12: Me and you.

953 90 0
                                    

All the characters belongs to J.K. Rowling

"Nice to meet you." - Draco L. Malfoy

Draco tampak benar-benar kesal, Ia nyaris saja meneriaki semua orang yang ada kalau Ia tidak mau dianggap tidak waras. Beberapa hari ini, waktu berjalan lambat bagi Draco dan menghabiskan waktu di Hogwarts terasa sangat buruk.

Draco menghela nafasnya dan mengambil beberapa cokelat untuk mengobati luka hatinya. Crabbe dan Goyle sudah pergi terlebih dahulu ke Kelas Ramuan. Sementara Draco memilih datang lebih akhir bersama Theo.

"Jangan menggerutu Draco! Aku kehilangan parfumku."

Draco memutar matanya dan berjalan menuju kelas ramuan.

*
Professor Snape tidak hadir. Entah apa yang dikakukanya di kantor atau entah apa yang membuatnya begitu sibuk, intinya dia tidak hadir saat ini. Draco benar-benar bersyukur, Ia bisa bernafas dan istirahat hari ini.

Ia berjalan meninggalkan kelompok Slytherin dan berjalan dekat Danau Hitam. Ia merenung di salah satu sisi dan mulai mencabuti rumput yang tidak bersalah. Sampai tiba-tiba pandanganya menggelap begitu saja.

"Stop it. I'm not in good mood." Draco bergumam nyaris berbisik.

Sepasang lengan memeluk lengan Draco dengan erat.

"Ada apa? Kau terlihat lelah?"

Draco menatapnya dengan penuh rasa lelah dan memintanya untuk mengelus surai platinanya.

"Lelah sekali, Hermione. Father semakin membuatku takut."

Hermione mengelus kepala Draco perlahan, Ia membiarkan Draco untuk meletakkan kepalanya di paha Hermione. Bahu Draco bahkan tampak bergetar tampak menahan sesuatu.

"Tidak apa-apa jika ingin menangis. Aku tidak akan meledekmu."

Draco menangkupkan wajahnya. Hermione kemudian memajukan bibirnya ke dahi Draco dengan lembut,

"Aku mencintaimu, Draco."

*
Draco menatap Hermione yang tampak sangat bahagia. Ia berkeliling, menangkap beberapa bunga yang berguguran atau menggelitik hidungnya lalu tertawa atau tersenyum.

Sementara Draco masih sama tanpa ekspresi dan hanya menatap Hermione dan mengawasinya.

"Kau tidak mau kemari?"

Draco menggeleng, Ia hanya meletakkan kedua tanganya di depan dada dan mengawasi Hermione. Hermione memutar matanya dan menatap lekat-lekat masing-masing bunga, Ia tampak sangat senang.

Lalu Hermione memperhatikan beberapa fairy yang berterbangan bebas begitu saja. Dan beberapa lebah yang mengikutinya. Hermione benar-benar tampak sangat senang.

"Kau lebih memilih memperhatikan bunga dan hal-hal bodoh itu daripada memperhatikan aku yang mulai bosan?"

Hermione tersenyum kecil, Ia berlari kecil ke arah Draco. Draco sudah siap untuk menerima pelukan hangat dari Hermione tapi itu tidak terjadi sama sekali. Draco mendengus dan menatap Hermione kesal.

"Apa? Kau kesal?"

Hermione tertawa melihat ekspresi Draco yang benar-benar membuat orang lain kesal. Hermione kemudian mengalungkan lenganya dan mencium bibir Draco dengan cepat.

"Masih kesal?"

Draco hanya menyeringai dan membalas ciuman Hermione dengan lembut.

*
Draco menatap Hermione dikelas ramuan yang tampak bingung. Heran, sangat heran, tumben sekali Hermione bingung? Setelah kelas berakhir dan Professor Snape keluar Draco dan Hermione sengaja untuk tidak meninggalkan kelas.

Draco mendekat ke arah Hermione, "Apa yang bingung?"

Hermione mengerucutkan kening, "Ini.. coba kau baca bagian ini.. ah kenapa daritadi aku tidak mengerti?"

Draco menggenggam jemari Hermione dan membawanya ke pipinya, membiarkan jemari Hermione merasakan hangat tubuhnya. Ia membaca dengan teliti perintah yang ada di buku dan memperhatikan apa yang ada di meja Hermione.

"Coba kau catat. Biar aku yang praktekan, sepertinya aku mengerti apa yang salah dengan ramuanmu."

Hermione mengangguk antusias. Ia segera mengambil perkamen dan memperhatikan Draco. Draco tampak tenang tanpa gugup sedikitpun. Dan... voila!

"Kau hati-hati ketika ada kalimat ini, ini multitafsir, Hermione. Kau harus membacanya berkali-kali."

Hermione mengangguk. Ia membaca berulang-ulang sampai Ia membentuk mulutnya menjadi bulat tanda mengerti. Draco tersenyum dan mengacak-acak rambut Hermione.

"Aku pergi dulu, supaya tidak ada yang curiga. See you."

Draco berlalu dan mengecup kening Hermione.

*
Hermione menunggu Draco dengan sabar. Ia menggosok punggung tanganya berulang-ulang. Hari ini memang seharusnya mereka masih libur Natal.

Hermione berbohong sedikit kepada Harry dan Ron bahwa Ia menghabiskan waktu dengan orang yang dia sayang. Ron dan Harry hanya tertawa dan Ron membiarkan Hermione menggunakan sweaternya supaya lebih hangat.

Hermione tahu, Ia datang 30 menit lebih awal dari biasanya. Draco tidak mungkin datang lebih awal. Dia pasti agak kesusahan menemukan Hermione. Mereka berjanji akan menghabiskan waktu dengan melihat pemandangan dari kereta.

Pandangan mata Hermione menggelap karena ditutup matanya dan Hermione langsung tahu siapa dia.

"Kau dingin sekali, Hermione."

Hermione membalikkan tubuhny dan tersenyum lebar, Draco. Keduanya kemudian menaiki kereta yang sudah datang. Mereka memilih bagian yang agak sepi dan belakang tentu saja.

Hermione tidak melepaskan tangan Draco sama sekali dan Draco tidak keberatan. Beberapa kali bahkan Draco mencium puncak kepala Hermione.

"Kau tidak ke Manor?"

Draco menggeleng dengan wajah muram. Hermione mengerti dan ingin langsung meminta maaf saja. Tapi Draco hanya diam.

"Aku takut."

Hermione mempererat genggamanya kepada jemari Draco yang besar. Ia tahu, Draco pasti benar-benar tertekan dengan semua ini. Hermione menghela nafasnya. Kenapa hal ini terjadi kepada Draco?

"Aku bersamamu."

Draco tersenyum dan tidak pernah berhenti bersyukur mendapatkan Hermione sebagai kekasihnya, tempatnya berbagi, teman belajarnya dan teman bertengkar. Hermione memenuhi segala kriteria yang Draco inginkan, butuhkan, sampai kapanpun.

Draco menatap jendela luar dan menatap padang rumput yang terbentang begitu indah. Hermione tersenyum melihat Draco yang sangat senang sekaligus takjub. 

Hermione mendekatkan dirinya kepada Draco dan meletakkan kepalanya ke dada bidang Draco, jemari mereka masih bertautan dan keduanya bertemu pandang dan tersenyum bersama.

"Aku mencintaimu."

**

A/n: super short story buat menemani malam kalian yang butuh keuwuan😝 Still, don't fotget to comment and vote. Thankyou for click this story...

A Poem Titled You.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang