22. Luka di Balik Sebuah Nama

3.1K 604 36
                                    

“Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan”

© Story of “Surga di Balik Jeruji 2” by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.

“Dari seseorang yang terbuang. Dari seseorang yang ditinggalkan. Dari Senja Azhar yang bersembunyi di balik nama Daffa Raffan.”

***

Halim masuk ke dalam galeri Edy sembari memamerkan bungkusan plastik kepada empat orang yang sedang duduk bersila di depan meja. “Lihat apa yang gue bawa! Nasi padang Uda Ramzi.”

“Pas banget gue lagi laper! Cepatan bawa kemari Lim.” Bonte langsung mengambil piring.

“Adul bingung! Lo kan punya warung makan.” Adul melihat Bonte dengan risih, saat Bonte menyambar bungkusan plastik yang Halim bawa. “Tapi nggak pernah kasih kami makanan gratis. Gue bayar mulu.”

“Warung makan gue masih dalam pengembangan Dul,” sahut Bonte. “Kalo gue kasih makanan gratis terus buat elo. Rugi dong gue. Gimana buat modal nikah nanti.”

“Lo mau nikah!” Edy menyambar perkataan Bonte. “Sama siapa?”

Halim nyengir. “Sepertinya gue tahu siapa calonnya.” Dia duduk di samping Daffa yang sibuk mengetik pesan di ponselnya. “Ya kan Daf?”

“Mhm.” Dia menjawab singkat.

“Siapa?” Adul penasaran. “Siapa calon Bonte?”

“Nggak ada calon! Gue ngomong asal Dul.” Bonte berkilah. Dia menuangkan nasi padang ke semua piring. “Ayo cepatan dimakan, mumpung masih hangat. Ayo Daffa! Jangan pantengin hape terus. Makan! Apa sih yang lo cek di hape?” 

“Pemesanan barang,” jawab Daffa. “Gue harus lakukan sekarang. Soalnya besok gue cuti satu hari.”

“Mau kemana lo?” tanya Halim dan mulai makan nasi padang.

“Check-up kesehatan,” sahut Edy. Menyantap nasi padang juga.

“Lagi sakit lo? Bukannya bulan kemarin sudah check-up?” tanya Halim lagi.

“Check-up gratis. Si Daffa dapat check-up gratis.” Edy menjawab lagi dan Halim menanggapi dengan berucap ‘Oh’ pelan.

“Makan Daffa!” Bonte menegur keras. “Bang! Nggak bisa ditegur.” Dan mengadu kepada Edy.

Surga Di Balik Jeruji | SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang