“Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan”
© Story of “Surga di Balik Jeruji 2” by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.“Walaupun terkadang suara itu masih terus memanggil. Terus menghakimi. Mencoba menarik saya kembali”
***
Alif memasang wajah lelah saat keluar dari mobil, dia menatap sebuah Mall lalu kepada Daffa yang mengikutinya keluar.
“Kenapa nggak bilang sama Mama kalau Kak Daffa nggak bisa datang?” Alif terlihat jengkel. “Kenapa nggak bilang sama Mama nggak bisa ikut belanja bulanan. Mama juga tahu Kakak melakukan pemeriksaan kesehatan hari ini.”
“Nanti Mama curiga.” Daffa merangkul bahu Alif, menuntunnya ke pintu masuk Mall. “Mama tahunya kakak pergi untuk pemeriksaan biasa. Ayo Lif, kita samperin Mama di toko roti.”
“Ini yang Alif nggak suka, melibatkan Alif dalam masalah, sudah tahu Alif paling nggak bisa bohong,” gerutu Alif.
Daffa tertawa. “Lagipula ada yang kakak ingin beli juga.”
“Alasan. Mentang-mentang menantu kesayangan,” sungut Alif.
Udara panas sore hari tergantikan dengan AC yang sejuk saat mereka melangkah masuk ke dalam Mall. Langsung menaiki eskalator menuju toko roti tempat di mana Laila menunggu.
“Pak Imron bareng Mama?” tanya Alif, dia berhenti sejenak di depan pintu bioskop, melihat daftar film yang tayang. “Kenapa Pak Imron ikut?”
“Mama membelikan Pak Imron baju. Tapi karena nggak tahu ukuran baju Pak Imron, makanya Mama mengajaknya juga. Ayo Lif! Mamah menelpon lagi.” Daffa mendesak, menarik tangan Alif.
“Padahal ada Kak Rianti yang menemani, kenapa harus panggil kita juga!” Alif mengeluh, menuruti tarikan Daffa yang membawanya ke salah satu toko roti.
“Iya Mah. Daffa sama Alif sudah di Mall. Mama di mana?” Daffa menjawab telpon Laila yang menanyakan keberadaannya. “Di dekat kasir? Tunggu.” Dia mengedarkan pandangan saat memasuki toko roti.
Seorang wanita melambaikan tangan, menyadari kedatangan Daffa dan Alif. Dia tidak seorang diri, ada seorang perempuan berkerudung hitam dan seorang lelaki tua berbaju muslim yang terlihat canggung berada di dalam toko roti.
“Itu mereka. Daffa, Alif, Mama di sini,” panggil Laila keras.
“Assalamualaikum.” Daffa menyapa dan mencium tangan Laila. “Maaf lama Ma. Macet di jalan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Surga Di Balik Jeruji | Senja
SpiritualKehidupan Daffa Raffan berubah ketika dia terbebas dari penjara. Ia menjadi seorang mahasiswa, seorang pegawai perusahaan mabel dan juga seorang suami dari perempuan yang dia cinta, Alya Sahira. Dia mendapatkan kebahagiaan yang tidak pernah dimiliki...