Sore hari berlalu bersama dengan terik matahari yang nampak sejuk, membuat suasananya menjadi indah.
Liana berjalan disekitar koridor istana, ia hanya ingin meluapkan pikiran nya, tetapi siapa sangka. Liana justru bertemu dengan seorang yang membencinya. Yang tidak lain adalah Raina.
Raina menatap Liana yang berjalan tanpa memperdulikan nya. Mereka saling berhadapan, tetapi Liana malah memperhatikan kearah lain. Raina berjalan dengan menyandung kaki Liana.
Liana memegang tiang yang berada didekat nya. Ia menahan pergerakan tubuhnya, yang sedikit lagi akan jatuh jika ia tidak berpegangan.
"akh, siapa dia?"Liana bergumam, ia menahan dirinya, agar tidak jatuh. Dahinya berkerut, sedikit kesal.
Raina menoleh, lanjut tetap berjalan tanpa memperdulikan nya "kenapa dia tidak jatuh? Biasanya kedorong sedikit juga jatuh, dia kan lemah" ia tertawa puas, mengingat bagaimana dulu saat Liana terjatuh, lalu dengan mudahnya dirinya dimaafkan.
Liana menatap tajam kearah Raina, ia melihat ciri cirinya, Liana mengingatnya lalu tersenyum smirk.
"Akh kamu rupanya, Raina"
Liana dengan cepat menyusul Raina yang sedang berjalan, kini mereka berjalan berdampingan, Raina dengan cepat menoleh.
"Apa maumu?" Riana berkata ketus, seraya menatap tajam
"Akh begini.. lihat! Ada hewan dirambut kusut mu itu sialan" Liana tersenyum.
"Apa!"
"Kamu tadi bilang apa!" Raina mendorong bahu Liana, amarahnya berkoar koar. Liana menahan dirinya agar tetap seimbang, Untung saja ia tidak jatuh.
"Akh bukan apa apa, oh sebentar aku ambilkan.." Liana dengan cepat menarik rambut Raina dengan kencang.
"Aaaaa, kamu kenapa sih?" Raina berucap kencang, ia membalas perbuatan Liana, lalu menarik nya.
"Lepas tidak!" Raina berkata ketus.
"Kamu dulu lepas" Liana tidak kalah kencang.
Mereka saling berjambak rambut ria, sehingga menimbulkan keributan, para penjaga dengan cepat mengerubungi mereka, berusaha memisahkan mereka.
"lepas brengsek! Dasar jalang" Raina berseru kesal.
"Kamu duluan yang lepas brengsek!" Liana balas menarik rambut nya semakin kencang.
Daniel yang habis mengerjakan tugas menatap bingung kerumunan tersebut. Apa yang terjadi? Dahinya berkerut. Karena penasaran ia langsung mendatangi kerumunan itu.
"Ada apa?" Sontak matanya melebar, adiknya kini sedang bertengkar, Daniel menjatuhkan buku yang ia pegang, lalu dengan cepat menarik tubuh Liana agar mereka berjauhan. Pada akhirnya ia berdua berhenti, Daniel menatap mereka berdua.
"Kenapa kalian bertengkar?" Daniel tanpa basa basi bertanya.
"Dia duluan!" Raina berseru ketus, menatap dendam keliana.
"Kenapa aku?" Liana tau ia salah, tetapi tetap saja dirinya hampir jatuh karena perbuatan Raina, ia tidak terima.
"Kamu duluan" Liana menatap tajam.
"Apa! Kenapa jadi aku, kan kamu jalang yang melakukan nya duluan"Raina mendekati Liana lalu mendorong nya pelan.
"Raina! Apa yang kamu lakukan?" Daniel membentaknya. Ia tidak terima Liana diperlakukan seperti itu.
"Jaga ucapan mu"
"Kenapa? Sudah pasti kakak akan membelanya kan? Ka Daniel kan memang seperti itu, selalu Liana, Liana Dan Liana. apa pernah? Kakak membela ku sekali pun? Tidak pernah kan." Raina berucap suram.
Liana menatap Raina tidak percaya, dia tidak sadar diri ya? Justru didalam novel dirinya Amat lah sempurna, ia bisa mendapatkan apa pun. Dirinya disayangi saudaranya yang lain, kecuali Daniel, karena Daniel tetap memihak Liana.
Tetapi saudara nya ke-enam yang lain. Kalian tahu? Mereka selalu membela Raina, mereka sama sekali tidak perduli dengan Liana yang merupakan adiknya juga. Bagi mereka Liana hanyalah benalu.
Dan sekarang Raina malah merasa sedih hanya karena Daniel tidak terlalu memperdulikan nya? Lalu bagaimana dengan Liana.
"Apa yang terjadi?" Zeffry salah satu kakak Raina, yang merupakan kakak kandung nya Raina, menoleh kepada mereka, menatap datar kearah Daniel dan Liana.
"Kakak" Raina dengan cepat memeluk kakaknya.
"Kenapa?" Ia tersenyum.
"Dia" Raina menunjuk Liana.
"Bisa kamu jelaskan?"
Raina dengan cepat menjelaskan apa yang terjadi, lalu menangis didepan sang kakaknya, zeffry. Sesekali menatap Liana.
"Sudah tidak apa apa"zeffry menepuk nepuk bahu Raina.
"Kenapa kamu menarik rambut Raina? Kamu sama sekali tidak tahu terimakasih ya, dan juga kamu tidak tahu diri ya!" Zeffry menatap tajam Liana, Liana sontak terkejut.
"Apa maksudmu kak zef? Kamu tidak mendengar kan penjelasan Liana dulu? Kamu juga harus mendengarkan dari sisi Liana juga!" daniel membela nya.
"Tidak, dia yang memulai nya duluan. Dia mendorong ku duluan" Liana membela dirinya.
"Omong kosong! Kamu pasti sengaja kan memutar balikan fakta" Raina membentaknya.
"Jaga ucapan mu Raina!" Daniel berucap pelan.
"Daniel kamu tidak perlu ikut campur" zeffry berseru.
"Karena kamu sudah melukai Raina. kamu tahu kan apa ganjaran nya? Kamu harus dihukum! Jangan pernah keluar dari kamarmu sampai seminggu" zeffry menarik tangan Raina, Raina mengikuti nya.
"Jangan pernah kamu melukai Liana didepan mataku lagi!" Daniel bergumam dan Raina.. tentu saja mendengar nya.
"Liana, ayo kekamar mu, kamu pasti lelah kan?"
_----------------_
"Kamu kacau sekali Liana, kamu harus kuat ya" Daniel tersenyum.
"Iya, pasti" Liana balas tersenyum.
"Rambut mu berantakan, aku rapikan ya" Liana mengangguk, lalu duduk disebuah bangku. Daniel mengiringinya, lalu mengambil sisir, ia mulai merapikan rambut hitam milik Liana dengan lembut.
"Apa ada yang sakit liana?" Ia selesai menyisirinya, lalu menghadap keliana.
"Tidak"
"Aku.. baik baik saja" Liana tersenyum.
"Kalau ada yang sakit bilang, jangan disembunyikan, janji" Daniel mengangkat kelingking nya.
"Emm janji" Liana mengaitkan jari kelingking nya dengan Daniel.
"Yasudah ini sudah malam lebih baik kamu tidur" Daniel menyuruhnya.
Liana bangkit dari duduknya, pindah kekasur, sementara Daniel ia mengambil korek api lalu menghidupkan lilin, ia menaruh lilin itu dimeja dekat kasur Liana.
Daniel mengusap rambut Liana pelan "Selamat malam Liana" ia beranjak pergi.
_---------------_
Terimakasih untuk kalian yang sudah membaca cerita sy. Jangan lupa untuk vote dan comment-nya
Sampai jumpa di chapter selanjutnya!.
Bye bye!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lady Lonely [Revisi]
FantasíaDelia ia adalah seorang perempuan yang miskin, yang tinggal diperkampungan bersama pamannya. Kedua orang tuanya sudah meninggal, namun dipertengahan hidupnya sepupu nya sendiri tega membunuh Delia, Delia juga tidak tahu kenapa sepupu nya harus membu...