"Sial" ucap Jaebum.
"Bawa dia" ucap Jaebum pada anak buahnya.
Anak buah Jaebum mengangkat tubuh Minji lalu mengikuti langkah Jaebum.
"Kita ke rumah sakit" ucap Jaebum membuat anak buahnya langsung bersiap.
"Ada apa" Tanya Mark tuan yang melihat itu.
"Tuh liat" ucap Jaebum sambil menunjuk Minji dengan dagunya.
Mark tuan melihat Minji dalam keadaan basah dan tidak sadarkan diri.
"Kita ke rumah sakit, Lo nyusul bawain baju ganti buat gua sekalian" ucap Jaebum di angguki Mark.
"MANA MOBILNYA" Tetiak Jaebum karna belum ada mobil yang bersiap.
Setelah mobilnya datang mereka langsung pergi ke rumah sakit yang bisa dibilang masih milik orangtua Minji.
Sesampainya di rumah sakit mereka langsung memeriksanya karna saat Jaebum memeriksa nadi Minji di rumah, Nadinya melemah.
Saat Minji sedang di periksa Mark dan Youngjae datang.
"Lo apain dia sih" tanya Mark sambil menyerahkan paperbag ke Jaebum.
"Dia yang mau mati ngapain nyalahin gua" Jaebum.
"Lagian lo terlalu keras ke dia, dia masih anak2" Youngjae.
"Lo itu terlalu gegabah, Lo ngambil dia secara paksa dan sekarang lo maksa dia nurut sama lo" Lanjut Youngjae.
"Udah gua aja yang ngurus dia" ucap Mark tuan.
"Emang bisa" Tanya Youngjae.
"Kan ada lo" ucap Mark membuat Youngjae menatapnya datar.
"Terserah kalian, yang penting semuanya harus cepat selesai" ucap Jaebum lalu dia berjalan pergi.
Dokter yang memeriksa Minji keluar lalu bilang kalo Minji sudah melewati masa kritis.
Mark dan Youngjae berada di dalam sedangkan anak buah mereka berjaga di luar.
"Jackson bilang mereka sudah pergi" ucap Mark tuan.
"Siapa?" Youngjae.
"Bangtan. Mereka sudah meninggalkan kota ini" ucap Mark di angguki Youngjae.
"Tapi tidak dengan ke 2 anaknya" ucap Mark.
"Tapi gua yakin Bangtan sudah memperingati ke 2 anaknya itu" ucap Youngjae di angguki oleh Mark.
Sudah berjam2 mereka berdua menunggu Minji sadar tapi anak itu terlalu lama membuka matanya.
Ahirnya Mark dan Youngjae pergi karna keduanya punya pekerjaan yang memang harus di urus.
Jaebum? Setelah berganti baju dia juga langsung pergi.
Hanya anak buah mereka saja yang berjaga di depan kamar.
Tiba2 terdengar suara seperti kaca pecah dari dalam kamar rawat Minji membuat mereka yang berjaga di luar langsung masuk dan mendapati Minji yang memecahkan Jendela kaca lalu memegang pecahan itu.
"Non Minji" ucap salah satu dari mereka.
"Menjauh" ucap Minji sambil memegang pecahan kaca dan mengarahkan ke arah mereka bahkan dia tidak memperdulikan tangannya yang terluka.
"Non letakan itu"
"KUBILANG MENJAUH"
Jinyoung yang baru datang mendengar teriakan itu pun langsung masuk.
"Ya! Ada apa ini" ucap Jinyoung yang melihat semua penjaga masuk ke dalam kamar dan keadaan lantai yang berantakan karna kaca jendela yang pecah.
Jinyoung melihat ke arah Minji.
"Minji" panggil Jinyoung dan membuat Minji melihat ke arahnya.
Huaaaa gua baru sadar kalo di cerita sebelah Jinyoung itu bapaknya Minji 😌 jadi kangen cerita sebelah.
"Kamu melukai tangan mu" ucap Jinyoung.
"Bisa lepaskan itu" Jinyoung masih membujuk Minji.
Tiba2 Minji menangis dia teringat Papah dan ke 2 Kakaknya karna hanya mereka yang berbicara seperti itu padanya.
Minji berjongkok dan masih memegang kaca.
"hiks Papahh Minji mau pulang" ucap Minji dalam tangisnya.Jinyoung perlahan mendekati Minji dan membuat Minji perlahan melepaskan kaca yang dia pegang.
Telapak tangan kanan Minji sobek dan membuat darah keluar cukup banyak.
Jinyoung memindahkan Minji ke kamar rawat lain lalu anak buahnya memanggil dokter.
Dokter sudah mengobati luka di tangan Minji dan sudah pasti telapak tangannya harus di perban.
Minji masih menangis, menangis bukan karna dia merasa sakit tapi karna Dia ingin pulang.
"Minji mau pulang, Kenapa kalian harus membawa Minji" tanya Minji sambil terus menangis.
Jinyoung berjalan ke arah Minji dan memegang tangan minji yang di perban.
Jinyoung mengusap2 telapak tangan Minji yang di perban.
"Jangan lukai diri mu sendiri hanya karna orang seperti kami" ucap Jinyoung karna mau bagaimana pun Minji adalah anak pemimpinnya."Tapi Saya hanya ingin memperingatkan, Turuti saja kemauan Jaebum sebelum hal yang tidak pernah kamu bayangkan terjadi" ucap Jinyoung.
"Jangan pernah menentangnya" ucap Jinyoung masih mengusap2 tangan Minji dan tanpa Minji sadari dia sudah tidak menangis.
"Kamu belum makan kan, mau makan apa" tanya Jinyoung membuat Minji menggeleng.
"Kamu harus makan, bagaimana kalo kamu sakit"
Dan tetap saja Minji tidak mau makan dia benar2 tidak bernapsu makan sama sekali.
"KAMU NGAPAIN LAGI" Jaebum yang baru masuk langsung meluapkan amarahnya ke Minji.
"APA KAMU BENAR2 INGIN MATI" Lanjutnya sedangkan Minji hanya diam saja tanpa memperdulikan Jaebum yang sedang marah.
"MINJI" panggil Jaebum karna Minji mengabaikannya.
"Sudahlahh" ucap Jinyoung menghentikan Jaebum.
"Aku yang akan mengurusnya" Jinyoung.
"YA! SEBAIKNNYA BEGITU. SEBELUM AKU MEMBUNUHNYA" Jinyoung ahirnya membawa Jaebum keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ Appa and Brother - BTS x Mark And Minho
Fiksi Penggemar"Aku pulang" "Kamu gak mau makan dulu" "Kenapa dia langsung masuk ke kamar" "Semuanya, aku pulang" "Kenapa adik mu" "Tidak tau"