22. My Fault

17.4K 1.9K 571
                                    

(Another Jeno Side)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Another Jeno Side)

"Mari bercerai."

Jantung Jeno berpacu dua kali lebih cepat saat kata-kata itu keluar dari mulut Jaemin. Memang itu tujuannya, tapi entah kenapa dadanya terasa sangat sakit.

"Bagus. Itu yang ku inginkan sejak dulu." Ucap Jeno sarkas.

Air mata mulai berlomba-lomba jatuh dari kedua bola mata cantik Jaemin. Tangannya menutupi mulutnya sambil menunduk. Jaemin menangis tersedu-sedu. Jeno yang melihat itu, sangat besar keinginan nya untuk merengkuh tubuh rapuh Jaemin. Tapi sebisa mungkin ia tahan. Dia sudah mencapai titik ini, tidak mungkin ia gagal kan.

"Terimakasih untuk semuanya, Jeno." Ucap Jaemin dengan suara yang sangat lemah. Lalu pergi meninggalkan Jeno yang masih berdiam diri di tempatnya.

Jeno menatap kepergian Jaemin sendu. Saat dia sudah benar-benar pergi dari ruangannya, Jeno langsung menyenderkan punggungnya ke dinding. Menjatuhkan tubuhnya pelan sambil meremat dadanya yang terasa sangat sakit. Mengacak-acak rambutnya frustasi dan mulai menitikkan air matanya.

Jika kalian pikir hanya Jaemin yang merasa sakit, kalian salah. Disini Jeno juga merasakan sakit yang lebih dalam. Ketika kau melihat orang yang kau cintai menangis karena perbuatanmu sendiri. Menyiksanya, memakinya, agar orang yang kau cintai benci padamu. Dan kau tidak bisa memberitahu yang sejujurnya karena ada sesuatu yang harus di sembunyikan.

Jeno menyalahkan dirinya sendiri yang sudah bersikap bodoh. Jeno menyalahkan dirinya sendiri yang sangat lemah. Jeno menyalahkan tubuhnya sendiri yang tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Dia benci harus seperti ini. Dari ribuan bahkan jutaan orang di bumi, kenapa harus dia yang Tuhan pilih. Kenapa Tuhan memilihnya? Apa tuhan begitu membencinya?

Jeno berusaha bangkit dari keterpurukannya. Dengan mata yang memerah, Jeno mengacak-acak ruangannya. Menjatuhkan segala benda yang ia lihat. Melampiaskan segala emosi yang bercampur aduk pada barang-barang yang tidak bersalah.

Nafas Jeno naik turun. Membenturkan kepalanya sendiri pada dinding. Air mata semakin deras mengalir dari kedua bola matanya. Dia benar-benar frustasi.

Klek!

Jeno melangkah keluar dari ruangannya saat mendengar suara dari lantai bawah. Dia melihat Jaemin di meja makan dengan sebuah tas di gendongannya dan sebuah koper berukuran besar di tangannya. Jaemin meletakkan sebuah benda di atas meja makan. Setelah itu keluar dari rumah dengan isakan yang sempat Jeno dengar. Kemana Jaemin akan pergi selarut ini?

Dengan gerakan tergesa-gesa Jeno turun ke bawah dan menghampiri kotak yang Jaemin letakkan di meja makan tadi. Membukanya perlahan.

Ada beberapa boneka Ryan disana. Jeno tidak mengerti. Dia melihat sebuah kertas yang ada di dalam dan mulai membaca nya.

Hai Jeno.

Aku tau kau tidak akan membaca surat tidak penting ini. Mungkin sekarang kertas ini sudah berada di tempat sampah. Walaupun begitu, biarkan aku berbicara sedikit.

My Pain! • NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang