Gimo

10 2 2
                                    

Teman-teman memanggilku Gimo, tapi aku sering mendengar mereka menyebutku Bambs, kupikir mereka menamaiku Bambs. Jadi namaku adalah Bambs untuk mereka dan Gimo untuk kerabatku, temanku, dan aku.

Aku tidak tahu sudah berapa lama aku di sini dan melakukan hal-hal yang aku benci. Saat itu kami tinggal dengan damai di rumah kami sampai mereka menangkap kami dan memperlakukan kami sesuka hati mereka.

"Gimo, ayo. Waktunya berlatih."

Itu temanku, Gharu. Kami hanya berdua di sini. Sebenarnya masih ada beberapa kerabat kami yang lain, tapi kami ditempatkan di tempat yang berbeda, entah kenapa.

"Apa kau tahu kondisi terbaru Kaharu?" Aku bertanya pada Gharu sebab Kaharu adalah salah satu dari saudara Gharu yang ada di tempat ini sebelum mereka memisahkan kami sampai tidak tahu bagaimana kondisi Kaharu.

"Aku tidak tahu, terakhir aku bertemu dengan Kaharu sama seperti terakhir kali kau juga bertemu Kaharu."

Sempat terjadi hening sejenak dan hanya terdengar suara air karena pergerakan dari salah satu anggota tubuh kami.

"Mereka benar-benar keterlaluan. Aku tidak tahu apa yang mereka pikirkan sampai terus-terusan mengganggu kita." Aku menggerutu sebab aku sangat kesal.

Tidak, aku benci. Aku sangat membenci mereka dan berharap mereka musnah saja meskipun Jhoa, salah satu kerabat kami yang juga sudah pergi sejak lama pernah mengatakan jika ada sebagian dari mereka yang baik dan bermaksud melindungi kami. Aku tidak mempercayainya. Mereka tidak layak mendapatkan kepercayaan dari kami.

"Aku ingin keluar, Gimo. Aku ingin bertemu Kaharu. Aku ingin kembali ke rumah. Aku ingin bermain. Aku sangat lelah, di sini terlalu berisik."

Gharu benar. Ketika kami memulai aksi, maka akan terjadi kebisingan yang aku sendiri tidak sanggup untuk mendengarnya terus menerus. Mereka akan berteriak dan bersorak. Kemudian terdengar beberapa dentuman yang memekakkan telinga sampai aku tidak bisa berkonsentrasi untuk melakukan apa yang mereka minta.

Ketika waktunya tiba, sebagian dari mereka akan berteriak lalu mempertemukan kedua telapak tangannya hingga terdengar bunyi "prok." Kalau aku tidak salah namanya adalah tepuk tangan dan mereka melakukannya dengan bahagia sebab aku melihat banyak lengkungan bahkan gigi dalam mulut mereka menjadi terlihat.

Aku begitu membencinya. Aku benci melihat mereka begitu bahagia menyaksikan bagaimana aku dan Gharu melakukan apa yang Jhonny, pelatih kami perintahkan dan menjadi siksaan bagi kami.

Mereka terus tertawa, bertepuk tangan, dan berbahagia dengan segala duka yang kami terima sejak kami ada di sini. Kami dipisahkan dari teman dan kerabat kami. Kami harus berlatih dan bekerja terus menerus. Kami harus menghibur mereka agar mendapatkan makan. Dan jika kami tidak melakukan itu semua, maka kami akan disiksa dan diasingkan seperti Kroma. Kroma adalah teman dari temannya Gharu. Kroma selalu kuat dan bersedia menggantikan posisi kami untuk disiksa. Tapi terakhir kami melihat Kroma adalah ketika dia memberontak atas semua ketidakadilan yang kami terima dan tidak menuruti apa yang mereka pinta. Setelah aksi heroik yang telah Kroma lakukan, mereka memberikan sebuah benda yang kemudian membuat Kroma menjerit kesakitan. Lalu mereka memukul Kroma hingga timbul darah dan luka pada dahi, dan beberapa bagian pada tubuh Kroma. Kemudian mereka mengangkut Kroma dengan sangat tidak baik. Kami sedih, tapi tidak mampu melakukan apapun. Kami terlalu lemah untuk melawan mereka.

Dan inilah saatnya, aku harus kembali bertemu dengan Jhonny, pelatih kami yang sering menyakiti kami. Dia mengatakan sesuatu yang tidak dapat aku ketahui maknanya.

"Bambs, ayo berlatih untuk pertunjukkan dan berikan kami lebih banyak uang."

Mereka terus memanggilku Bambs. Aku tidak suka, aku ini Gimo, lumba-lumba yang membutuhkan kebebasan.

KATANYA MEREKA BAIK✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang