Bagian 3
Banyak orang berkata bahwa tahun pertama pernikahan adalah hal tersulit untuk bertahan. Bagaimana kebiasaan lama berubah, bagaimana menyikapi sifat pasangan yg sesungguhnya dan menghadapi masa sulit dengan ego yg cukup tinggi karna tak ingin kalah.
3 bulan pernikahan mereka, Jimin baru tahu kalau suaminya Namjoon punya kekuatan super yg sangat luar biasa yaitu God of Destroyed. Terbukti dari 2 bulan terakhir Namjoon meengganti ponsel sebanyak 6 kali karna hal sepele.
Lupa dan terkadang ia mendudukinya hingga layarnya pecah. Terakhir adalah yg terburuk, ia melempar ke udara ponsel pintarnya itu ke udara setelah menerima kabar bahwa ia berhasil mendaftarkan agensinya ke pasar saham dan berakhir dengan hancurnya si ponsel dengan kondisi mengenaskan.
Bukan hanya ponsel, kacamata, tablet bahkan pulpen bisa berakhir tragis dan membuat tangannya berbelepotan tinta hitam. Ngomong ngomong Jimin ada di bersama Namjoon ketika Namjoon mengeluarkan kekuatan supernya itu.
6 bulan sudah mereka lalui, mereka semakin saling mengerti dan memahami sikap yg di tunjukan masing masing selagi bersama dan ada di rumah. Setidaknya sekarang mereka cukup baik dalam berteman dan menjadi sedikit lebih akrab dari sebelumnya.
Terkadang Mereka menghabiskan malam di akhir pekan dengan menonton layar lebar di rumah hingga larut. Bahkan terkadang ke2nya tertidur di atas sofa bersama.
Atau Namjoon yg mengajak Jimin makan bersama di luar sesekali untuk menghindari kejenuhan Jimin dan berbelanja kebutuhannya di mall.
Namjoon bukan orang yg perhitungan. Terbukti dengan ia yg menyerahkan kartu black cardnya untuk Jimin pakai bersenang senang atau sekedar berbelanja pakaian atau apapun.
Meski Jimin menolak keras seperti biasa dan menghadirkan perdebatan alot pada akhirnya Jimin menerima dan mengambil kartu itu meski sampai detik ini Jimin belum menggunakannya sama sekali.
Meski ia berhenti bekerja, pundi pundi dari tanaman sahamnya di bursa efek masih berjalan. Dan itu tak menghentikan sumber pendapatan yg nominalnya cukup besar.
"Besok malam kita akan pergi ke rumah orang tuaku. Ibu dan ayah akan mengadakan makan malam keluarga besar." Kata Namjoon memberitahu Jimin saat mereka makan malam.
"Keluarga besar?"
"Ya." Namjoon meneguk air minumnya. "Karna besok aku ulang tahun."
"Uhhuk.." seketika makanan yg Jimin telan terasa ingin keluar semua.
"Hati hati." Namjoon memberikan sebuah sapu tangan dan segelas air pada Jimin.
"Maaf." Jimin mengusap mulutnya yg basah dan segera meminum air yg telah di suguhkan Namjoon.
Dalam hati Jimin merutuk. Bagaimana ia bisa sampai tidak tahu ulang tahun suaminya sendiri. Meskipun mereka belum mengiyakan hubungan suami istri ini. Setidaknya mereka sudah berteman kan.
"Aku akan pulang lebih awal besok. Kau tidak ada jadwal apapun kan di sore hari?"
"T-tidak ada." Jawab Jimin mendadak gugup.
"Bagus. Besok akan ku kabari lagi akan pulang jam berapa." Pria berlesung pipi itu tersenyum. Dan membuat Jimin merona malu.
Kini dia benar benar tak bisa tidur sekarang. Memikirkan bagaimana bisa ia melewatkan hari lahir suaminya. Bahkan 2 jam lagi menuju pergantian hari dan dirinya tak punya persiapan apapun untuk sekedar memperingati atau memberi kesan sebagai istri yg baik.
Bolehkah ia keluar sebentar untuk sekedar membeli kue ulang tahun?
Mungkin tak apa keluar sebentar tanpa meminta izin dari suaminya. Lagipula ia ingin sekali memberi sedikit kejutan pada suaminya meski hanya dengan sebuah kue.
Jimin tahu betul kalau sudah jam 10 ini suaminya akan masuk ke dalam kamar, atau sibuk dengan komputer dan table mixing di Rkive studio miliknya.
Dengan segera ia mengambil coatnya dan pergi ke luar dengan supir untuk membeli sebuah kue ulang tahun.
.
Namjoon melirik Jam dinding di sebrang ruang yg menunjuk angka di jam setengah 12 malam lebih 10 menit ketika ia menyelesaikan pekerjaannya membuat lagu.
Matanya tertuju pada meja kecil di sebelahnya yg kosong. Tumben Jimin tak memberikannya camilan malam dan secangkir kopi untuk menemaninya bekerja. Biasanya Jimin akan mengiriminya sebaki makanan ringam dan secangkir kopi jika tau Namjoon akan bekerja di studionya.
Apa istri kecilnya sudah tidur?
Dengan rasa penasaran, Namjoon pergi ke kamar Jimin dan mengetuk pelan kamar Jimin tapi tak ada jawaban. Semakin penasaran Namjoon memutar knop pintu yg ternyata tak di kunci dan masuk. Ruang kamar Jimin kosong.
Masih penasaran dimana Jimin berada, lantas Namjoon turun ke lantai bawah. Mungkin saja Jimin ada di dapur untuk sekedar minum atau mungkin nonton di ruang tengah dengan tv yg lebar seperti layar bioskop.
Namjoon memijit pelipisnya, merasa pusing karna sudah mengitari rumah besarnya yg hampir sebagian lampunya sudah mati karna waktu yg sudah cukup larut tapi tak juga menemukan Jimin. Samar samar ia mendengar suara pintu terbuka dari arah depan.
Mata sipit yg di lapis kacamata itu terus meperhatikan siapa yg baru saja masuk dengan mengendap endap.
"Kamchagiya." Pekik Jimin memegang dadanya sendiri melihat Namjoon yg tiba tiba saja sudah ada di ruang tamu dengan wajah datar dan lampu temaram.
"Kau darimana?" Tanya Namjoon penasaran penuh penekanan.
"A-aku emm.. me-mencari a-angin malam." Jimin tersenyum kikuk setelah tertangkap basah Namjoon.
"Mencari angin malam? Sedingin ini?"
"Aku tidak bisa tidur. Makanya berjalan jalan di luar sebentar." Sanggahnya cepat.
"Ini sudah larut. Kenapa tak datang ke studioku dan bilang. Aku bisa menemanimu."
Akankah Jimin dalam masalah sekarang? Melihat wajah Namjoon yg mendadak tegas membuat Jimin menciut. Namjoon terlihat siap meledak kapan saja.
"Ma- maaf." Cicit Jimin menunduk takut.
Melihat si istri yg ketakutan membuat Namjoon menurunkan ego nya dan meluruh.
"Tidurlah. Ini sudah sangat larut." Titahnya.
Tanpa bicara apapun Jimin menghambur dan segera naik ke atas tanpa bicara apapun. Helaan nafas panjang terdengar lirih keluar dari hidungnya. Lalu ia melangkahkan kaki gontai naik ke atas menuju kamarnya.
"Selamat ulang tahun, Rap Monie."
Wajah Namjoon yg semula tertunduk seketika terangkat. Menangkap sosok Jimin yg berdiri di ambang tangga atas dengan sekotak kue ukuran sedang dan lilin menyala. Tak lupa hiasan cantik dan foto kecil wajah Namjoon tertancap di atas kue.
Rap Mon adalah nama terkenal Namjoon sebagai produser. Dan Jimin suka nama itu.
"Maaf aku berbohong padamu. Aku keluar bersama pak Song untuk mencari kue ulang tahun." Katanya memberitahu Namjoon yg masih tertegun.
Namjoon tersentuh. Sungguh baru kali ini ulang tahunnya terasa begitu sederhana namun menghangatkan hatinya.
Terima kasih Jimin.
.
.
.
.
.
.
.
._TBC_
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Marriage Life Namjoon And Jimin || NamMin
Fanfiction[Complete] seFruit kisah kehidupan pernikahan antara pria penghancur segala dan pria mungil menggemaskan. Rate : 18+ Mature Marriage Life Fluffy Male Pragnant Boys Love ⚠ Mengandung Uwu Cover book edit by Dadedo Semua gambar yg ada di buku di ambil...