Hyuuga Hinata adalah seorang gadis biasa dan Sasuke tahu akan hal itu, namun sekarang berbeda, Uchiha Hinata adalah nama barunya dan dengan gadis itu yang sudah menjadi istrinya tentu saja semua orang menaruh banyak perhatian padanya. Baru saja pihak rumah tangga keluarga kerajaan sedang mencoba menyelidiki dalang dibalik kegagalan perlombaan yang terjadi dan juga kasus yang menimpa Hinata. Dan sekarang gadis itu tengah beristirahat di ranjangnya yang hangat, sejak tadi Sasuke hanya duduk di samping ranjang–mendengarkan nasihat dokter pribadi Istana dan juga memperhatikan beberapa hal yang lain, walaupun mereka menikah karena janji perjodohan dan juga mengadakan kesepakatan bersama, Sasuke hanya merasa bahwa Hinata masihlah tanggung jawabnya. Terlebih berkat statusnya yang berganti menjadi Putri Mahkota, Sasuke merasa bahwa dirinya harus memperhatikan Hinata walaupun mungkin memang tidak bisa berbuat lebih banyak dan hanya bertahan beberapa tahun kedepan.
"Ayah... Ibu... " Sasuke sedikit bisa mendengar bahwa Hinata tengah menggigau dalam tidurnya. Lelaki itu menjadi iba dan sebenarnya ingin membelai pipi Hinata namun suara Kakashi yang tengah mendekat padanya, membuatnya mengurungkan diri.
"Yang Mulia." Suara Kakashi yang lirih membuat Sasuke menoleh padanya dan kemudian dengan lembut Sasuke menaikan selimut Hinata agar mencapai dagunya. "Maaf mengganggu waktu anda, Sasuke-sama."
"Katakan." Sasuke bangkit dari duduknya.
"Pangeran Sai ada di sini, beliau bertujuan untuk menjenguk Putri Mahkota." Kakashi menjawabnya dengan lembut dan sedikit merasa bersalah karena mengganggu waktu berharga kedua pasangan tersebut.
"Biarkan dia masuk." Mendengar bahwa saudara sepupunya kemari, berniat menjenguk Hinata sedikit membuatnya terkejut namun dilihat dari segi manapun, Sasuke tahu bahwa Sai sedikit tertarik pada Hinata.
"Bagaimana keadaan Hinata?" Sai membawa satu buket bunga aster putih yang harumnya menenangkan–melambangkan sebuah kasih dan kesabaran, kemudian Sai memberikannya kepada pelayan Putri Mahkota untuk menaruhnya di dalam vas bunga.
"Semuanya baik-baik saja, tidak ada luka serius." Sasuke menjawabnya dengan datar. "Duduklah, Sai." Dengan begitu Sai ikut duduk di sofa yang dipersiapkan di kamar Hinata.
"Aku dengar pihak Istana sudah mengirim beberapa detektif dan sedang menyelidikinya."
"Begitulah." Sasuke masih menjawabnya dengan datar dan Sai yang mendengar hal ini menjadi sedikit emosi.
"Apakah kau sama sekali tidak khawatir dengan Hinata? Dia istrimu." Ucap Sai kemudian dengan sedikit mengerutkan dahinya.
"Tentu saja aku khawatir." Sasuke mengatupkan giginya–menahan kekesalannya. "Akan lebih baik kalau aku bisa tetap tenang dengan kondisinya yang seperti itu." Obsidiannya yang hitam memandang Sai dengan tajam.
"Maaf aku hanya khawatir padanya, aku hanya senang bahwa seseorang yang kukenal dan bisa membuatku cepat beradaptasi di Jepang adalah Hinata." Sai mencoba tenang dengan perangai Sasuke yang selalu sulit ditebak itu. "Aku senang dengan kehadiran Hinata di kelas ataupun di Istana, karena itulah aku benar-benar mengkhawatirkannya."
Sasuke sudah tidak tahan lagi. "Bukankah kau perlu memanggil Hinata dengan gelarnya?" Ia mengatakannya dengan tenang. "Tidak apa-apa ketika kita hanya bertiga atau saat di sekolah, tapi aku rasa kau perlu berhati-hati saat di depan para tetua dan di Istana." Sang Putra Mahkota menatap Sai kembali dengan senyuman tipis yang sebenarnya Sai cukup bisa menangkap ada pesan dibalik sikapnya itu. "Terutama di depan Ibu Ratu."
Mendengar hal ini, Sai hanya bisa tersenyum tipis. "Ya, kau benar." Apa yang dikatakan Sasuke memang tidak salah. "Ibuku sudah memperingatkanku juga. Baik, aku akan berhati-hati mulai sekarang." Menjawabnya dengan tetap tersenyum, Sai mencoba berpikir positif terhadap Sasuke.
KAMU SEDANG MEMBACA
♔Prince And Princess♔
FanficPrince and Princess "Perjodohan ini membuatku muak, bagaimana kalau kita membuat kesepakatan saja?" "Untuk apa?" "Tentunya untuk sama-sama menguntungkan kita berdua, keluargamu yang terbebas dari para lintah darat dan aku yang memiliki kebebasan leb...