[Belanda Menyerah Tanpa Syarat]
Ada kala nya kehidupan berputar seperti sebuah roda. Kadang di atas, kadang juga di bawah.
08-12-2020
_________________________________________Sejak malam tanggal 3 Maret 1942, sejumlah 3000 pasukan Jepang telah menyerang 7000 pasukan Australia yang bertahan di kota Buitenzorg (Bogor), sebuah kota yang di dalamnya terdapat istana Gubernur-Jenderal Hindia Belanda, dan juga taman botani tropis terbesar di seluruh dunia (Kebun Raya Bogor).
Namun penyerangan terhambat karena pertahanan yang gigih dari musuh, dan juga medan sungai dengan tebing tinggi di sebelah barat Kota.
Selain itu, Divisi Tsucihashi telah berhasil mendarat di Jawa Timur dan kini sedang menuju Kota Surabaya; Brigade Sakaguchi telah menduduki kota kerajaan Solo dan Yogyakarta pada tanggal 3 Maret, lalu sebagian pasukannya berlanjut menuju Cilacap. Resimen Shoji yang sebelumnya diserang oleh pesawat-pesawat musuh, kini telah berhasil menguasai Pangkalan Udara Kalijati dan mengalahkan pasukan Belanda-Australia di sana.
Namun akhirnya pada tanggal 5 Maret, Divisi Maruyama melaporkan bahwa pasukan Australia telah pontang-panting mundur menuju benteng Bandung. Resimen Shoji berhasil menyeruak mengejar mereka di Bandung, namun karena jumlah prajurit yang kecil dibandingkan 50 ribu pasukan Belanda, paman Hitoshi menyuruhnya untuk menghentikan penyerangan dan menunggu bantuan datang.
Resimen Infanteri ke-29 yang berjalan menyusuri Pantai Utara, kini telah berhasil menguasai Batavia (Jakarta) pada tanggal 6 Maret setelah menghancurkan perlawanan musuh sepanjang jalan. Untuk mencegah anarki, paman Hitoshi memerintahkan agar pasukan dilarang memasuki kota seluruhnya.
Pada 6 Maret 1942, Panglima Angkatan Darat Belanda Letnan Jenderal Ter Poorten memerintahkan Komandan Pertahanan di Bandung, Mayor Jenderal JJ Pesman, untuk tidak melakukan pertempuran di Bandung.
Sebab Bandung sudah dipadati penduduk sipil, baik wanita maupun anak-anak. Jika pertempuran terjadi, akan banyak korban sipil berjatuhan. Ter Poorten ingin berunding.
Sore hari tanggal 7 Maret 1942 Lembang, Bandung (jatuh ke tangan Jepang. Jepang berhasil memaksa pasukan KNIL (Koninklijk Netherlandsch Indische Leger) di bawah komando Letjen Ter Poorten melakukan gencatan senjata. Mayjen JJ Pesman pun mengirim utusan ke Lembang untuk melakukan perundingan.
Jenderal Hitoshi Imamura meminta agar perundingan dilakukan dengan Gubernur Jenderal Tjarda van Starkendborgh Strachouwer di Kalijati, Subang pada pagi hari tanggal 8 Maret 1942.
Pada 8 Maret 1942 pagi, di rumah dinas seorang perwira di kawasan Landasan Udara Kalijati, Subang, Belanda menyerah kepada Jepang.
Kedatangan Jepang di Indonesia sejak Januari 1942 membuat Belanda kewalahan. Jepang berhasil menguasai Kalimantan, Sumatera, hingga akhirnya Jawa dalam waktu singkat.
Setelah menerima permintaan itu, Letjen Ter Poorten meminta Gubernur Jenderal Tjarda menolaknya.
Mendengar penolakan itu, Jenderal Imamura mengeluarkan ultimatum.
Bila pada pagi hari 8 Maret 1942 pukul 10.00 para petinggi Belanda belum juga berada di Kalijati, maka Bandung akan dibom sampai hancur.
Sebagai bukti bahwa ancaman itu bukan sekadar gertakan, sejumlah besar pesawat pengebom Jepang disiagakan di Landasan Udara Kalijati.
KAMU SEDANG MEMBACA
秋雨 "Hujan Musim Gugur" [END]
Historical FictionFollow sebelum baca, sebagian di privat. Karya asli diri saya sendiri, NO PLAGIAT!! [Hiro-san & Sekar] Cerita ini berlatar belakang WAR II. Di saat Jepang berperang dengan Amerika dan para sekutu nya. Sekitar tahun 1942 Jepang menjajah negeri Hindia...