"Bentar deh, perasaan gue kaya pernah liat orang tadi deh" ujar Hilya yang berhenti ditengah jalan selesai dari kantin.
"Mulai sok tau nya mulai, cepet ah jalannya" jawab Nathalie sambil menarik lengan Hilya agar terus berjalan,
"gak tapi beneran ini suer pekewer kewer gue kaya pernah liat" "Ya pernah, satu sekolah kok"
"Ih naath yang be.. Chillaaa! Sini deh sinii cepeettt! Taugasih tadi bakso nathalie diambil cowo tinggi berponi pake kacamataa bulet gituuu, siapa sih namanya lupaa" Hilya merasa sangat excited karena Chilla -sangat kebetulan ada dikelas- paling update tentang adek kelas maupun kakak kelas di sekolah ini
"Siapa? Kacamata bulet?"
"Iyaa, dia putih tinggi gitu berponi sama kacamataan"
"Yahya kelas 8?"
"Bukan ih! Tinggi kok tinggi orangnyaa"
"Nabil angkatan kita?"
"Ya enggak kali! Bukan!"
"Kak Devan kelas 12?"
"NAH! GUE YAKIN NAMA NYA DEVAN! YAKIN BANGET!"
"Yakin? Tau darimana sih?" Nathalie menyelak sebelum Hilya mengatakan kata yakin berulang kali"Dari nama nya, nama nya aja udah ganteng, galiat apa tadi mukanya seganteng apa? Makanya tadi gue rela aja bayarin bakso nya"
"Ya kak Devan emang ganteng sih, gue aja demen liat mukanya, apalagi dia baru tahun lalu pindah kesini tambah kita baru jadi sma jadi selingkungan dan belom bosen liat mukanya" sambung Chilla yang sibuk melihat layar ponselnya."Wah pantes baru baru liat, tahun kemaren ternyata masuk sini tapi Nath lu ada rasa aneh... gasih?"
Muka Hilya berubah menjadi tenang dan serius "Yagasi coba pikirin d.." "SIALAN HILYA! LU KENTUT YA BANGKEEE" Belum sempat menyelesaikan perkataannya Chilla menepak kepala Hilya sambil menutup hidung "BUSEET HILYAA" Nathalie pun ikut berdiri, menjauh dan menutup hidung"Sialan, bang jepri membawa bencana hari ini!" Ucap Hilya sambil berlari keluar kelas.
###
"Nath, ngerasa aneh gasih?" Bisik Hilya ditengah tengah pelajaran matematika.
"Aneh apa? kentut lagi? Sial ini lagi pelajaran Hiilll" Jawab Nathalie sambil menjauhkan bangku nya dari Hilya perlahan "Bukan ih, suudzon kuburannya sempit!" "Salah server, itumah buat pelit! Bukan suudzon!" Nathalie menahan tawa dan tanpa disadari suara nya membesar, Raga sang ketua kelas menatap Nathalie dengan tatapan tajam seakan akan berkata "Habislah kau, tutup mulut mu!" Nathalie menggeleng2 mengisyaratkan "Ampun neng jago" lalu kembali menatap papan tulis.
"Nath dengerin" Hilya kembali berbisik kepadanya "Iya lanjutin to the point ih!" Jawab Nathalie sambil mencubit Hilya yang daritadi bertele tele dengan kalimat aneh gak sih lalu diakhiri dengan bencana seperti kentut ataupun tatapan tajam dari Ragalak.
"Gue ngerasa dan yakin kak Devan tadi itu pasti ada maksudnya dia tiba tiba ambil bakso kita, we feel same right? Masa ga ada angin ga ada hujan tiba tiba main nyelonong ambil bakso pasti ada maksudnya, we feel same right?"
"Masa? Engga sih kayanya daritadi ga mikirin juga kan lu yang bayar, duit lu ini yang abis"
"Lu ga kepikiran sampe situ emang nath?"
"Engga" Jawaban Nathalie yang begitu yakin dan taakan goyah.Tapi Hilya sang peramal modal firasat merasakan hal ini benar benar ada maksudnya, oh apakah Kak Devan menyukai nya atau Nathalie? Lalu untuk apa kak Devan mengambil bakso mereka sedangkan mereka tak kenal, melainkan tak kenal berbicara sekata patah pun tak pernah.
Meanwhile setelah kejadian pencurian bakso secara tiba tiba :
"Asik dirga! Bawa bawa bakso nih, malak lagi apa gimana" tanya Devan yang tersenyum lebar berharap Dirga akan membagi bakso nya "Engga, asal ambil aja tadi" jawab Dirga datar sambil mengaduk bakso nya."Wah! Si monyet udah naik kelas dari malak sekarang asal ngambil" Cetus Ghifari sambil menyomot satu pangsit goreng dari mangkok yang dibawa dirga.