0002

3.9K 423 94
                                    

"udah bangun?"

haechan membantu jeno untuk duduk. setelah capek menangis terus-menerus jeno akhirnya ketiduran, haechan tak tega membangunkan nya dengan begitu dia menidurkan bayi besarnya di ranjang uks.

mark datang untuk menemui haechan dan mengajaknya pulang, tapi dia menolak karena harus menemani jeno yang nanti tiba-tiba bangun. mark yang mengerti pergi dari uks tapi sebelum itu dia mengecup kening haechan dan berlalu dari sana.

"berapa lama gue tidur?"

"ini udah bel pulang. lo mau pulang?"

"tapi gue kerja."

"lo ga bisa cuti bentar gitu? nanti kalo tiba-tiba pingsan gimana?"

mendengar sahabatnya yang cerewet, jeno tersenyum. jeno jadi ingat dengan mendiang ibunda yang hampir setiap hari cerewet kalau anaknya kenapa-napa. haechan bisa menjadi sahabat sekaligus ibu bagi jeno, dan jeno sangat beruntung mendapatkan sahabat sebaik haechan.

"ga chan.. tenang aja."

haechan mengerucutkan bibirnya, melawan jeno yang keras kepala itu tak ada ujungnya.

"kalo gitu biar gue yang anter."

"terserah." jeno tersenyum.

disaat seperti ini jeno tak boleh mengeluh, dia mengerti dengan keadaan nya yang sekarang. sejak orangtua nya meninggal beberapa tahun yang lalu, jeno memutuskan untuk kerja partime apalagi dia masih sekolah dan butuh banyak biaya.

mendiang orangtua nya hanya meninggalkan rumah dan harta warisan tapi seiring berjalannya waktu harta itu akan habis digunakan jeno untuk sekolah.

jeno pernah berpikir untuk putus sekolah tapi masa depannya masih panjang dia akan memutuskan untuk kerja setelah lulus nanti.



"terimakasih."

jeno cukup lelah, siang ini lumayan banyak yang datang ke cafe. jeno bekerja di cafe milik temannya mark, untung saja dia diterima sekalian menambah teman.

"jen, capek kan? istirahat dulu gih."

"iya kak makasih." jeno tersenyum, matanya melirik sahabatnya yang tengah duduk di kursi pelanggan sembari memainkan handphone nya.

jeno mendekati haechan yang masih fokus dengan handphone nya itu. "chan, lo ga mau pulang gitu?" tanya jeno tepat di hadapan haechan.

"gue nungguin lo." jawab haechan.

"ga usah lo pulang aja, gue ga apa-apa kok ditinggal sendiri."

"kali ini aja ya~"

melihat haechan yang merengek, jeno jadi tak tega menyuruhnya pulang. sebenarnya dia juga senang kalau haechan ada disini untuk menemani nya.

"terserah deh. lo mau nambah lagi?"

"gue ga terlalu suka capuccino tapi kalo lo yang buat rasanya manis." ucap haechan, tengah menggombal kah dia?

"apa maksud?!" selepas jeno mengatakan itu, dia pergi meninggalkan haechan yang sendiri sambil terkekeh geli dengan ucapannya tadi.

jeno kembali ke tempatnya berada, dia mengecek jam sekarang di handphone nya, masih jam 18.00 dan dua jam lagi waktunya untuk pulang. meletakkan kembali handphone nya di meja dan mengambil botol minum lalu menegaknya hingga habis, dan bekerja lalu mendapatkan gaji. omong-omong tentang gaji..

jeno membuka kembali handphone nya lalu dia melihat tanggal sekarang, sudah akhir bulan pikirnya dan artinya dia akan mendapatkan gaji dibulan kedua dia bekerja di cafe. jeno sangat senang, dia tak bisa untuk tak menyembunyikan senyumannya.

Boyfriend || jaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang