1

167 88 68
                                    

"Ananta Arga Putra Dewa." lirih perempuan dengan senyum tipis dibibir mungilnya dengan sayup matanya yang mulai berkaca-kaca menahan sebuah tangisan.

Perempuan tersebuat adalah Karina Ayunda Celsi. Kisah hidupnya tengah kacau akibat masalah percintaan. Alias gamon, hihi.

"Gua kangen lu Ga, t-tapi lu..." ucap Karin dengan mata yang mulai sembab.
"Kita udah ga bisa bersama Ga, hikss.." isak tangis Karin mulai terdengar.

Ya, dirinya sangat sayang kepada Arga namun takdir berkata lain, mereka harus mengakhiri hubungan mereka yang sudah mereka bangun selama 4 tahun dari masa-masa putih biru, sampai putih abu-abu kandas gara-gara restu. Hubungan mereka tak direstui oleh Ibu Arga, karena Ibu Arga sudah mempunyai calon wanita lain yang akan menemani Arga.

Karin tidak mau mengemis minta restu dari Ibu Arga, maka dari itu Karin memutuskan untuk mengakhiri hubungan nya, bagi Karin sia-sia jika melanjutkan hubunganya tanpa restu dari salah satu orang tua mereka. Tapi lain dengan kata hati mereka berdua, berat untuk mereka mengakhiri semuanya. Apalagi hubungan mereka sudah lama.

4 tahun bukannya waktu yang singkat dan bukannya waktu yang cukup lama. Namun, banyak kenangan dari waktu 4 tahun tersebut.

Karin mengusap air mata nya yang sudah membasahi pipinya.
"Gua harus kuat, gapapa mungkin ini bukan jalannya gua bareng sama dia. T-tapi...ah sudahlah." tutur Karin.

flashback.

"Rin, besok kerumah ku ya. Aku akan kenalin kamu ke orang tua aku, ya kan hubungan kita ini juga udah lama." ucap Arga sambil tersenyum manis kepada Karin.
"Beneran Ga?" jawab Karin kegirangan, ya dia tak menyangka Arga akan mengenalkan dirinya kepada orang tua nya.
"Beneran byy, kamu dandan yang cantik ya." ucap Arga sambil mengacak-ngacak rambut Karin.
"Siap komandan." sahut Karin sambil menekuk tangan kanannya membuat tanda hormat pada Arga.

Keesokan harinya.

Rin gua jemput ya?

                            Ga usah Arga

Tapi Rin...


                             Aku naik motor aja


Em oke, hati-hati ya byy.


                                     Iya sayangg


Sambungan telfon Karin matikan, lalu ia melanjutkan merias mukanya.

"Cocok ga ya baju sama riasanya?" tanya Karin kepada Dinda (sahabatnya).
"Cocok Karin." jawab Dinda sambil memandang Karin.
"Em gua berangkat sekarang deh takut telat." ujar Karin sambil berdiri dari bangku kecil tempat ia merias diri.
"Iya sana hati-hati, em nanti kalo ada apa-apa telfon gua ya." ujar Dinda khawatir.
"Ga usah khawatir, ga bakal kenapa-kenapa gua. Datang selamat, pulang selamat." ucap Karin.


Rumah Arga.

"Assalamualaikum." ucap Karin, sembari mengetuk pintu rumah. Tak lama kemudian seorang perempuan seusinya datang kepadanya sambil menjawab salam.
"Waalaikumussalam, masuk." jawab dia dengan nada judes dan meninggalkan Karin dibelakang.


Perasaan gua ga enak. Batin Karin, setelah melihat perempuan tersebut.

KARIN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang