Bahagia ku sederhana cukup lihat senyumanmu yang mengalahkan manisnya gula:)
_Diana_
"Njirr, ade bangs*t" murka Bang Jejen sambil menggedor pintu kamar adik laknatnya.
____________________________________
"Pagi dunia! cerah banget hari ini, secerah hatiku," seru Diana berlari kearah kamar mandi.Di dalam kamar mandi Diana malah cengo menatap pipinya yang terluka.
Bentar, lah kok pipi gue luka? jangan-jangan ini kamar ada penunggunya, terus penunggunya marah gegara gue semalem ngehalu batinnya bergidik ngeri.
Cepat-cepat Diana menyelesaikan mandinya lalu bergegas memakai seragam khas anak sekolahan.
"Liptint gue mana? ah elah, udah tau gue lagi takut tuh liptint malah ngajak maen petak umpet" gerutunya yang tengah sibuk mencari liptint yang sudah skaratul maut.
Kretek!
Eh, suara apaan tuh? kok ni kamar jadi tambah serem sih batin Diana memejamkan matanya.
Baru saja dia memejamkan mata, tiba-tiba sebuah tangan hinggap di bahunya. Diana terus merapalkan doa-doa yang dia bisa termasuk doa makan.
"Woy! napa lu?" Suara seseorang berhasil membuatnya sadar bahwa yang memegang bahunya adalah Abang lacnutnya.
"Jing! lu tau kagak gue hampir mati berdiri! bisa kagak, kalo masuk kamar orang tuh ketuk dulu. Sopan santunnya mana elah," cerocos Diana sembari teriak di dekat kuping Abangnya, Jejen hanya pasrah sembari menutup telinganya dengan kedua tangan.
"Stop!" Jejen membekap mulut Diana, dia pun akhinya bisa bernapas lega karena suara Diana hampir membuat gendang telinganya pecah.
"Ayo makan! gue udah laper dan gue gak mau di marahin bos karena ade yang gak punya sopan santun!" sindir Jejen sementara Diana hanya bisa memanyunkan bibirnya dan mengikuti Jejen kearah meja makan.
.
.
.
"Belajar yang bener, jangan dulu pacaran. Ingat! lu masih bocil masih bau kencur" sindir Jejen menasehati adiknya, yang jika sudah suka dengan seseorang akan keluar sifat goubloknya."Iya Abang kusay, gue kan bau kencur lu bau kubur. Eh mohon maaf becanda!" Diana lari terbirit-birit sembari tertawa puas melihat raut kesal Jejen.
Definisi ade lacnut!
"Bahagia banget keknya, abis becandain Bang Jen ya?" tanya Mita dari arah lapangan.
"Ulalala ... apa? Bang Jen itu panggilan sayang ya?" goda Yanti menyedot susu kotak rasa vanilla kesukaannya.
"Bukanlah, ya kali gue suka sama abang-abang. Mending gue suka sama Ardian" Mita pun mulai senyum-senyum sendiri. Mungkin sedang membayangkan wajah playboy Ardian.
"Playboy cap kerupuk lu sukain, mending Sagara udah cool, gak kegatelan sama perempuan," Yanti pun ikut tersenyum sembari menekan susu kotaknya alhasil susu itu tumpah mengenai baju seragam yang tengah ia kenakan.
"Apaan kek mayat hidup gitu," timpal Mita tak ingin kalah.
"Udah debatnya? masih pagi juga udah ngeributin mereka. Gue mau ke kelas seterah lu pada mau lanjut berantem sok aja, gue harap nanti yang misahin Pak Toto" kekeh Diana berjalan memasuki koridor yang masih sepi mungkin karena masih pagi.
"Woy tungguin kita napa, iya kita gak akan ribut lagi deh!" Diana berhenti, membalikkan badan menatap kedua temannya dengan malas, sementara Yanti dan Mita tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DIA hadir diantara KITA [On Going]
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA) mencintai seseorang yang hatinya mencintai orang lain? sakit gak? ya iyalah pasti sakit, begitu yang dirasakan oleh Diana Adinda.Orang yang selama ini dia perjuangkan ternyata menghianatinya dengan teman nya sendiri.gim...