[38] Family December

53 37 4
                                    

"Aku tidak membutuhkan benda berharga darimu karena waktu yang kau berikan adalah sesuatu yang sangat berharga"

Hari demi hari berlalu, Minggu demi Minggu pun berjalan sesuai arahnya, begitupun bulan, yang kian menampakkan keelokan yang semakin sempurna.

Tak terasa kini berada di penghujung tahun, apa yang spesial di tahun ini? Tak ada. Tak ada yang mampu menggantikan kehangatan orang tua dikala hujan bulan Desember.

Apa kabar mereka yang sedang mencari nafkah demi anaknya yang sedang berusaha menyelesaikan pendidikan?
Tiba tiba rindu ini memenuhi ruang kamarku, bersama angin yang hilir mudik melalui celah jendela yang terbuka setengah.
Udara malam membuat hidungku sedikit mampet membuatku sulit untuk bernafas, begitu pula perut yang sedari tadi mendendangkan alunan akustik.
Lapar, dingin, semua bercampur hingga membuat tubuh ini gemetar, serta beberapa kali mengeluarkan suara dan aroma yang tak sedap.

Ah gue ngapain si, tiba tiba batinku terkejut akan puisi yang instan terucap dalam hati. Lumayan bagus juga sih, tapi giliran ditulis jadi ambyar ga karuan.

Tok tok tok Asa
Tok tok tok

Ada yang datang, siapa gerangan?

Ceklek

Mataku terbelalak melihat kehadiran bapak dan ibu yang membuatku pangling.

"Bapak, ibu" aku langsung memeluk mereka begitu erat. Tas mereka masih berada di punggung serta di tangan mereka.

"Kamu apa kabar?" Ucap ibu sambil sedikit tersesak akibat air mata yang kian membanjiri pipinya

"Baik Bu, Asa baik"

Aku membawa barang barang mereka masuk dan duduk di ruang tamu.

Aku kembali memeluk mereka untuk membuang rindu yang sejak lama hadir dalam diriku. Kini rindu ini terobati dengan perjuampaan. Mereka juga membalas pelukanku dengan mesra, rasanya masih sama seperti dulu, begitu hangat hingga ke relung hati.

Aku sedikit pangling dengan penampilan mereka, Ibu kelihatan lebih segar dari sebelumnya dan bapak juga terlihat lebih gagah.

"Bapak dan ibu kenapa bisa seperti ini sekarang, seperti ABG?" Tanyaku spontan

"Masa sih nak" balik ibu.

"Bapak sama ibu disana baik baik aja kan? Makan berapa kali sehari?" Kerjanya enak ngga?"

"Bapak dan ibu sangat senang dengan pekerjaan yang sekarang, mudah dan ringan untuk usia kami" kata bapak menjelaskan. "Bapak kerja sebagai security, sedangkan ibumu masak di restoran menengah" lanjutnya.

"Syukurlah kalau bapak dan ibu senang, Asa pikir bapak dan ibu disana kerja keras seperti di tv tv"

"Enggak sayang, oiya kakakmu pulang tidak?" Tanya ibu dengan suara lirih

"Ada kok Bu, kak Juna pulang terus, tapi sore,ohiya Bu, kak Juna sekarang jadi ketua organisasi di kampusnya loh Bu, hebat banget kan"

"Wahh hebat ya"

"Iya Bu"

"Kamu udah makan belum Sa?" Tanya bapak.

"Hehe belum pak" jawabku sambil cengengesan

"Yaampuun, yaudah yuk sekarang makan dulu, tadi bapak beli jamur krispi kesukaan kamu"

"Yeee, terimakasih pak"

Aku dan bapak ibu makan bersama malam ini, kami berbagi banyak cerita dan pengalaman yang baru, disertai gelak tawa membuatku sangat bahagia.
Kami juga membicarakan tentang persiapan Natal tahun ini yang pastinya istimewa.
Sungguh berkat Tuhan luar biasa






Ayo Jatuh Cinta [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang