Derai tawa terurai ketika mereka melihat Jamie kesulitan mengambil pasta dari pan di tengah meja. Tidak ada terror apapun lagi sehingga kali ini Hana merasa dunianya lebih lapang. Kalaupun ada, Hana tidak tahu juga harus bereaksi apa, dia masih sama takutnya saat ia mendapat terror pertama. Namun melihat anak-anaknya sehat dan bahagia adalah obat mujarab baginya.
Mungkin seharusnya Hana mulai pertimbangkan untuk menyewa guard. Atau mencari tahu siapa dalang dibalik penyerangannya agar semua ini lekas berhenti. Tapi dalam pertimbangannya yang lain, ia tidak mau membuat mental anak-anaknya merasa terus waspada karena ada guard disekitar mereka. Atau apapun yang membuat mereka berpikir bahwa kehidupan mereka terancam sehingga Hana perlu menyewa seseorang untuk perlindungan.
Hana benar-benar tidak memiliki ide hingga kapan ini semua menjadi ujian untuk keluarganya. Tapi memang setiap orang memiliki hal yang dapat mengancam keamanan, kan? Maka dari itu, Hana akan membiarkan semuanya terjadi. Ia tidak akan memberi tahu anak-anaknya ada bahaya apa yang mengintai hingga saat mereka mulai dewasa baru mereka boleh tahu. Bagaimanapun mereka akan memiliki hidupnya sendiri dan ancamannya sendiri. Terlebih dengan privilege serta nama belakang yang mereka miliki.
Orang tua Hana tidak habis pikir juga mengenai keputusan anaknya dalam melindungi keluarga. Berkali-kali mereka berusaha membujuk anak semata wayangnya itu untuk menyewa seseorang yang setidaknya tahu harus apa mereka sekarang. Sehari semalam orang tua Hana membujuk dari cara lembut hingga mulai marah-marah Hingga sampai di titik bahwa Mama Hana perlu meminta Niken sendiri untuk membujuk Hana karena ini semua sudah mulai keterlaluan. Orang diluar sana sudah berani menyentuh cucu-cucunya.
Ya, akhirnya orang tua Hana mengetahui juga mengenai kotak makan siang itu karena kemarin pagi Mama Hana aneh sendiri melihat Mbak kini stand by di dalam mobil hingga Jamie dan Kyra sudah duduk di kursinya masing-masing. Disitu Mbak menceritakan bahwa tempo hari Hana kelimpungan menanyakan kebiasaanya dalam membantu Kyra dan Jamie sebelum ke Sekolah. merasa ada yang tidak beres, Mama Hana lantas membombardir Hana dengan banyak pertanyaan membuat Hana pada akhirnya menceritakan apa yang terjadi.
Tentu bukan bujukan semata yang Hana dapatkan ketika Niken menghubungi Hana. Niken tidak diberitahu tentang keadaan mereka sejak awal sehingga Niken menumpahkan semua amarahnya dahulu dan langsung memesan tiket pesawat paling awal setelah mereka selesai bekerja di hari itu juga untuk mendatangi Hana. Bersama Alex tentunya, sekalian menjenguk keponakan mereka yang sudah berbulan-bulan tidak ditilik.
Alex yang begitu dirindukan Kyra dan Jamie kini menemani mereka bermain selepas makan malam bersama. Di lain ruangan Hana dan Niken menyesap teh mereka sambil membicarakan kronologinya dari awal.
"Terus kalo sampe Kyra atau Jamie ada yang culik, gimana? Lo gak usah ngada-ngada, deh, mereka udah dari dulu kali dapet tambahan penjagaan. Kenapa sekarang lo kaget kayak rakyat biasa yang masuk keluarga kerajaan sih?" sembur Niken.
"Gue mau pindahin mereka buat home schooling. Tapi nanti gak dapet temen kayak sekarang. Gue gak mau mereka dapet bodyguard. Dari dulu gue gak pernah setuju mereka punya bodyguard."
Niken mengernyit masih menampik jalan pikir Hana. "Tapi memang ada manfaatnya, kan?"
"Mereka perlu dibesarkan selayaknya umur mereka. Gue iri lihat anak lain bisa lari-lari main tanah di taman bareng anak lain sedangkan mereka main plastik dirumah." Hana menceritakan apa yang jadi pertimbangannya.
"They're Gitara. Lo gak usah aneh kalo mereka gak bisa tumbuh besar selayaknya anak-anak dalam bayangan lo. Lo juga udah bangun taman di halaman belakang rumah lo yang di Pondok Indah." Niken mengingatkan bagaimana dulu Hana dan anak-anaknya hidup.
"That's the matter. Selama ini mereka terlalu dibesarkan menjadi Gitara. Gue ingin mereka hanya menjadi Kyra dan Jamie." Sisi keibuan Hana yang menginginkan hal normal ini bahkan sudah timbul dari Kyra baru lahir. ia terlalu tidak menerima bagaimana Kyra diperlakukan selayaknya anak penerus tahta.
"Gue yang hubungin agen bodyguard sekarang. Besok mereka datang gue janji. Lo gak bisa memaksakan kehendak, berjuta orang mau anak mereka menjadi Kyra Gitara dan Jamie Gitara tapi lo ingin mereka hanya jadi Kyra dan Jamie? Gue tahu lo clueless sekarang, gue tahu lo lagi merasakan capek yang amat sangat, please dong lo terima bantuan orang-orang disekeliling lo. At least terima bantuan ini demi anak-anak."
Hana menggeleng, "Gue pikirin dulu, ya?"
"Ok, lo boleh mikirin dari agen mana kita bakal sewa." Cetus Niken mandiri. Ia tahu betul maksud Hana, tapi ia tidak bisa menerima apa yang dia pikirkan padahal di depan matanya ada ancaman yang kelewat nyata. "Nanti gue kirimin profil-profilnya." Lanjut Niken.
Hana tidak percaya dengan apa yang ia dengar namun kembali menyesap tehnya seolah barusan tidak ada hal yang mengganggu.
"Ibu, Om Gilang udah datang!" ini Kyra yang menyusul Ibu serta tantenya di halaman belakang.
Mereka memang mengundang Nesa dan Gilang untuk makan malam bersama karena kali ini Niken dan Alex bisa datang. Namun Nesa dilain pihak tidak bisa ikut karena ternyata sedang survey ke luar kota sementara Gilang perlu melakukan evaluasi rutin. Jadi Gilang hanya bisa datang ketika makan malam selesai.
Hana mengangkat pundak begitu melihat reaksi Niken yang menatapnya seolah bertanya-tanya mengenai apa yang ada di depan mereka kini. Pasalnya Kyra dan Jamie seolah seperti bersantai dengan bapak mereka sendiri alih-alih merasa sungkan terhadap om-om mereka.
Hati Hana serasa dicubit hingga menyisakan rasa ngilu karena suasana rumahnya kini begitu hangat. Ia memikirkan bagaimana nasib Dave diluar sana. Sedang apa ia sekarang? Dan sedang perjuangkan apa dia di detik ini? Pantaskah jika sekarang Hana menikmati apa yang ada di depannya?
Niken menyenggol lengan Hana, "Cheer up, Hana. Gue tahu lo lagi mikirkan apa. Dave pasti mendukung lo buat menikmati suasana ini."
Bibir Hana tersenyum lalu kepalanya mengangguk. Ia menyetujui juga bahwa ia harus melonggarkan pikirannya sekarang. Setidaknya ia senang melihat anak-anaknya sekarang dikelilingi paman dan tante mereka yang baik hatinya.
"Hi, Hana!" sapa Gilang yang langsung direspon dengan senyuman dan anggukan.
"Gilang mulai mereka anggap paman mereka begitu Alex jarang kemari. Kayaknya posisi dia terancam." Canda Hana menyikut Niken yang sama-sama sedang menyimak Kyra dan Jamie bermain dan bercerita.
"Paman dan Tante mereka boleh banyak. Tapi Om Alex dan Tante Niken gak akan tergantikan." Ucap Niken dengan kepercayaan diri penuh tanpa melepaskan pandangannya dari dua bocah gemas yang sudah ia anggap layaknya anak sendiri.
***
Gilang udah mulai ketemu nih sama Niken dan Alex. Apakah ini waktunya mereka mulai bisa solid as friends? Apakah mereka bakal mulai bekerja sama mencari keberadaan Dave atau cuma bakal fokus bantu menghibur Kyra dan Jamie?? Atau malahan bakal curi kesempatan sama Hana? Btw aku post kisah baru dengan nuansa baru, boleh dong kalian tinggalkan tanggapan dan feedback mengenai cerita baruku gimana (spoiler: semoga bikin degdegser ya!) Dan makasih untuk vote yang kalian kasiah❤️
YOU ARE READING
Nobody's Like You season 2
RomanceSequel of Nobody's Like You Hana bersama kedua anaknya-Kyra dan Jamie- kini harus berjuang disaat perusahaan Gradeva Gitara terpuruk. Sementara Dave pergi untuk melalukan hal yang perlu dia lakukan guna memperbaiki semua yang sedang rusak. Dalam tem...