part 7

1.7K 130 1
                                    

Malam harinya, Zelin sudah siap dengan pakaian rapi yang di kenakannya. Dia menggunakan baju berlengan pendek dan tak lupa roknya yang di atas lutut, membuat siapa saja yang melihatnya bisa khilaf. Tak lupa make up yang menambah kecantikannya tersebut.

Zelin keluar kamar sambil mengendap endap, tak lupa high heels yang berada di tangannya tersebut. Dia akan memakai high heels nya ketika sudah di luar rumah, Zelin tak ingin papanya melihatnya, karena jika sampai ketahuan sudah di pastikan dia tidak akan boleh keluar rumah, dan di hukum tidak boleh keluar rumah selama satu Minggu.

Zelin bernapas lega, karena dia berhasil keluar rumah tanpa ketahuan. Zelin celingak celinguk, melihat sekitarnya, dia mencoba mencari sesuatu.

Tin tin tin tin.

Sebuah mobil berhenti di hadapan Zelin, dan kaca mobil pun membuka membuat orang yang di dalam mobil terlihat.

"Sorry zel telat." ucap Yuni yang menyembulkan kepalanya keluar dari jendela mobil. "Salah si Nila tuh dia dandan lama banget." Kesal Yuni sambil melirik arah Nila yang ada di bangku kemudi.

"Ini juga salah Lo!" Ucap Nila yang tak mau di salahkan.

"Gue suruh Lo cari maskara gue kenapa nggak Lo cari, kalo Lo bantu cari kan nggak bakal telat kayak gini."

Nila kesal saat  mengingat kejadian tadi sebelum berangkat, tadi dia nyuruh Nila buat nyari maskara nya, eh dengan santainya dia bilang' siapa yang butuh, Lo kan ya cari sendiri' itulah ucapan Yuni yang membuat Nila kesal.

"Tadi bukannya gue nggak mau bantu nyari, tapi tadi manurios gue sedang live streaming, ya kali gue nggak nonton, mubazir tauk." Balas Yuni yang juga sama sama tak mau di salahkan.

"Kalian ini kalau mau debat kapan kita berangkatnya?" Tanya Zelin yang masih di luar mobil.

"Lagian gue juga baru keluar rumah."

"Sorry zel." Maaf mereka berdua.

Zelin pun memasuki mobil. Nila yang sudah melihat Zelin memasuki mobil, langsung saja dia menancapkan gasnya.

Mobil membelah jalanan kota Jakarta di malam hari ini, terlihat sekali lampu yang gemerlap membuat pemandangan suasana kota Jakarta semakin enak di pandang mata. Walaupun sudah malam tapi masih banyak orang yang beraktivitas, termasuk Zelin dkk. Mungkin  juga banyak dari mereka yang akan menuju tempat laknat yang akan di datangi Zelin dkk, termasuk para pekerja yang lelah seharian bekerja, untuk menghilangkan rasa lelah mereka yaitu dengan bersenang senang.
,,,,,,,,,,,,,


"Duduk dimana kita zel?" Tanya Yuni, sambil melihat ke sana kemari.

Zelin pun  matanya juga sedang mencari cari sesuatu, entah apa itu?, akhirnya dia pun menemukan tempat yang tadi di cari cari olehnya.

"Itu dia." Tunjuk Zelin kepada tempat duduk di pojok ruangan.

"Itu kan Nino, zel." Ucap Nila.

"Kita duduk di sana ya?" Tanya Nila memastikan, pasalnya dia ragu buat duduk di sana.

"Iya, tadi gue udah suruh dia buat cari tempat duduk." Jelas Zelin yang melihat ada pancaran mata Nila yang ragu untuk duduk di sana.

"Tenang aja kali, dia nggak bakal gigit kalian kok." Zelin berusaha menjelaskan agar mereka tidak takut.

"gue udah kenal dia lama, dia temen gue waktu SMP."

"Yaudah ayo kita kesana!" Ajak Zelin dengan mengintruksi menggunakan tangannya.

"Ayo malah pada bengong." Ajak Zelin sekali lagi, karena dia malah melihat teman temannya bengong.

"I,, iya, kita juga lagu ikutin Lo nih!" Ucap Nila sambil meringis ketakutan, lalu langkahnya pun mengikuti Zelin.

CHANGEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang