𝒄𝒉𝒐𝒊, 𝒌𝒊𝒎, 𝒋𝒐┋²⁰²⁰
☾𝐟𝐚𝐜𝐭☽ ⌇ ༶
✂ — — — — — — — — — — — —
Yena keluar dari toilet, sedikit merapikan kembali pakaiannya yang sudah sempat dirapikan di toilet tadi. Kemudian ia melangkah agak berat. Kepalanya tiba-tiba pening, penglihatannya seperti berbayang dan tubuh memberi iringan Yena untuk jatuh, tapi ia menguatkan diri, ia mencoba berpegang pada tiang tiang, melangkah goyah dengan sakitnya. Tapi percuma, Yena ambruk setelahnya.Yena perlahan membuka mata, sedikit-sedikit cahaya menyapa indra. Beberapa kali ia melenguh, kepalanya masih terasa di tusuk-tusuk. Perutnya juga sakit minta asupan, padahal makan siang tadi belum lebih dari satu jam ada di perutnya.
Setelah mata terbuka sempurna Yena melihat sekeliling, sekejap ia beradaptasi dengan cat putih dinding, perlahan mengamati. Bangsal tidur, lemari obat, tirai hijau di sisinya, alat ukur tinggi badan, penimbang berat badan, meja dengan banyak kertas disana serta alat lain khas ruangan ini. Yena sudah tahu ini ruang UKS. Padahal saat itu Yena masih ingat pasti dia di dekat toilet.
"Gimana Yen?" suara ibu paruh baya menyapa telinganya, ia mengalihkan pandangan pada arah pintu. Setelah pintu ditutup dokter penjaga UKS — biasa dipanggil ibu Park. Ia lengkap dengan balutan snelli menghampiri Yena dengan segelas teh manis ditangannya.
Yena mendudukan diri, sedikit susah payah dilakukan, berkat bantuan ibu Park Yena sempurna duduk dengan tubuh lemas.
"Kamu minum dulu ini, abis itu makan baru minum obat"
Yena mengangguk tanpa tenaga, kemudian meminum teh manisnya dengan bantuan wanita akhir tiga puluhan itu.
Rasanya sedikit lega kala beberapa tegukkan melewati tenggorokkan, tubuhnya sedikit diberi tenaga juga kehangatan walaupun tubuhnya tak kedinginan.
Pintu tiba-tiba dibuka dari luar agak kasar, tak terbanting pintunya, seperti yang Yena tahu pemuda itu punya sopan santun.
Renjun sedikit mengatur nafas sebentar dan menyerka keringat lalu menutup pintu, menghampiri Yena dan bu Park dengan plastik putih khas minimarket di jinjing di tangan kanan.
"Ini bu" kata Renjun, tangannya menyerahkan bawaannya.
Bu park mengambilnya, membuka lalu menyuruh Yena makan semuanya.
Yena menurut mengambil roti kemudian memakannya perlahan.
"Jun, kamu gak ada kelas?" tanya bu Park pada Renjun
Renjun mengangguk "Iya bu, katanya pak Sam ada diskusi dadakan sama komite sekolah. Di kelas saya gak papa main di lapangan asal jangan keluyuran"
Renjun dapat jackpotnya, bukan Renjun bukan akan bermain. Tapi saat dititah membeli beberapa makanan untuk Yena yang ia gendong ke UKS karna pingsan di dekat toilet, Renjun tak perlu bolos kelas, Renjun paling anti dengan yang satu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
round and round
Fanfiction❝ nyari rumah kemana si? ft. yena, chaewon, yuri -note; crackpair -status; ongoing ©tydnco, 2O2O project