14. Mr. Chan's Residents

312 82 28
                                    

BI dan Z menyusuri mansion yang katanya milik Mr. Chan. Meski semua tempat tinggal di distrik itu disebut mansion karena lahannya yang luar biasa luas, Z dan BI sama sekali tidak menganggap tempat yang mereka masuki sebagai mansion.

Daripada itu, mereka malah merasa seperti masuk ke kastil jaman Victoria. Mereka tahu kalau semua tempat tinggal di distrik itu sudah ditinggal pemiliknya beberapa tahun belakangan. Tapi keadaan mansion yang mereka masuki jauh lebih rusak dibanding mansion lain yang sama-sama ditinggal.

Lihat saja taman dan jalanan masuknya. Begitu gelap karena terdapat banyak sekali pohon besar. Belum lagi keadaan aspal jalanannya yang rusak. Ditambah dengan bangunan mirip kastil yang sekarang sudah ada di dekat mereka. Benar-benar seperti bangunan tempat bersemayamnya tokoh dalam cerita fantasi.

"Apa lima tahun lalu, mereka tidak menyadari ada yang aneh?" gumam Z mempelajari bangunan di depannya dalam persembunyian mereka.

"Entah. Kau tahu kan, orang kaya memang cenderung aneh. Mungkin mereka pikir ini adalah seni," jawab BI. "Jadi apa kita akan masuk diam-diam atau ...?"

"Sebaiknya jangan memprovokasinya. Ia memiliki sandera di sana kan?"

"Benar juga. Kalau begitu, apa rencanamu?"

"Mengintai," ujarnya sambil menyodorkan sebuah teropong digital. "Aku disini, kau di belakang. Kabari aku jika ada sesuatu yang mencurigakan. Aku akan melakukan yang sebaliknya juga."

Setengah jam telah berlalu sejak keduanya berpisah. Dan kini BI sedang mengintai Mr. Chan yang baru saja keluar dari balik lemari. Sesuai perkiraan, Mr. Chan memiliki ruang rahasia.

"Hei, Z! Aku menemukannya. Ada sebuah ruang tersembuny ...." BI terbelalak terkejut saat ia mendapati manik mata Mr. Chan seperti memandang ke arahnya. Bukan hanya sebentar, tapi cukup lama. Jika saja Z tidak berkali-kali memanggilnya, ia pasti masih membeku menatapnya.

"Kau kenapa?"

"Mr. Chan sepertinya menyadari keberadaanku. Tapi yang menakutkan adalah matanya. Itu bukan mata manusia, Z. Kurasa kita harus berhati-hati," desisnya.

"Apa maksudmu?!" Bukan Z yang bertanya, tapi Jisoo yang sejak awal memang masih memantau keadaan melalui earpiece.

"Z! Get ready!" pekik BI pelan. Ia mengantongi teropong kecil yang diberikan oleh Z, lalu bersiap mensenjatai dirinya dengan dua bilah pisau berburu.

Begitu pula dengan Z. Meski ia menggunakan tangan kosong, ia tetap harus waspada.

Tidak sampai semenit peringatan BI, Mr. Chan tiba-tiba saja sudah berada begitu dekat dengan BI. Lebih tepatnya berada di bawah pohon tempat BI bersembunyi sambil menengadah. Diiringi seringai menyeramkan dengan mata yang memerah seperti sedang tidak sadar akibat pengaruh obat.

"What the hell?" umpat BI. Dia terkejut, tentu saja. Siapa yang tidak akan terkejut ketika mendapati kalau orang yang diincarnya tahu-tahu sudah ada di dekatnya. Dengan raut wajah menyeramkan pula. Rasanya seperti menonton film horror secara nyata.

"Ada apa?" telinganya menangkap nada khawatir Z yang diucapkan berulang. Namun daripada menjawab, BI hanya mengatakan kalau ia akan menyerang.

Dan disinilah ia, berhadapan langsung dengan Mr. Chan. Bagaimana pun, Mr. Chan sudah tahu keberadaannya. Jadi untuk apa terus bersembunyi.

"Kau tidak akan bisa mengalahkanku, anak muda," peringat Mr. Chan. "Tubuh yang ditemukan polisi-polisi bodoh dan korup itu hanya sebagian kecil dari karyaku. Karya yang sengaja kubuang karena tidak sesuai dengan seleraku," kekehnya.

Mr. Chan lalu mulai melangkah memutari tubuh BI. Dibarengi dengan tatapan waspada oleh BI.

"Aku itu moody, anak muda. Jadi saat aku menciptakan karya, mood-ku mudah berubah. Jika aku tidak menyukainya, maka aku jijik menyentuhnya. Berbeda jika aku menyukainya. Aku akan mengawetkan bagian-bagian indah di tubuh mereka satu-persatu. Seperti betapa aku menyukai mata waspadamu!"

The Angel Of Death - FinaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang