Sepesial 2

4.6K 506 118
                                    

Maaf baru kembali, tadinya ku sempet bingung mau dilanjut apa tida wkwg

-            -            -          -

      -            -

             -

Setelah memutuskan ingin mengadopsi anak besoknya Daisuke dan Haru langsung pergi ke panti ASUhan. Panti asuhan yang cukup terkenal di kota, terkenal akan baiknya kepengurusan disana.

Terlihat dari bangunan dan lingkungan sekitar panti asuhan yang family friendly, bersih, dan penuh warna seperti pelangi.

Haru terlebih dahulu masuk sedangkan Daisuke pergi menemui penjaga disana untuk mempertanyakan masalah hak adopsi.

Dengan senang Haru berinteraksi dengan anak-anak disana yang sedang bermain, berlari, nontonin temennya berantem.

Haru kerab tersenyum dan mengobrol bersama mereka, tiba-tiba ada anak kecil yang menarik pelan celana Haru.

Haru sontak menoleh ke anak kecil itu dan terseyum, "Ada Apa?" Tanya Haru.

Anak kecil itu sekitar umur 3 tahunan, rambutnya berwarna hitam mengkilat seperti milik Daisuke dan matanya berwarna hijau zambrud.

Wajah anak kecil itu sedikit meringis seperti ingin menangis, Haru yang peka segera mengendong anak tersebut dan menenangkannnya.

"Sss kamu kenapa? Abis jatuh?" Tanya Haru lagi seraya menenagkan.

"Wali nakal dia pukul aku tadi." Ucap anak kecil itu.

"Oh gitu, aku Haru kalau kamu namanya siapa?"

Anak itu mengeratkan pegangannya pada leher Haru, "Daichi." Jawab anak itu pelan.

"Papa aku juga mau gendong." Satu anak lagi memanggil Haru seraya menarik celananya. Haru segera turun mengampiri anak itu, Daichi masih ada dalam gendongannya.

Haru sepertinya menyadari sesuatu saat ini, anak yang baru ini wajahnya mirip dengan Daichi, rambutnya sama tetapi hanya matanya dan jenis kelaminnya saja yang berbeda ciwi ya maksudnya, matanya sama seperti warna mata Haru.

'Papa ya.' Haru merasa senang dipanggil seperti itu padahal baru ketemu.

"Kamu wali ya?" Tanya Haru.

"Aku himawali bukan wali, papa aku mau gendong juga."

Sepertinya efek mereka masih kecil jadi tak bisa bilang huruf R, mungkin anak ini bernama himawari pikirnya Haru.

"Imaw gaboleh gitu ya jangan mukulin Daichi, Daichi saudaranya Imaw kan, harus akur atuh Daichinya disayang jangan dipukul. Lain kali jangan gitu lagi ya." -Haru

Himawari mulai memangis setelah mendengar perkataan Haru, Haru sempat panik sepertinya tadi salah bicata atau gimana yang jelas Haru sekarang agak bingung bagaimana cara menenangkannya.

Daichi diturunkan lalu Haru menggendong Himawari, "Udah ya udah maafin Haru tadi."

Daichi juga dibawah ikut menangis lagi untungnya kebetulan Daisuke datang, Haru segera mengode Daisuke untuk menggendong dan menenangkan Daichi.

Begitu ingin digendong Daichi menolak lalu langsung memeluk kaki Haru, tangisannya tambah keras.

"Hwaa serem gamau." -Daichi

Haru sempat tertawa kemudian menurunkan Himawari, Haru membungkuk agar menyamakan tinggi seperti mereka berdua. Kedua anak itu rambutnya diusap pelan Haru.

"Udah ya jangan nangis lagi, kita main bareng yuk." -Haru

Mereka mulai diam lalu menarik Haru mengajak ke suatu tempat, ketika Daisuke ingin ikut Daichi kembali menangis mungkin karna wajah sangarnya jadi takut.

Selagi sibuk bermain penjaga panti asuhan menghampiri Daisuke.

"Ara sepertinya mereka berdua suka dengan tuan Katou." Kata penjaga itu.

"Hanya Haru diriku tidak." -Daisuke

Daisuke lalu memberanikan dirinya mendekati mereka ber-3, Daichi yang tau kedatangan Daisuke bersembunyi di belakang Haru diikuti Himawari juga.

Daisuke sebisa mungkin tersenyum pada mereka.

"Daichi, Imaw ayo disapa gapapa kok dia ga gigit." -Haru

Himawari dan Daichi perlahan keluar dari balik Haru, Daisuke mendekat ke arah mereka lalu mengulurkan tangan.

Himawari dan Daichi menjabat tangan Daisuke satu persatu.

"Formal banget." Celetuk Haru diselangi tawa.

"Kayanya kamu udah nemu ya." -Daisuke

Haru tersenyum kemudian berbicara lagi pada Himawari dan Daichi, "Panggil Daddy gitu ke dia."

Daisuke yang sedikit mendegar percakapan mereka sengaja terbatuk dan wajahnya sedikit memerah.

"Daddy serem." -Daichi

Daisuke terdiam dan memaksakkan senyumnya sedangkan Haru tertawa, dirasa sekitaran mulai sepi Daisuke yang dari tadi melihat Haru bermain bersama 2 anak ini mulai jengah.

Daisuke memegang pipi Haru membuatnya saling bertatapan kemudian langsung mencium Haru disana disaksikan Himawari dan Daichi, memang ini bapak tak ada akhlak.

Daichi sedikit mendorong Daisuke membuat ciuman itu terlepas.

"Daddy gaboleh ciumin papa, papa punya Daichi." Begitu katanya.

Himawari terlihat kalem ya sepertinya hanya menyimak mereka bergelud memperebutkan Haru. Untung Daisuke sudah normal, Daichi yang ada dihadapannya ini dibuat tak berdaya karna digelitik Daisuke.

Setelah itu Daisuke langsung menggendong Haru, wajah Haru memerah malu karna bagaimanapun ini kan tempat umum dan juga disaksikkan anak-anak.

"Daisuke turunin nanti kalau diliat orang gimana." -Haru

"Bakal kuturunin kalo kamu panggil aku daddy juga." -Daisuke

Wajah Haru memerah, "Ap- apa?"

Daisuke tersenyum, "Cepet bilang."

Untungnya sekarang Haru punya pasukan, Himawari dan Daichi kini menyerang Daisuke dengan memukul-mukul kakinya supaya menurunkan Haru.

Daisuke mencoba menghindari beberapa pukulan dari pasukan Haru ini, tapi ya tetap saja rasanya seperti diroyok. Daisuke akhirnya segera menurunkan Haru.

"Nanti pas malem aja panggil aku gitu."bisik Daisuke di telinga Haru.

Wajah Haru sudah sepenuhnya memerah karna malu dan sadar apa yang akan dilakukannya nanti malam. Untuk beberapa saat Haru sadar tempat lalu tersenyum ke Daichi dan Himawari.

"Daichi, Imaw ayo kita pulang." -Haru

Listen To Me! || DaiHaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang