~Vee Vivis~
'Phi sudah di kantin.'Pesan itu tersampaikan, walau belum terbaca, sebab ku tahu kekasihku masih di tengah perkuliahan.
Kekasih,
Kata itu membuat hatiku membuncah. Tak ada lagi status tersembunyi. Dengan bangga aku mengatakan Mark kekasihku pada semua orang. Bebas memanjakannya dimana pun."P'Mark masih lama? Hmm rindu."
Dua bocah kembar berseragam sekolah dengan gigi behel datang bergabung. Satunya menyeruput jus jeruk, lainnya dengan jus kiwi. Kue tart kecil dengan rasa teh hijau menemani mereka.
"Kenapa mencari Mark? Ada P'Neua disini."
Si playboy Neua masih bersemangat menggoda salah satu si kembar, Pharam, yang hanya mendapat dengusan.
"Phi harus berusaha lagi mendapatkan kembaranku." Timpal kembarannya, Pralak.
"Apa perlu Phi melamar Pharam saat kalian ulang tahun nanti?"
"Big no."
"Ayolah...."
"Daripada dengan seorang playboy, lebih baik menjadi kekasih P'Vee."
Pharam bergelayut di lenganku. Tidak mungkin aku melepaskan dia yang sebenarnya itu gurauan. Berharap saja Mark belum sampai, sebab Mark merupakan tipe orang pencemburu besar sepertiku.
"Jika Nong menjadi kekasih P'Vee, maka aku yang menjadi kekasih P'Neua."
"MARK/P'MARK." Kami semua menoleh ke belakang dengan berteriak kaget. Suara Mark datar tidak ada nada bercanda di dalamnya.
Deg
Mata itu menusuk tepat ke arah dimana tadi Pharam menempel padaku.
"P'Mark, Pha-Pharam tidak bermaksud mengatakanku itu, hanya bercanda. Sungguh. Itu untuk menggoda P'Neua saja."
Mark tidak menjawab, dia masih mematung di tempatnya. Aku menghampiri dia, memegang tangan halusnya yang tidak ditolak atau dibalas. Tidak peduli jika kami menjadi tontonan bagi mata pengunjung.
"Baby jangan mengatakan itu lagi, hm? Pharam hanya bercanda."
"Umm." Jawaban Mark malas.
"Sekarang duduk, Mark dan teman-teman Mark lapar kan? Phi akan memesan untuk Mark."
"Tidak perlu Phi, Mark akan membeli bahan praktik jadi sekalian makan di luar."
"Mark tidak bilang kalau akan ada praktik?" Curiga, Mark mengatakan itu hanya alibi belaka.
"Baru saja diberitahu."
"Baiklah nanti Phi jemput."
"..." Lagi, Mark tidak menjawab.
"P'Mark, maaf."
Pharam masih merasa bersalah. Mungkin jika Mark biasa saja suasana tidak setegang ini.
"Apa yang perlu aku maafkan?"
"Uhh, i-itu tentang perkataan tadi dan menempel pada P'Vee."
"Huft, tidak apa. Tapi-"
Was-was kami menunggu kalimat selanjutnya. Sebelum netra Mark menatap padaku.
"-aku tidak bercanda. Jika aku tidak dengan P'Vee, maka aku akan mendapatkan lainnya."
"Mark!?" Pemikiran gila apa itu? Tidak akan Mark dengan lainnya, harus dengan aku.
"Jangan pernah berpikiran bahwa Phi akan melepas Mark. Tidak akan pernah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession || VeeMark / YinWar [End]
FanfictionKetika jarak adalah hambatan Waktu kan menjadi cobaan Apakah cinta masih ada saat dipertemukan Atau ternyata itu obsesi dari dua insan Vee Vivis Wong, sang pewaris dua kerajaan yang merupakan mahasiswa teknik tahun ketiga, memiliki kekasih sejak ke...