Heyo guyss. Aku up lagi. Jangan lupa vote dan komen yah.
Selamat membaca.
***
"perlahan tapi pasti! "
***
Mentari membanting tubuhnya di kursi sofa yang berada di beranda rumah. Gadis itu sangat serius menonton sebuah video yang berada di ponselnya.
"owh. Ternyata proses panen dan pembuatan kopi kek gini! Susah susah gampang sih! "
Mentari kembali menonton dengan lebih serius. Ia bahkan tidak peduli ketika zayan datang dan duduk di hadapannya.
Gadis itu manggut-manggut mendengarkan.
Zayan melihatnya dengan kesal. Lalu ia sengaja menendang meja dengan sedikit keras. Namun tak ada respons dari mentari. Ia pun mencari cara lain. Lelaki itu berpindah tempat di samping mentari dan memukul meja dengan keras.
Mentari memberi respon. Tapi, gadis itu hanya melihatnya sebentar, menunjukkan senyuman manis dan kembali mendongakkan kepala menonton video itu.
Zayan semakin kesal padanya. Usai menonton video itu, mentari pun bangkit dari duduknya dan meninggalkan zayan tanpa mengatakan apapun.
"woy. Lo liat gue duduk gak? Lo mau kemana sih? " tanya zayan dengan galak.
Mentari berhenti berjalan dan tersenyum kecil melihat zayan yang seakan ingin di beri perhatian olehnya. Gadis itu tak menjawabnya. Bahkan ia sama sekali tak berbalik. Mentari terus berjalan. Entah kemana ia akan pergi.
Zayan pun dengan cepat mengejar gadis itu.
"tari lo mau kemana? " tanya zayan dengan begitu sabar pada mentari yang sengaja cuek padanya.
Mentari menoleh dan menatap zayan dengan penuh selidik. Lalu ia tersenyum jahil.
"ooowhh. Lo mulai tertarik yah ama Gue? Ternyata oh ternyata. Sikap cuek gue adalah senjata ampuh membuat lo klepek klepek sama gue! " ujar mentari dengan penuh percaya diri
Gadis itu mengibaskan rambutnya ke belakang dan dengan sengaja mengaitkan helaian rambutnya di telinganya. Bisa di bilang mentari ingin menunjukkan kecantikan alaminya pada zayan.
Dan zayan, lelaki itu menatapnya dengan tajam.
"pd amat. Gue nanya kek gitu karena lagi bosan. Kali aja lo tahu di mana tempat istirahat paling enak! "
Mentari mendecih.
"ternyata lo lebih gengsi dari cewek. Kalau mau cari tempat istirahat yang tenang, sono di kuburan! Sekalian gak usah bangun! " ujar mentari dengan kesal pada zayan yang begitu sulit mengekspresikan perasaannya.
Mentari pun kembali berjalan dengan wajah kusutnya. Dan zayan, lelaki itu tersenyum puas melihat mentari yang menyerah dengan sikapnya.
***
Kini keduanya berada di kebun kopi. Sedari tadi, mentari asik sendiri meneliti satu persatu biji kopi yang masih berada di pohonnya.
Sedangkan zayan, lelaki itu menunduk lesuh karena tak ada yang mengganggunya.Padahal, biasanya ia akan marah ketika mentari menjahilinya atau bahkan jika mentari sedang cerewet cerewetnya. Dan kini, gadis itu malah tak lagi mengganggunya.
Menyadari zayan yang hendak berjalan menuju saung, mentari pun dengan cepat mencari topik pembicaraan agar zayan tak jadi pergi.
"zay. Kira-kira panen kopi kapan? " tanya mentari tanpa menoleh pada zayan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Mr Coffee
Novela JuvenilBahkan ketika aku berusaha untuk lari dari kenyataan, engkau kembali lagi menjadi kenyataan untukku. Bagaimana mungkin aku percaya dengan cinta pertama jika cintaku yang selanjutnya selalu kembali di dalam hidup ku. Karena mu, aku merasa terlahir k...