Prolog

621 61 12
                                    

Hai kamu !!
selamat datang ...

Anda telah memasuki ZoFaYaL
[ Zona milik Farel-Freya-Naya-Elang] selamat berbucin💖

Siap bertempurkah kalian, dengan perasaan yang nantinya akan berkecamuk?

Siap bertempurkah kalian, dengan moodswing yang akan kalian rasakan?

.
.
.
.
.

Harap Follow sebelum membaca💨

Selamat membaca❤

___________________

- Kamu benar-benar hadiah terindah yang tuhan berikan. Hadiah untukku, atas tiap baris dari doaku. Doa yang amat kunantikan, atas rasa cinta yang selalu datang -

.
.
.

Malam ini hujan turun begitu deras. Butiran-butiran air, jatuh begitu cepat tanpa ampun. Nampaknya, pasukan air sudah sangat siap memerangi bumi. Rasanya mengenakan payung pun percuma.

Cahaya-cahaya di langit hitam mulai timbul segaris demi garis. Bersamaan dengan suara awan hitam yang saling bergemuruh. Mungkin, kapten alias pemimpin pasukan air tengah melesatkan panahnya.

Secepat mungkin, gadis itu berlari mencari tempat teduh terdekatnya, seraya memegangi slimbag hitam yang ia jadikan penengah antara kepalanya dengan hujan.

Beruntung ada halte yang bisa ia teduhi untuk saat ini. Nampaknya hujan masih belum mau mereda. Kilat itu masih tetap ada.

Gadis itu melirik jam arloji yang melingkar erat di pergelangan tangannya sekilas, dan kembali menatapi langit malam yang sunyi tanpa bintang. Hanya ada cahaya dari lampu malam dipinggir jalan yang menerangi gelapnya langit.

Ia duduk di salah satu kursi yang terbuat dari besi di bawah halte tersebut.
Tubuhnya bergemetar, baju yang dia kenakan pun sudah hampir basah kuyup, air itu terus mengalir dari rambutnya yang basah. Ia tak takut gelapnya malam, ia pun tak takut bila harus sendiri. Namun, suara petir itu.

BLARRR !

"AAAAAaaaaaa ...." teriak gadis itu menutup kedua telinga dengan tangannya seraya memejamkan kedua matanya ketakutan.

Ia membenci petir, ia membenci kilat.

Usai suara petir itu mereda, tak sengaja gadis itu menangkap sebuah musik yang sedang mengalun ditengah derasnya hujan.
Musik itu mampu mengganggu indra pendengarannya lagi, ia mencoba untuk mencari darimana asal musik tersebut.

Semakin lama, suara musik itu semakin jelas. Membuat gadis itu semakin penasaran pula.

Cinta itu buta dan tuli..
Tak melihat tak mendengar...

Namun datangnya dari hati...
Tidak bisa dipungkiri
Itu benar, memang benar

Musik itu mengalun begitu saja di kepalanya tanpa izin. Tak cukup asing untuk pengidap earworm. Lagu apapun pasti akan nyangkut di otak.

Gadis itu mulai mengikuti alunan musik itu, membiarkan kedua bibirnya ikut bergumam kecil. kedua kakinya berayun riang bahkan hampir seluruh tubuhnya bergerak kecil seirama dengan alunan musik.

Cinta itu ruang dan waktu..
Tak sekejap harus mau..

Cinta butuh ruang yang sepi..
Tuk mengutarakan hati kamu, aku bincang-bincang..

Tanpa gadis itu sadari, dirinya sudah terbawa oleh susana musik tersebut. Rasanya, petir yang berlalu lalang pun tak mampu lagi terdengar.

Udara dingin semakin tak terkendali, menyeruak kedalam ruang-ruang raganya. Gadis itu hanya mengenakan kaos pendek berwarna hitam dan jeans panjang semata kaki.

Freya Anandita || by SfnalifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang