SAAT BERADA DI RUANG KESUNYIAN
~Perjalanan sebelum mengenalmu adalah pejalanan yang enggan Aku lewati~
Kata orang hujan memberikan banyak keberkahan dalam segi kehidupan. Bagiku hujan adalah cara untuk menyembunyikan semua rasa kesedihan yang menyelimuti diri. Kesedihan yang menggerogoti jiwa ibarat gejala yang tidak ada obat penyembuhnya.
Dibalik hujan Aku bisa meneteskan banyak air mata tanpa sedikitpun orang melihatnya. Seolah-olah hujan hadir sebagai teman yang memberikan tanda bahwa diapun ikut bersedih dengan segala yang kurasakan saat itu. Sebelum mengenalmu Aku hanyalah sesosok pria yang tidak memiliki jiwa yang besar dalam mengarungi roda kehidupan. Semua terasa hampa tanpa sedikitpun senyuman bisa terurai indah dalam wajahku.
Wajar sih, Aku ini seorang introvert yang trerlalu banyak menghabiskan waktu sendiri. Bukan tidak mau berteman dengan banyak orang, bukanpula tidak mau mencari pendamping yang dapat sedikit melerai kesunyian itu. Aku tidak pernah percaya bahwa hidup dengan mereka akan merubah jalan perspektifku mengenai kehidupan.
Aku menganggap kehidupan ini adalah ruang hampa tanpa ada gema didalamnya. Terasa hening, sunyi, sepi dan bahkan sedikit membosankan. Meski disampingku ada orangtua yang selalu mensuport setiap pilihan yang Aku ambil. Tetapi, kadang mereka tidak begitu menganggap keresahan yang ku alami sebagai hal yang tidak wajar.
Pagi itu tepat tanggal 3 dibulan November 2017 dan kebetulan saat itu aku masih duduk dibangku sekolah SMK tepatnya kelas 2 SMK. Usia yang kata orang sudah cukup mampu untuk mengenal kehidupan dengan jauh lebih terdepan. Kata temanku usia saat itu malah sudah sangat matang untuk bisa mendapatkan pendamping yang bisa memberikan sedikit semangat dalam menyongsong hari dengan semangat tinggi. Namun, bagiku Aku belum bisa berada diposisi seperti yang mereka bilang.
Dipagi itu aku beranjak dari kasurku mencoba bangun dari rasa malas yang menyelimutiku dengan sangat hangat. Memang diluar sedang hujan, kondisi yang mendukung untuk tidur melanjutkan mimpi. Setelah beranjak Aku langsung mandi, huuuuh sangat dingin sekali air kala itu.
Mamahku bilang “Mau kemana nak jam segini sudah mandi. Sekolah liburkan?” dengan bingung mamah bertanya. “Mau keluar mah, menikmati dinginnya hujan” Sautku dengan senyuman. “tih aneh, orang mah kalau hujan diem, terus tidur. Lah ini malah keluar” Dengan nada sedikit marah. “Lagi galau mah, pengen mencengkram air hujan dengan rindu” kataku dengan genit.
Mamah itu orang yang sangat pengertian terhadapku. Dia tidak akan melarangku melakukan apapun selagi hal itu tidak bertentangan dengan kebaikan agama dan diri. Setelah dandan dengan baju yang sangat rapih dengan dibalut jas hujan. Akupun langsung mengendarai motor bututku, menarik gas dengan pelan sembari menikmati sembiru rintik hujan.
Tujuanku hari itu adalah Alun-alun kota, tempat yang biasa aku kunjungi saat merasa bosan dirumah. Dengan membawa secarik buku dan balpoin, berharap ada inspirasi yang muncul untuk menceritakan bait-bait sunyi yang saat itu sedang aku alami.
Beryuskur sesampainya di alun-alun kota, cuaca sudah sedikit terang, meskipun masih ada rintik hujan yang masih berjatuhan. Biarlah, semoga hujan dapat menjadi saksi dan teman kesunyianku hari ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Memaafkanmu Aku Ikhlas
Romanceperjalanan seseorang yang sama sekali tidak pernah mengenal Cinta. kemudian, orang tiu berusaha untuk bisa menjadi seperti oranglain. untuk mencari tambatan hati dan mencintai dia dengan baik. namun, semua car telah dia lakukan sampai pada akhirnya...