Chapter 14 Bagian 4 "Pengambilan Kembali"

214 70 0
                                    

*putar lagu di atas untuk tema part ini.

POV Tantri

Sial, sial, sial, sial! Bagaimana mungkin mereka mengetahui pergerakan Lodewijk secepat itu?! Ah, tentu saja. Lodewijk sebelumnya pernah diculik dan hampir semua orang yang mengikuti perkembangan berita kasus Mevrouw Sofia sudah pasti mengetahui nama Lodewijk Engels. Apalagi dia seorang pengacara publik dan seorang detektif. Sudah pasti identitas dan informasi mengenai dirinya terbuka untuk diakses dan diketahui oleh publik dan karena itu SSE dapat mengetahui gerak-geriknya dengan mudah.

Aku memutar mobilku kembali ke area tower viewer menuju lokasi tempat terakhir kali Lodewijk berada sesuai dengan yang ditunjukkan di peta. Sialnya, saat aku menuju ruas jalan mendekati area itu, beberapa mobil patroli polisi membuat blokade.

Aku merasa bimbang, kalau aku berusaha masuk menunjukkan lencana polisiku pun mereka pastinya tidak akan mengizinkanku masuk karena aku tidak punya wewenang di sini. Aku hanyalah seorang perwira polisi inspektur dua yang bekerja di divisi keamanan siber. Kalau aku ingin masuk, aku harus mendapat perintah melalui surat tugas yang menyatakan bahwa aku dapat memasuki wilayah ini.

Tidak ada cara lain lagi, aku harus berbohong agar aku bisa masuk dan mengambil hard diskku dan smartphone Lodewijk sebelum mereka yang menemukannya duluan. Semoga Allah melindungiku, bismillaah.

Aku berhenti beberapa meter di depan blokade mobil patroli polisi, melepas jilbabku, keluar dari mobilku sambil menunjukkan lencana polisi yang terpasang di dompetku, memperkenalkan diriku pada personel polisi lainnya yang sedang berjaga.

"Tantri Annie Dekker, inspektur dua, divisi keamanan siber!"

Aku berjalan menuju mereka sambil membawa dompetku dan menyerahkannya pada mereka, mereka memeriksanya dan mengembalikannya padaku.

"Ada keperluan apa anda kemari?" tanya salah satu polisi yang berjaga.

"Saya diperintahkan oleh atasan saya untuk memeriksa kondisi kronologi yang ada di tempat kejadian perkara apakah sesuai dengan rekaman cctv yang terpasang atau tidak sehubungan dengan tidak terekamnya beberapa kejadian dikarenakan matinya beberapa cctv di sekitar sini." ujarku menjelaskan.

"Mana surat perintah anda?" tanyanya.

"Saya ditelpon oleh atasan saya untuk segera pergi menuju tempat kejadian perkara, beliau tidak memberikan saya surat perintah. Apakah dalam keadaan genting seperti ini yang mana beliau meminta saya untuk datang kemari saya harus tetap menunjukkan surat perintah? Padahal, cukup sering kita sebagai polisi bertindak tanpa memerdulikan standar prosedur yang berlaku."

Personel polisi itu mengeluarkan walkie talkie nya dan bertanya pada atasannya.

"Pak, ada seorang perwira inspektur dua bernama Tantri Annie Dekker dari divisi siber ingin memeriksa tempat kejadian perkara mengenai kronologis kejadiannya dikarenakan beberapa cctv tidak menyala, apakah kami harus mengizinkan dia masuk?"

Beberapa saat kemudian atasannya menjawab.

"Ya, beberapa cctv di sini memang mati, saya dapat informasi dari atasan saya bahwa beberapa orang dari divisi siber akan datang, izinkan dia masuk." ujarnya.

"Siap pak." balasnya pada atasannya.

"Buka blokadenya!" ujarnya memberikan perintah pada anak buahnya.

Aku berjalan menuju mobilku, masuk ke dalam dan menginjak pedal gas melewati tim personel polisi yang memblokade jalan. Alhamdulillaah, aku tidak tahu bagaimana kebetulan itu dapat terjadi tapi setidaknya meskipun aku berbohong, mereka tidak akan mencurigaiku.

Antara Darah Dan Hati 2 Dream RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang