wajah gua udah hancur parah, akhirnya si melda ini yang minta gua dioperasi wajah sama persis kaya bunda lo itu.

Ternyata si melda dengan bajingan nya udah ngerencanain biar gua ketabrak, dia udah nelusurin latar belakang gua.

Rumah sakit kita dilahirkan sama, tanggal lahir kita sama, tahun nya pun sama kebetulan yang sangat epik bukan.

Ada yang beda gua itu pintar dalam segala hal dan lo hanya dalam bidang olahraga.

Berkat si melda juga ibu gua sembuh dan sebagai balas budi , gua harus sekolah di SMA Wilson awalnya gua gak mau, tapi berkat dia ibu gua sembuh dan wajah gua cantik.

Lo tau yang selama ini yang ganggu lo itu gua, awalnya gua gak tega tapi , gua iri dengan kehidupannya lumayan juga kalau gua bisa bertukar posisi lumayan menikmati jadi orang kaya.

Soal kecelakaan itu gua yang ngerencanain buat mutusin rem motor alvaro.

Dokter yang nanganin lo semua udah gua bayar, buat memalsukan golongan darah, termasuk gua bayar dokter buat memalsukan semuanya dan berjalan lancar, kesel juga gua bunda lo gak percaya tapi tenang ayah lo percaya.

Itu cukup, tapi tambah hari gua kesel liat lo senyum dan bahagia gua gak suka gelvina, lo harus menderita lo harus ngerasin penderitaan yang gua rasain bagaimana hidup susah.

Awalnya gua gak benci sama lo, cuma iri sedikit tapi lo ambil rafa, dan gara gara lo rafa meninggal dia cinta pertama gua dan dia cinta nya sama lo gua pas tau, gua tambah benci dan gua berharap lo mati gelvina mati dan gak akan muncul di dunia ini.

Gua sepupunya kanaya, gua yang biayain pengobatan nya, sebagai gantinya dia harus ngerusak hubungan lo sama rafa dan berhasil .

Dan sekarang yang buat gua lebih benci dan ingin rasanya gua mau bunuh lo adalah lo dengan seenaknya setelah ambil rafa dan buat dia meninggal sekarang rama liat ambil, gua udah lama suka sama dia 5 tahun gua suka sampai sekarang dan ketika gua bertemu lagi ada lo perusak segalanya.

Lo terlalu naif Gelvina

Terlalu baik terutama sama gua bisa bisanya lo gak bongkar perbuatan gua dan tetap bersikap semua baik baik aja

Dan apa yang lo lakuin ngebuat gua tambah benci, berperilaku seperti malaikat ouh ayolah gak ada orang kaya lo dan gak ada yang sudi diposisi itu, gua tau lo tersiksa kan

Kita akhiri saja gelvina gua tau lo menderita karena gua, gua buat lo supaya gak menderita lagi.

Sindy menggoreskan ujung pisau itu dia tulang pipi gelvina sedikit darah yang keluar dari sana.

"Gua gak suka saat rama menyentuh pipi ini".

Lalu ujung pisau itu mengabsen setiap jari tangan kanan dan kiri gelvina itu mampu membuat darah keluar .

"Jari jari sialan ini, gua benci harus selalu digenggam".

"TURUNIN PISAU NYA, ATAU GUA TEMBAK!!!"

Thanks you yang udah baca:)