R&R 46

12 3 0
                                    

Hari ini Reva pulang sekolah bersama dengan Septa, awalnya Reva menolak ajakan Septa tapi ia berpikir dua kali karena jika ia pulang sendirian ongkos untuk memesan taksi online kurang.

Septa mengajak Reva ke suatu tempat, tempat yang sejuk, karena disana banyak pepohonan dan danau yang terlihat indah.

" Lo ngapain ajak gue ke sini? " Tanya Reva dengan heran.

" Gue mau ngomong sesuatu sama lo " Jawab Septa sambil menatap ke arah danau.

" Kenapa ga di sekolah aja, gausah bawa gue kesini dulu " Aneh Reva sambil mengernyitkan keningnya.

" Gue suka sama lo, gue juga sayang sama lo perasaan ini udah tumbuh sejak pertama kali ketemu sama lo " Ucap Septa yang mengutarakan perasaannya pada Reva.

Reva tertawa.

" Kok ketawa si " Heran Septa yang melihat Reva tertawa.

" Lo gausah baper sama perlakuan gue yang kemaren, gue orangnya perhatian sama semua orang " Sahut Reva sambil terkekeh kecil.

" Tapi gue bukan baper soal sikap lo yang kemaren " Kata Septa, membuat Reva menatap wajah Septa.

" Terus? "

" Karena sejak pertama kali gue ketemu sama lo, perasaan itu tiba-tiba muncul di hati gue "

" Sorry ya Sep, gue ga suka sama lo. Gue suka nya sama Revan " Tolak Reva dengan lembut.

" Alasannya? "

" Gue juga gatau kenapa, kalo gue ada di deket Revan rasanya nyaman "

Kali ini Septa di tolak mentah-mentah oleh Reva, padahal ia sudah berusaha agar Reva bisa luluh dan suka kepada Septa. Tapi hasilnya nihil Reva lebih memilih Revan di bandingkan dirinya.

" Gapapa kan gue nolak lo? sekali lagi sorry " Ucap Reva sambil tersenyum.

" Gapapa kok, sekarang kita pulang aja " Ajak Septa sambil tersenyum, senyuman itu berbeda dari sebelumnya. itu adalah senyuman yang menutupi luka di hati Septa.

Di perjalanan mereka berdua tidak ada percakapan sama sekali, yang terdengar hanya suara kendaraan lain. Tanpa Reva sadari ada pengendara motor yang memperhatikan Reva dan Septa. Dia adalah Revan.

" Apa jangan-jangan mereka berdua jadian ya, deket gitu dari kemaren " Batin Revan dalam hatinya. Revan melihat mereka berdua disaat lampu merah menyala dan seluruh kendaraan berhenti.

Reva turun dari motor Septa dan memberikan helmnya kepada Septa, Reva juga meminta agar Septa mampir ke rumahnya tapi malah di tolak oleh Septa.

" Mau mampir? sapa mama atau papa gue gitu " Tawar Reva sambil tersenyum.

" Oh engga, nanti lagi aja soalnya gue masih ada urusan penting " Tolak Septa yang langsung menyalakan mesin motornya lalu pergi dari pekarangan rumah Reva.

Reva masuk ke dalam rumah.

" Assalamualaikum, Reva pulang! " Teriak Reva, tapi tidak ada yang menyahut sama sekali.

" Pada kemana orang rumah " Gumam Reva dengan pelan.

Ternyata semua orang yang ada di rumah sedang berada di kamar Andini, dan sepertinya ada dokter yang memeriksa Andini saat ini.

Reva naik ke atas untuk pergi ke kamar Andini karena ia ingin tahu keadaan kembarannya itu.

" Ma gimana keadaan Andini? " Tanya Reva yang melihat Andini yang sedang tidur.

" Andini harus banyak istirahat, kata dokter dia cuma kecapean aja " Jawab Anita sambil memasang wajah khawatir.

Reva mengangguk lalu duduk di tepi kasur dan memegang tangan Andini, Reva benar-benar tidak mau melihat kembarannya sakit seperti ini.

Revan dan Revaline { On Going }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang