No Revisi
"Bantu revisi, coment aja"
________"Terus kita cari kemana?" Tanya Arga kepada Wendy yang tengah makan.
Wendy berpikir, kalau tidak salah Winnie pernah memberi tahu alamat rumah Om Danis. Tapi itu pun kalau dia idak salah dengar, "Ayo ke didesa wamar sari,"
"Ngapain?"
"Anter aja." Jawab Wendy sedikit kesal, harus nya Arga tau jika dia ingin kesana berarti ada sesuatu bukan. Arga akhirnya diam lagi, mencoba menuruti semua yang Wendy katakan.
Waktu yang mereka tempuh kira-kira sekitar 2 jam, dan dua jam itu juga, Wendy berbicara lewat telepon dengan para anak buah Rendra. Sungguh ini bukan pekerjaan yang menyenangkan, tapi sangat melelahkan.
Disisi lain, Arga melihat Wendy kasihan, anak yang setiap hari nya bersenang-senang harus melewati permasalahan ini sendiri. Ya meskipun, kedua orang tua nya ikut membantu disana. tapi tetap saja.
"Selesai," helaan nafas mengiring ucapan nya.
"Gimana?"
"Nggak tau, perusahaan papih biar mereka yang urus, Wendy nggak ngerti."
___
Arga dan Wendy berjalan ketika sampai dihujung desa, akses yang ternyata tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda empat membuat mereka terpaksa harus berjlan kaki. Beberapa petani dan pedagang menyapa mereka, orang-orang disini sangat ramah.
"Dimana rumah nya?"
"Tuh," Wendy menunjuk sebuah rumah dengan telunjuk nya, Arga melihat kesana, ada seorang perempuan yang tengah menyapu halaman.
"Permisi kak," sapa Wendy. perempuan itu menengok kebelakang, lantas langsung mundur 5 langkah dari mereka berdua.
"Ma-ma af kalian siapa?" wanita itu ketakutan. Jika dilihat dari pakaian yang mereka pakai hari ini, tentu saja membuat orang itu ketakutan. Setelan mereka bewarna hitam dan cenderung seperti kang nagih uang.
"ehh sorry, nama saya Wendy, ini kak Arga." Wendy mengenalkan diri kepada peremuan itu.
"Ersya, ada keperluan apa kak?" Wendy mengeluarkan sebuah foto dikantung. Itu foto ayah Arga. "Tau orang ini nggak?"
"ah Pak Danis?" Wendy tersenyum lantas mengangguk benar, "Pak Danis udah 3 hari nggak pulang. Kata nya lagi ada urusan dikota," Wendy mengangguk mengerti.
"Emm, boleh tau kota nya dimana? Kita ada perlu soal nya." Ersya Nampak bingung, "Emm, kalo boleh tau urusan apa ya?"
"Ersya, siapa nya pak Danis?"
"Sepupu."
"Kita mau bicarain soal bisnis, ya kak?" Wendy menatap Arga, meminta bantuan. "Iya,"
"Di jalan pakabinan, diujung utara kota." Ujar Ersya memberitahu lokasi dari pak Danis sekarang. Ersya itu ternyata sangat mudah dibohongi ya. Setelah mendapatkan lokasi nya, mereka berdua pamit untuk segera ke lokasi tersebut. s
Sambil berjalan, Arga menelpon anak buah nya, untuk segera pergi ke jalan tersebut. Pantas saja anak buah nya tidak menemukan lokasi nya, karena Arga mempokuskan pencarian di selatan kota, ternyata lokasi nya di Utara.
Tinggal satu belokan lagi untuk sampai dijalan itu, tapi sebuah mobil hitam menghalangi jalan mereka, setelah mobil mereka mendekat, tiga orang pria keluar, dengan pakaian yang sama persis seperti yang Arga dan Wendy gunakan, serba hitam-hitam.
"TURUN LO SINI!" Teriak salah satu dari tiga orang itu, Arga mendecih kesal, "Lo pikir gue takut." Ujar Arga sambil melepas selt beat nya. Wendy menatap Arga ragu, "jangan keluar gue takut."
KAMU SEDANG MEMBACA
B A D - P A R T N E R || wendy's || END || ✔
Novela JuvenilCover by: @kaishe_ Wendy duduk meringkuk disamping tempat tidur nya, siaran langusng nya telah selesai 10 menit yang lalu. Dia sudah berbicara banyak dengan pengemar nya, tiba-tiba satu pertanyaannya muncul dipikiran, apakah dia pantas untuk menjadi...