68 // Ribut / Damai (?)

3.4K 305 41
                                    

Komen yang banyak biar cepet UP!! 🔥🔥🔥

Happy reading!

🐁🐈

Ocha menggeliat, segera bangun dari tidurnya sembari menguap. Padahal seingatnya, semalam dirinya sedang berada di sofa ruang tamu. Berarti Rangga yang telah membopongnya sampai sini.

Kedua matanya langsung membelalak saat melihat jam yang terpasang di dinding menunjukkan pukul 06.53.

Buru-buru ia bergegas mandi sekilat mungkin. Setelah rapi Ocha turun ke lantai bawah, menyempatkan diri untuk mengecek ruang makan. Lalu membuka tudung saji, makanan yang dibuatnya masih utuh. Itu artinya semalam Rangga tidak makan.

Ocha menghela napas panjang. Kemudian keluar dan mengunci pintu rumah. Dirinya menunggu ojek online yang dipesannya. Sesekali melihat jam di layar ponsel.

Lama menunggu, barulah pesanan ojeknya tiba. Jalanan pagi ini cukup macet, membuat Ocha mendesah lesu. Sudah pasti dirinya akan telat. Dan benar, gerbang sekolah sudah di tutup.

"Pak," panggil Ocha pada satpam yang sedang menjaga. "Bukain dong!"

"Udah telat minta dibukain. Gak bisa," balas satpam itu.

"Yah, Pak. Telat bentar doang," bela Ocha.

"Bentar dari mana, heh?" sahut Pak Bondan si guru BK, lalu melirik jam tangannya. "Sudah telat satu jam. Upacara juga sudah bubar."

Ocha mendecak. "Yaudah, bukain dong, Pak Bonbon yang baik hati. Saya 'kan mau belajar."

Kemudian Pak Bondan menyuruh satpam untuk membuka gerbangnya. Ocha mendesah lega, tapi hanya sebentar sebelum sebuah hukuman menimpanya.

"Sekarang berdiri di tiang bendera."

"Jangan dong, Pak."

"Udah telat gak ikut upacara, masih aja protes. Anggep aja sekarang kamu mau upacara." Pak Bondan berjalan menuju meja piket. "Tas taruh di meja piket, sekalian catat nama dan kelas."

Setelah melakukan perintah Pak Bondan, Ocha akhirnya menjalankan hukumannya. Berdiri di depan tiang bendera. Lima belas menit pertama masih aman. Sesaat kemudian Ocha merasakan pusing di kepalanya.

"Kakak cantik!"

Ocha bergeming.

"Kak! Nih gue bawa minum sama roti buat Kakak." Seorang cowok memberinya satu botol kecil air mineral, beserta roti sandwich rasa cokelat.

"Ini dari siapa?" tanya Ocha, tetapi cowok itu sudah berjalan menjauh.

"Dari gue. Semangat lanjutin hukumannya ya, Kak!" Tanpa berbalik badan, cowok itu mengangkat tangannya melambai.

Ocha memutar bola mata malas. Lalu menatap minum dan roti di tangannya tanpa rasa minat.

Berusaha menguatkan diri. Tapi tak bertahan lama, seketika pandangannya menggelap.

♥♥♥

Ocha mengerjapkan matanya, lalu menyusuri sekitar. Ruangan bercat putih dan juga keberadaan seseorang yang masih mengenakan seragam sekolah.

"Ada yang sakit?" tanya Rangga.

Ocha menggeleng.

"Gue minta maaf ya, Cha."

"Untuk?"

"Semuanya."

"Emang lo ada salah?" tanya Ocha memancing.

Married with Enemy [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang