4.PERKENALAN [1]

47 7 0
                                    

Di pagi hari yang cerah sinar matahari masuk melalui celah-celah jendela asrama Dimas, D.FALAH.

sinar matahari itu langsung menyinari wajah Dimas, yang seketika dirinya terbangun dari ranjang kecilnya.
Dimas segera meraih handuk yang bertenger di depan lemarinya.

" Ar gue mandi dulu, nanti kalo kelamaan nunggu gue, duluan aja gak papa, " ucap Dimas sambil melangkah maju.

" oke, Dim biasa nya lo kalau mandi selesai silat,"
Kata Arya, sambil mengeluarkan baju silat di lemarinya.

Seketika langkah Dimas terhenti di ambang pintu asrama, " gue mandi gak mandi tetep ganteng, " ucap Dimas memuji diri sendiri.

Arya langsung terdiam, dan melanjutkan aktifitasnya kembali.

Setelah keluar dari kamar mandi, Dimas segera siap-siap, dan membawa tas rangsel yang sudah di siapkanya sejak tadi.
Dimas langsung beranjak menuju ke tempat silat, yang tak jauh dari asramanya.

*****

Dimas segera menganti pakaian yang di kenakan nya, dengan pakaian silat yang sudah tersedia di tas rangsel miliknya.

Setelah selesai menganti baju, Dimas keluar dari ruangan, mendapati orang yang bersandar di tepi pintu.

" Baru datang Dim, " tanya kang Lutfi tiba-tiba.

" Iya, " jawab Dimas santai

" Biasanya, jam sembilan baru sampai sini, tapi kok beda, seorang Dimas datang tepat waktu, " sindir kang Lutfi.

Dimas tak bisa membalas pertanyaan yang utarakan kang Lutfi beberapa detik lalu,
Ia hanya memberi seyuman getir ke kang Lutfi.

Setelah Dimas berbincang singkat, Dimas langsung beranjak pergi meningalkan kang Lutfi yang masih bersandar di tepi pintu.

3 menit berlalu......
Kang Lutfi pelatih ' PAGAR NUSA ' segera menuju ke area silat.
Kemudian mulut kang Lutfi bersuara memberi aba-aba.

" Satu...dua.., " kata kang Lutfi sambil berjalan menghampiri Zaki.Yang masih dalam gerakan kuda-kuda.

" Zaki kakinya di lebarin sedikit, " peringat kang Lutfi tegas.

Latihan gerakan awal berakhir.

" duduk, " suruh kang Lutfi, yang tengah duduk di atas kursi sambill membawa formulir di tangan kanan nya.

" itu formulir apa kang? " tanya kevin, salah satu
Angota silat.

Kang Lutfi mendongakan kepalanya, menarik nafas pelan, dan menghembuskanya.
Kang Lutfi menyiapkan semuanya di atas kepalanya sebentar, kemudian mulai bersuara.

" ini formulir nama-nama yang akan pindah ke 'GASMI' " ucap kang Lutfi. " Dimas, Arya, Andhika, Deni, Rizal, " kata kang Lutfi sambil menunjuk.

" Cuma orang lima kang ! " cibir kevin

" iya," jawab kang Lutfi singkat.

Dimas menoleh ke kevin, " sabar, tahun depan juga ada, " desak Dimas.

Dimas dan Arya melewati rintangan-rintangan
Kecil untuk menemukan sabuk silat, yang sudah di sembuyikan pelatih.

Dan akhirnya Dimas dan Arya menemukan sabuk silat yang terikat di dua bohon yang berjejeran.
Kemudian mereka mulai mengambil dan melepaskan ikatan itu.

" dapet ni, " ucap Arya senang.

" gue juga dapat tolol, " kata Dimas tak mau kalah.

Dimas melihat jam yang melingkar indah di tangan nya.
Setelah itu Dimas dan Arya kembali ke area silat
Untuk mengakhiri latihan hari ini.

Badan Dimas serasa berat untuk melangkah maju, ia membalikan badan dan bersandar di pohon yang tak jauh dari langkah nya.

Dimas menatap ke atas melihat lagit yang cerah dan beberapa burung berterbangan di atas sana.

" capek banget sumpah,! " ucap Arya yang baru mendudukan dirinya di samping Dimas.

" Arya," pangil Dimas.

" Apa? " jawab Arya

" lu tau gak? Cewek bertubuh mugil, cantik, dan dia ngaku-ngaku, sebangai anak nya pak kiyai, "
Kata Dimas, sambil seyum getir

" Nasya maksut lo, " tebak Arya.

Dimas tertegun mendengar nama Nasya di sebut, yang terdengar asing di telinganya.

" Nasya siapa? " bingung Dimas.

" ya..yang lo maksut, itu ciri-ciri nya Nasya banget, tapi dia ngak ngaku-ngaku anak nya pak kiyai, dia beneran anak nya pak kiyai, tapi lo harus tau Nasya itu tipe cewek yang cuek, " terang Arya.

Dimas mengaguk kepala pelan, " menantang! " ucap Dimas dengan seyum tipis.

" maksut lo menantang gimana? " bingung Arya.

" gue akan deketin Nasya sampai dia jatuh di pelukan gue,? " kata Dimas penuh harap.

" kalo lo gak dapetin Nasya taruhanya apa Dim,"
Ucap Arya histeris.

" Motor gue buat lo, gimana? " kata Dimas

" oke, " kata Arya sambil menjabat tangan Dimas.

*****

Dimas melihat anak kecil yang berjalan melintasi dirinya dan Arya.
Dimas memangilnya dengan keras sampai anak itu terhenti dari langkahnya dan menatap Dimas, ia hanya meminta sesobek buku tulis dan bolpoin yang di bawa anak kecil itu.

" Buat apa Dim? " tanya Arya yang masih memandang Dimas.

" kepo, mau tau. " Cibir Dimas.

Dimas menulis di kaki kirinya,
Karena kepo? Arya melirik sambil membaca tulisan yang di tulis Dimas.

Dari : Dimas
13:09

"Selamat siang calon pacar "

Buat : Nasya

Dimas melipat surat itu dengan parasaan yang penuh harap akan di balas Nasya.

Dimas segera menyodorkan kertas itu kepada anak kecil yang berada di depan nya.

" dek tolong berikan ke kak Nasya ya! " kata Dimas.

Dimas merasa legah dengan tingkah nya yang konyol itu.

_______&______

# lopyou buat yang baca...♡♡










SANTRI SANTUYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang