B a g i a n d u a p u l u h d e l a p a n

62 8 0
                                    

Part 28

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 28. Kesialan!

Jika ada orang yang akan berani menyakitimu akan kubuat dia juga merasa tersakiti, bahkan lebih apa yang pernah kamu rasakan.

~oOo~

 Sinarnya mentari pagi mulai lolos masuk menelusup ke arah celah-celah tirai gorden berwarna biru dongker. Entah mengapa Nada suka dengan warna itu sejak saat kecil. Menurutnya warna biru dongker itu tidak lah terang dan tidak lah gelap, jadi pas sekali untuk dipandang. 

 Suara kicauan burung-burung merdu menyanyi seolah menyambut pagi ini dengan indah. Bau aroma embun menyeruak di indera penciumannya, lampu halaman rumah segera dimatikan karena malam telah berlalu tergantikan oleh munculnya sang fajar. Cewek yang berbulu mata lentik tanpa olesan maskara dan alis tebal asli menggeliat menetralkan pandangannya. "Udah pagi aja, nih." Gumamnya sambil tersenyum senang.

 Ada kabar buruk, ternyata Nada dipecat oleh bosnya bekerja di cafe coffe itu dengan alasan Nada menolak tawaran menjadi kekasihnya, alasan bodoh! Hal itu membuat Sinta tidak membolehkan Nada bekerja, ia hanya mengizinkan Nada bekerja di toko bunganya saja, tidak bekerja dengan orang lain.

 Matanya dikejutkan oleh Dev yang tiba-tiba ada diruangan tamu, entah sejak kapan cowok itu menunggu Nada menjadi malu sendiri, apalagi saat ini Nada belum mandi dan baru saja terbangun. "N-ngapain lo ke sini?" tanya Nada ketus.

"Mau jemput lo," jawabnya singkat.

 "Gak usah, gue bangun kesiangan nanti lo telat," Dev malah mengedarkan pandangannya ke arah lain enggan menatap Nada.

"Batu!" Umpat Nada yang masih terdengar di telinga Dev.

Nada beranjak ke kamar mandi setelah itu memakai seragam sekolah lengkap menggendong ransel yang berwarna hitam dan keluar dari kamar. Cewek itu menelusuri keberadaan Dev, ternyata dia sedang duduk dengan satu puntungan rokok yang terselip di tangannya. Baru kali ini ia melihat seseorang Devino yang merokok. Ah, tapi dia juga manusia pasti lah suka merokok hanya tidak pernah ditunjukan kepada orang-orang, dan saat ini Nada melihatnya. Dev yang baru menyadari kehadiran Nada pun terkejut dan langsung mematikannya. Nada terkekeh. "Gak usah kaget gitu, gue udah tau juga." Ungkapnya, "ternyata lo juga perokok, ya? Gak nyangka juga sih sama lo, lo kan alim ketos pula eh tapi bagi gue lo itu cowok nyebelin, badboy maybe?" imbuh Nada tersenyum—ejek.

 "Di situ ada sumur kan?" tanya Dev yang langsung diangguki oleh Nada. Tanpa ba-bi-bu Dev langsung menimba air sumur dan berkumur-kumur selayaknya sedang bersikat gigi untuk membersihkan mulut dari busa, tapi lain dari Dev.

"Ngapain tadi?"

"Kumur-kumur,"

"Tau, maksud gue agar apa?"

Cinta Masa Sma ( Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang