Bagian 12 : Hujan

92 22 9
                                    

"Terima kasih sudah hadir dalam hidup.
Dengan berani menghapus awan kelabu yang bersemayam dalam diriku. Aku mencintaimu, berandalan yang repot-repot membawakan ku pelangi 7 warna."

-Alicia Maurine

🍀🍀🍀

Gepeng, Kevin dan teman-teman yang lainnya masih berada di luar kota. Sudah satu hari sejak Noullan pergi. Kini mereka berkumpul di ruangan temaram dengan hiruk-pikuk suara muda-mudi.

"Noullan kenapa balik buru-buru gitu, bro?" Seorang pria bertanya kepada rekan-rekannya seraya menerima lemparan sekaleng bir.

Mereka semua menggeleng kompak.

"Gak tau, kayaknya masalah penting," sahut salah satu dari mereka.

"Iya, penting banget. Saking pentingnya mungkin tsunami hujan badai pun tetap ditempuh sama dia." Gepeng berceletuk keki. Ia tidak terima ditinggal begitu saja oleh Noullan.
Pemuda itu sudah setuju akan memegang gitar 1 saat mereka perform. Tapi sekarang, ia malah meninggalkan acara begitu saja tanpa alasan yang jelas.

"Cemburu Lo? Makanya cari pacar. Jangan tempelin Noullan mulu." Kevin menyindir dan melempar kulit kacang ke wajah Gepeng.

"Ngaca bangsat! Yang jomblo abadi disini tuh elu!" Kalimat yang lontarkan Gepeng lantas membuat semua orang di dalam ruangan itu tertawa.

"Noullan punya pacar?" Suara serak seorang gadis disana menyela obrolan mereka. Gadis yang sedang bergelayut manja di lengan seorang pria itu menunjukkan raut kecewa.

"Kenapa? Patah hati 'lagi' Lo?" Pria itu mengeratkan rangkulannya. Membuat si gadis meringis kemudian memukul lengan besar itu dengan kesal.

"Enggak! Patah hati kenapa juga? toh gak ada hubungannya sama gue!" Jawabnya sewot, ia berpindah duduk mendekati Kevin. Menghindari pria berlengan kokoh yang merangkulnya sebelumnya.

"Hahah! Bertepuk sebelah tangan..! sudah biasa..!" Kevin meledek Sharla dengan tampang menyebalkan. Kevin ini memang paling profesional dalam hal ledek-meledek. Terbukti dengan wajah Sharla yang sudah berlipat-lipat memandangnya sekarang.

"Apaan sih, Vin. Oh iya, btw, siapa pacar barunya? Paling seminggu lagi juga putus kayak yang udah-udah." Sharla bertanya cuek. Pura-pura cuek tepatnya.

Kevin mengusap-usap dagunya serius. Ia menyipitkan matanya, memancing rasa penasaran orang-orang yang berada di ruangan itu.
"Kayaknya tebakan Lo kali ini bakal salah, Shar," ucapnya menatap penuh kepada gadis ber-tatto elf di bagian lehernya itu.

Sharla menaikkan sebelah alisnya. Sangsi akan kalimat Kevin. Namun ia tak lanjut bertanya, takutnya teman-teman yang lain benar-benar curiga bahwa ia menyukai Noullan. Padahal mereka hanya berteman, tidak lebih.

***

Gadis itu terbangun dari tidurnya saat jam dinding menunjukkan pukul 3 pagi, ia merasakan sebuah tangan kekar menelusup di balik bajunya.
"Oh my Gosh! Shit! Kamu ngapain tidur disini?!"

"Hmmghh apa sih Al, ganggu aja tengah malam teriak-teriak," lelaki itu bergumam tak jelas, nyawanya belum terkumpul dan beralih tidur membelakangi Alice.

For the Moon & the Night Sky [SEMI HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang