☆ Happy reading ☆
_____» Chapter 3 | Di sini? «
SIAL! Aku ketahuan.
Sesaat setelah Ayas mengatakannya, aku tidak tahu lagi bagaimana keadaan wajahku. Pastinya ekspresiku lepas kendali karena rasa malu yang luar biasa. Dan seolah tak mempermasalahkannya, sebelum dia pergi, Ayas sempat memberiku seulas senyum kecil.
Entah apapun maksudnya, sekarang harga diriku benar-benar luntur.
"Muka gue mau ditaruh mana, Ya Tuhan?" Aku mengusap-usap wajah dan tidak sengaja melihat ke arah garasi yang masih kosong. Papa masih belum pulang.
Dengan langkah gontai, aku berjalan ke pintu utama. Suara televisi yang menyala di ruang keluarga terdengar samar begitu aku membukanya. Dari sana aku tahu bahwa Mama masih terjaga.
"Shaka pulang," kataku seraya menutup pintu di belakangku.
Saat aku melintas dari lorong ruang tamu menuju kamarku yang ada tepat di sebelah meja tv, aku memergoki Mama sedang menonton film horor yang kuketahui berjudul The Others. Ditangannya ada mangkuk yang berukuran lumayan besar dan salah satu kaki Mama naik ke sofa.
Mama tidak jadi menyuap mie kuahnya begitu melihatku sedang mematung menatapnya.
"Kok baru pulang sih, Ka? Dari mana aja sampai lupa sama Mama? Mama takut banget loh dari tadi sendirian di rumah. Kamu ini anak tunggal kok nggak ngertiin Mamanya sama sekali sih?" omelnya.
Aku menatapnya datar. "Kalau Mama takut, nggak mungkin Mama enjoy nonton The Others sendirian, makan mie kuah, duduknya begitu, lagi."
Mama nyengir. "Kan biar totalitas takutnya."
"Udah nggak heran," gumamku.
"Arshaka mandi dulu, ya, Ma." Aku melenggang masuk ke kamar.
"Iya, sana. Eh, dibikinin mie mau nggak? Sekalian Mama mau ke belakang nanti." tanya Mama sedikit berseru.
Aku yang sedang mengambil baju di lemari jadi membayangkan nikmatnya makan mie malam-malam. Apalagi hawa diluar tadi agak dingin untukku yang hanya mengenakan jersey basket. "Boleh! Dikasih cabe juga ya, Ma," sahutku.
"Urusan gampang itu. Kamu mandi dulu aja."
"Iya!"
Papa pulang tepat ketika aku keluar dari kamar, bersamaan dengan Mama yang datang dari dapur sambil membawa semangkuk mie. Terlihat sekali bahwa ujung bibir Papa bergetar. Papa berusaha keras untuk tidak mesam-mesem karena ada aku di antara mereka berdua.
Maklumi saja. Pak Tua yang kupanggil Papa itu memang terkenal tinggi gengsinya.
"Buat siapa?" tanya Papa.
"Buat Shaka. Mas Rezy mau aku bikinin juga?" Mama tersenyum hangat pada Papa dan meletakkan mangkuk mie itu di hadapanku yang sudah duduk tenang di sofa, menyimak iklan sembari sesekali melirik kedua orang tuaku.
Seulas senyum kecil akhirnya terkuak juga. Namun, Papa menggeleng. "Makasih. Mas mandi dulu aja," katanya sebelum mengecup kening Mama dan masuk ke kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Scars (BHS #1)
Genç Kurgu♠ Broken Heart Series 1 ♠ ♪ Theme song: Marry Me by Thomas Rhett ♪ Arshaka Yugo Gevandra memang terlahir menjadi sesosok anak laki-laki yang pendiam, tidak banyak tingkah, dan tidak pernah neko-neko. Kehidupannya lurus-lurus saja sebelum dia bertemu...