Semakin Jauh

4.8K 387 3
                                    

Setelah beberapa hari Soffi mencoba untuk bersikap seperti biasa, apalagi pada Aisyah. Karena ia tahu siapa dirinya dan siapa ustadz Yassa. Dan juga ia tak mau disebut menjadi perempuan yang suka menarik perhatian lelaki.

Begitupun dengan Yassa, setelah mentekadkan diri agar tidak lagi mengganggu Soffi dan mulai menjauhi Soffi agar ia tak membuat masalah.

Malam ini Yassa pulang ke rumahnya tanpa berniat ke Asrama. Ia melirik gantungan tempat ia selalu menyimpan Sarung pemberian Soffi.
Kemudian ia menarik sarung tersebut dan memeluknya.

Ia mengambil kotak yang sama saat Soffi mengetuk jendela kamarnya malam malam, saat itu ia kaget karena ia pikir ada orang yang mau mencuri. Ia kembali melihat sarung tersebut lekat lekat warna nya sudah ada yang pudar sedikit, karena Yassa selalu memakainya kemanapun. Apalagi jika ada acara kegiatan atau pengajian hingga ia selalu di ceramahi Ummi nya. "Kayak ga ada sarung lagi aja Sa Sa", goda Ummi nya.

Ia melipat sarung tersebut dan memasukan ny kedalam kotak tadi, lalu menambahkan pin yang bertuliskan " Soffiya Ananda" Kedalamnya.

Ia melihat langit langit kamarnya, dan jujur ia tak bisa melupakan Soffi. Saat Soffi dihukum, di rumah sakit yang nekat mencabut selang infusnya, Soffi yang suka marah marah karena ia kehabisan nasi di kantin, bahkan Soffi yang sering menjahili ustadzah. Dan jangan lupakan ketika awal Soffi masuk ke pesantren ia sering terjatuh karena melihat Yassa.

Di asrama Khadijah pun sama, Soffi berniat membersihkan lemarinya karena sudah acak acakan.
"Tumben nih shill ada yang mau bersihin lemari" Ucap Pipit menyindir Soffi.

"Harus dibersiin kan shill, takutnya ada jin dan setan yang ngumpet didalemnya" Ucap Soffi sambil melirik Pipit namun berbicara dengan Shilla.

"Iya iya iyaa jodoh ustadz Yassa mah bebas, ehh" Goda pipit sambil menutup mulutnya. Lalu ia terburu buru naik ke ranjang dekat lemari tempat Soffi beres beres.

Hilih jodoh ustadz Yassa, aamiin Aaamiin deh, ucap soffi didalam hati sambil bergidik.

Tanpa memperdulikan godaan Pipit, Soffi melanjutkan beres beresnya. Saat sedang menyusun buku dan kita ada secarik kertas berwarna merah muda yang jatuh dari kitab tersebut.

Ia membuka lipatan surat tersebut dengan hati hati, tanpa sadar ia ingat kembali dengan ustadz Yassa yang telah menjatuhkan hatinya. Baru saja ia membaca satu kata di surat tersebut, ia tutup kembali karena ia takut tak bisa melupakan ustadz Yassa.

Ia semakin sadar jarak antara dia dan ustadz Yassa semakin terbentang jauh, bahkan jarak tersebut dihalangi beberapa benteng yang tak sanggup ia taiki. Soffi ingat satu kata kata dari seseorang yang ia baca di media sosial
"Zulaikha pun pernah mempunyai masa lalu yang buruk, ia menggoda lelaki tanpa tahu rasa malu. Aduhai mampukah engkau seperti Nabi Yusuf yang masih tetap menerima kesalahannya? "

Ia menyimpan surat tersebut tetap di kitab awal, tanpa berniat membuangnya. Jika suatu hari jarak antara ia dan Ustadz Yassa semakin membentang jauh, maka ia putuskan untuk membuang surat tersebut.

Soffi bisa lewatin ini semua, sebentar lagi lulus kita pulang ke rumah. Dan lupakan ini semua, tahan hujatan orang orang terus ya hati.

Setelah beberapa minggu semua keadaan masih sama seperti semula, hanya saja Soffi yang terlihat memaksakan senyumnya pada teman teman yang selalu menggoda nya.

"Sof makan yuk" Ajak Pipit karena jadwal makan siang telah tiba. Soffi hanya melirik dengan tatapan malas sambil berkata "ngga, lagi males. Nanti gue gendut".

Pipit yang mendengar ucapan tersebut lalu menimpuk kepala soffi dengan piring yang ia bawa. " Si dodo jualan tomat"!
"Hah apaan pit? "

"BODO AMAT"!! teriak Pipit di kuping Soffi.

Setelah beberapa menit ia pun memutuskan untuk mengambil makan bersama pipit, ia takut jika kejadian kelaparan nya terjadi lagi. Jadi dengan berat hati ia pergi menyusul pipit.

-Di tempat lain.
" Sa, ini titipin ke santri putri deh buat Aisyah. Tadi ummi nya nitip kesini, ga sempet kasih ke Aisyah langsung soalnya buru buru pergi"
Yassa melirik bungkusan berisi makanan tersebut dan mengehela nafas nya.

"Yassa ga bisa ummi, gimana kalo Yassa nimbulin masalah lagi. Jadi omongan santri lain lagi"

"Kamu tinggal titip aja Yassa kesiapa kek, ini kan bukan dari kamu. Tapi dari ummi nya dia. Sana sana anterin, ga enak ummi udah dikasih amanah" Ucap Ummi Yassa sembari mendorong Yassa agar pergi menitipkan bungkusan tersebut.

Duh titip di kantin aja deh, males juga panggil santri lain. Nanti di omongin lagi.

Soffi dan pipit telah selesai mengambil nasi mereka.
"Eh pit, gue mau ke kantin dulu ya, beli minum. Mau nitip ga? "

Pipit hanya menggelengkan kepalanya.

"Okey deh, awas jangan makan duluan yaa, tungguin".

Soffi pun meninggalkan pipit dan berniat membeli minuman.

Setelah ia membawa minuman dan akan membayarnya, mbak penjaga kantin meminta tolong padanya.

" Eh soffi, mbak minta tolong dong"

"Boleh mbak, mau minta tolong apaa tuh?"

Mbak Iffah tersebut lalu mengambil bingkisan yang dititipkan tadi.

"Tolong anterin ke Aisyah ya, yang seasrama sama Soffi itu loh"

Soffi sambil tersenyum membawa bingkisan tersebut, namun sebelum ia pergi, ia di amanhi oleh mbak Iffah.

"Syutt Soffi, Pelan pelan ya bawanya, soalnya bingkisan ya dari Ummi"

Soffi yang mendengarnya pun langsung diam dan kembali tersenyum.

"Siapp mbak, aman ko kalo soffi yang bawa nya"

Guys maap bgt yaa kl aku lama update, aku sebenernya agak ngestuck gtu. Kdang suka mikir takut ceritanya ga sesuai sama ekspetasi kalian.
Tapi terimakasih bgt buat yang udah baca 🥰

Jodohku anak Kiyai - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang