29ㅡ first task; golden egg

1K 223 39
                                    

Riuh di luar kembali terdengar. Tak lama, ia mendengar namanya disebut. Professor mengangguk dan membukakan pintu untuk Seokmin.

"Misimu adalah merebut telur emas sang naga. Kalahkan ia dan jadilah pemenang. Semoga berhasil. Silahkan,"

Derit pintu terdengar, diikuti cahaya terang dari luar membuat Seokmin menyipitkan matanya. Satu langkah pertama dan ia berusaha menyesuaikan keadaan di depannya. Ia bisa melihat ada banyak siswa-siswi dan para pengajar menontonnya dari tribun, termasuk teman-temannya. Ia bisa melihat Soonyoung, Mingyu, Eunha, Yerin, Jiho dan Chaeyeon yang bersorak untuknya dari tribun tengah, juga Yuna yang mengacungkan kepalan tangan padanya.

Seokmin tersenyum dan beralih memerhatikan sekelilingnya. Bukit batu yang tajam menjadi medan pertempurannya dengan sang naga. Seokmin tahu kalau ini tidak akan mudah.

Sambil memikirkan strategi apa yang akan ia gunakan sebagai langkah awal, ada satu hal yang menarik perhatiannya.

Telur emas yang berada tepat di tengah-tengah bebatuan tinggi yang tajam.

Seokmin menengok ke kanan dan ke kiri. Tidak terlihat tanda-tanda sang naga.

"Baiklah, sepertinyaㅡ"

BRAK!!

Seokmin menghindar dengan cepat saat naga itu menyerang tiba-tiba, entah darimana. Hantaman dari ekor berduri naga itu membuat Seokmin terpental dan punggungnya menghantam batu besar di sisi kanannya, beriringan dengan pekikan kaget seisi tribun. Buru-buru ia bangkit dan bersembunyi di balik batu besar lainnya dan mengendap-endap melewati sela-selanya.

Nyeri. Seokmin meringis pelan menahan sakitnya. Bisa dipastikan ada lebam besar di punggungnya.

Naga itu berada di sisi lain arena, perlahan berjalan ke arah batu dimana Seokmin bersembunyi.

Menyadari hal itu, Seokmin perlahan berjalan ke batu besar lainnya untuk memperbesar jaraknya dengan sang naga. Sialnya, sepertinya naga itu sudah mengetahui dimana Seokmin berada. Semburan api keluar dari mulut sang naga, menerpa batu besar yang menjadi satu-satunya tameng Seokmin.

Seokmin mengambil keputusan cepat dan beresiko. Ia berlari menuju batu lain karena batu di belakangnya dirasa tak tahan lagi menahan semburan api dari sang naga. Pekikan dari tribun membuat detak jantung Seokmin semakin kencang. Sepersekian detik ia gunakan untuk menengok ke belakang dan mendapati sang naga yang kembali berjalan ke arahnya.

"Seokmin!! Gunakan tongkat sihirmu!!"

Seokmin mendengar teriakan Yuna dan Soonyoung dari tribun. Tangan kanannya memang sudah menggenggam tongkat sihirnya sejak tadi, tapi lidahnya kelu. Otaknya seolah-olah sudah melupakan semua hal tentang mantra yang dipelajarinya di kelas Prof. Flitwick.

"Uh, mantra peledak, stuㅡ" Seokmin berusaha mengingat-ingat, tapi disaat itu ia lelah dan sang naga rupanya berhasil mengejarnya.

Samar-samar didengarnya suara Yuna dari arah tribun. Ia berbalik ke belakang dan naga besar itu menghantamkan batu besar ke arahnya.

"Seokmin! Di belakangmu!!"

Secara spontan Seokmin mengayunkan tongkatnya ke arah sang naga dan mengucapkan salah satu mantra yang bisa diingatnya.

"Stupefy!"

Naga itu terlempar ke tanah, tak begitu keras namun berhasil memberi Seokmin beberapa detik untuk berlari dan bersembunyi di batu besar lainnya. Ia merangkak menuju sela-sela bebatuan, mencuri-curi waktu untuk sekedar menarik nafas dan menoleh ke arah tribun di mana teman-temannya berada. Perhatiannya teralih pada jalan kecil diantara bebatuan. Mungkin ia bisa menyelip melalui jalan kecil itu untuk bisa sampai di telur emas.

houses • hogwarts lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang