Prolog

127 20 12
                                    

Heyyow-!!
Tau cerita ini darimana? Yok ramein.
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara vote & comentnya
Aku doain yang jadi silent reader semoga nggak dapat jodoh! Aamiin!!
Cus lanjut Happy reading!

***
—𝕃𝕠𝕔𝕜𝕖𝕕—

"Woy, Bulan juara 2!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Woy, Bulan juara 2!

"Ha? Seriusan Bulan juara 2?"

"Iye, ngak percaya amat lu sama orang hidup."

"Demi apasi Bulan juara 2?"

"Yang lebih parah lagi ni, nilai matematikanya anjlok banget haha dia dapat B."

Tiba-tiba Bulan datang melewati gadis-gadis SMA yang sedang membicarakan tentang nilainya yang turun.

"Liat tu, pasti lagi stres mikirin nilainya haha."

"Kalau gue dapat nilai segitu si gue B aja, mungkin mak gua juga bangga tu haha."

Bulan yang mendengar celotehan gadis julid itu langsung naik pitam.
"Mau lo apa, huh?! ikut campur urusan gue aja lo, sana pergi!"

"Dih, sensian banget lo. Itu karmanya kalau lo jadi orang sombong, cih!"

"Ngomong lagi lo, gua jambak ni rambut lo." Bulan menarik rambut salah satu gadis tersebut, membuat ia meringis kesakitan.

"Lo apa-apaan sih, Lan?" Ucap Arga sambil melepaskan cekraman Bulan dari rambut gadis itu.

Arga menarik Bulan menjauh dari mereka. "Lo kenapa si? dibilang gituan aja lo marah, kan masih lumanyan lo dapet juara 2 dari pada ngak dapet juara. Harusnya lo bersyukur!" ketus Arga menasehati Bulan.

Bulan hanya terdiam kaku tak menyagah ucapan Arga.

"Yaudah sekarang gue antar lo pulang."

Bulan menahan genggaman Arga. "Gausah gue bisa pulang sendiri," ucap Bulan lalu meninggalkan Arga.

Setiba Bulan di parkiran, tiba-tiba Bintang mendekati Bulan.
"Hei, apa kabar dengan nilai lo?" Bintang tersenyum licik penuh ejekan.

"Apa urusan lo sama nilai gue?" jawab Bulan santai tapi tak menampakkan rasa takut yang menyerang dirinya.

"Nanya doang si, entah-entah bisa jadi bahan buat lo dimarahin sama mama lo kan, sekalian jadi pelajaran kalau jadi orang ngak boleh sombong cih!"

Mendengar ucapan Bintang, Bulan tak dapat menahan emosinya. Dengan sekali sentak, ia mendorong bahu bintang hingga ia terhuyung kebelakang. Tatapan tajam ke arah Bintang. Sungguh, rasanya ia ingin mencekik leher Bintang saat ini juga.

"Sombong banget lo! Baru sekali juga lo dapet juara 1 udah bangga aja lo,"

Bintang membalas dorongan dari Bulan. "Eitss, harusnya lo tu introspeksi diri. Ngatain orang sombong padahal diri lo sendiri yang sombong ck."

"Eh ada apa ini, kalian sedang apa? Kalian pacaran?" tanya penjaga sekolah menghentikan pertengkaran mereka.

"Dih, yakali saya pacaran sama orang sombong kayak dia, pak." Bintang memperbaiki pakaiannya.

Bulan menghiraukan ucapan Bintang. Ia memutar stir mobil lalu membuka jendela disampingnya. "Males ladenin lo yang banyak bacot!" Bulan memberikan jari tengahnya ke arah Bintang.

.
.
.


***
—𝕆𝕡𝕖𝕟 𝕝𝕠𝕔𝕜—

UMBRELLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang