Kembali

8 4 0
                                    

"Siapa yang kecelakaan?"
"Ibu, kalo bisa Mas pulang hari ini."
"Iya."

Pemuda berusia seperempat abad yang kini tengah dilanda perasaan gelisah akan berita yang disampaikan adik perempuannya tadi.

Faktor ekonomi yang jadi akar penyebab ia pergi ke kota padat penduduk ini. Banyak hal juga yang ia dapatkan di tanah rantau. Tapi entah mengapa berita yang ia dapatkan tadi siang membuatnya tak tenang.

"Kerjaan lagi banyak gini ada aja masalah."

Saat jam makan siang berlangsung, ia segera meminta cuti dadakan.

"Lo tau kan, gue lagi sibuk-sibuknya. Jadwal syuting juga lagi padet banget. Tega lo ninggalin gue?"

"Ya, gimana musibah ngga ada yang tau."

"Oke."

***

Ditempat yang berlainan, dering telpon berbunyi, suaranya begitu nyaring. Amat nyaring. Hingga sang empunya ponsel harus mengangkatnya walau sibuk sekalipun.

"Ngapain lo? Ngga ngerti orang sibuk?"
"Bisa cariin gue orang?"
"Buat?"
"Bukan urusan lo juga, yang penting bisa dijadiin manajer gue."
"Siapapun yang penting ngerti manajemen?"
"Iya."

Pria yang baru saja ditinggal manajernya itu langsung menghubungi sahabatnya sejak SMA, Kevin. Mereka berhubungan baik hingga saat ini. Kevin sangat bisa diandalkan dalam situasi apapun, bahkan saat Orion tengah menjadi bahan ejekan satu kelasnya, ia selalu sigap membantu membelanya. Ia selalu membantu Orion dan tak pernah malu mempunyai sahabat seperti Orion.

***

Perempuan yang kini tengah menunggu angkutan umum ditengah padatnya kota metropolitan menghampiri dan duduk disebuah halte yang tempatnya sudah terlihat usang.

Ya, dia Rylee. Wanita sederhana namun entah mengapa terlihat elegan dengan kebiasaan kuno yang sampai saat ini melekat pada dirinya.

Logikanya, dijaman canggih seperti saat ini siapapun dan kapanpun kita bisa mendapatkan taksi online dengan mudah dan cepat tanpa harus menunggu.

"Walaupun tempatnya usang, tapi ngga tau kenapa nyaman banget sama tempat ini. Aneh banget kenapa banyak orang udah jarang kesini."

Selang beberapa saat, metromini lewat melintas dihadapannya. Langsung saja ia masuk dan menatap padatnya jalan ibukota.

Terlintas dibenaknya kenangan 10 tahun lalu itu kembali. Dimana saat ia mengecewakan orang yang tulus menyayanginya.

"Kamu apa kabar? Kamu orang baik, semoga kamupun begitu."

***

"Siapapun yang ngerti manajemen bisa hubungi gue, khususnya yang bisa dijadiin manajer artis."

Tanpa pikir panjang, Kevin langsung apa yang diminta oleh Orion tadi siang. Menurut logikanya bahwa dijaman sekarang banyak orang yang butuh pekerjaan.

"Apa lowongannya masih ada?"

"Ngerti manajemen?"

"Iya ngerti."

"Ok. Besok bisa dateng ke Caffe Bastara jam tujuh malam."

"Oke terima kasih."

***

Rylee tengah menunggu seseorang. Harap cemas menyelimuti dirinya saat ini.

Tiba-tiba, ada seseorang yang memegang bahunya. Dan terdengar suara pria tengah mengajaknya bicara. Namun hati dan pikirannya tertuju oleh satu hal yang mengingatkannya pada kenangan 10 tahun itu. Kenangan yang kemarin sore menghampirinya saat ia berada di dalam metromini.

Ya, dia Orion.

***

Orion yang kini setengah berlari menghampiri wanita yang tengah duduk di meja nomor 9 langsung menepuk bahu wanita dengan rambut sepunggung.

"Maaf kalo saya telat."
"Iya, gapapa, Pak."

Wanita yang kini berdiri dan membalikan badannya itu membuat Orion terkesima. Iris cokelat yang sudah lama tidak ia tatap ini pun kembali. Kembali pada saat ia sudah lupa akan semuanya.

Kejadian itu mengingatkannya pada kenangan 10 tahun lalu. Kenangan masa SMA yang selalu ia ingat sampai kapanpun.

"Kenapa kamu kembali, Lee? Dan kenapa harus kamu?"

***

Hai guys, ini malming dan jadwalnya aku update. Nah buat kalian yang ga pada malem mingguan mending baca cerita aku biar ketemu sama Orion si aktor tampan, hehe.

Jadi aku mau ngasih tau aja nih. Setiap hari Rabu dan Sabtu, aku dan @sxreyla update ceritanya.

Inget ya, setiap Rabu dan Sabtu. Jangan sampai ketinggalan!

Oh iya, buat ceritanya gimana nih ada yang mau kasih saran atau apapun bisa langsung komen dibawah ya.

Terima kasih sudah berkenan baca dan ga bosen sama ceritanya.

Love,
Embun.

TENTANG RASA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang