PROLOG

101 36 3
                                    

Jangan lupa di Cek Mulmed-nya!!
Itu thriller MEMORIES.
Semoga suka ya?

~Rina anjani~


***
BRUK. Tubuhnya menghantam kuat lapangan sekolah, kepalanya terasa perih dan sakit. Di sana di bagian kepala belakangnya keluar cairan merah. Pandangan cowok itu menjadi buram, kepalanya terasa sangat pening. Tubuhnya sakit luar biasa. Pandangan terakhir yang cowok itu lihat adalah langit hitam kelam bertabur bintang-bintang serta cahaya bulan. Antara sadar dan tidak sadar cowok itu mendengar suara orang berjalan menghampirinya dan berteriak histeris. Sebelum dirinya benar-benar tidak sadarkan diri, dia sempat menggerakan jari telunjuknya pelan. Lalu, setelah itu cowok itupun benar-benar memejamkan matanya.

Bagaikan tersambar petir, Asmyta mendengarkan penuturan dari polisi. Hatinya berdesir kuat saat mendengar berita kecelakaan itu. “CEPAT!!! TOLONG SELAMATKAN NYAWA PUTRA KU!”. Asmyta dan Arga membantu mendorong brankar yang membawa Galangga ke ruang UGD. Meraka semua benar-benar syok melihat keadaan Galangga yang di penuhi bercak darah di mana-mana terutama di baju seragamnya. Keadaan tubuhnya yang sangat memprihatinkan tak mampu membendung air mata Asmyta. Dia ikut merasakan sakit, jika jadi Galangga. “GALANGGA BERTAHANLAH!”

Radja sedang merasakan kegelisahan yang melanda hatinya. Setiap malam dirinya selalu di bayang-bayangi rasa bersalah. Ada perasaan takut yang kian muncul dalam dirinya. Mimpi itu seringkali muncul. Karena tidak mampu mengatasi rasa bersalahnya, Radja mendatangi kantor polisi. Dia menyatakan bahwa dia mendorong Galangga dengan sengaja dan telah melakukan tindak pelecehan pada Affika. Bagaskara mencoba menutupi kebenaran anaknya, namun istrinya Anyaa membawa bukti kuat yang tidak terbantahkan kepada polisi.
***

MEMORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang