5) Melihat ke Belakang {1}

1.9K 357 84
                                    

[TW! Minor Death Chara]

.

Pagi masih baru saja datang. Embun masih belum sepenuhnya hilang dari atas dedaunan. Kabut pun belum hilang menyembunyikan desa itu dari dunia luar.

Di sebuah pondok yang letaknya paling luar dari desa kecil itu, seorang pups mungil menyamankan diri dalam pangkuan ayahnya. Dia terbangun terlalu pagi karena mimpi buruk. Untungnya, sang ayah sudah bangun dan dengan sigap menangkannya. Sekarang, mereka duduk bersandar di dinding kayu. Di pangkuan sang anak, terhampar sebuah kertas besar berisi gambar.

"Pada zaman dahulu, serigala hidup berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Dahulu, bumi belum seperti sekarang. Alam begitu jahat. Sulit untuk bertahan hidup di satu tempat saja karena bencana selalu datang di waktu yang berbeda dan tempat berbeda. Karena itu, serigala berpetualang mencari daratan yang nyaman untuk ditinggali."

Sang ayah bercerita sementara putranya menatap takjub gambar di atas kertas dalam pangkuannya. Itu adalah sebuah peta sederhana dengan warna-warna berbeda di setiap bagiannya. 

"Di sini nyaman, yah." celoteh anak itu sambil mendongak untuk melihat ayahnya.

"Yap. berterima kasih lah pada leluhur kita."

"Lalu sekarang ini kita ada di mana?"

Serigala yang lebih tua kemudian menunjuk ke sebuah titik di daratan yang berwarna biru keabuan dalam peta. Ia menunjuk bagian timur dari titik itu.

"Yellow Woods Utara bagian Timur."

Anak serigala itu mengerjapkan matanya dengan cepat. Mulutnya menganga kecil.

Ayah serigala itu tertawa melihat kebingungan anaknya.

"Yellow Woods adalah daratan yang begitu besar, Jeongin. Lihat peta ini. Yang berwarna biru cerah ini adalah Yellow Woods Utara, tempat kita tinggal. Yang berwarna merah ini Yellow Woods Barat. Di sana berbeda dengan hutan yang kita tinggali sekarang. Ada daerah yang ditumbuhi rumput-rumput kering bernama savana. Di sana ada banyak sekali hewan, salah satunya singa!"

"Singa? Singa yang katanya raja hutan? Tunggu... dia raja hutan tetapi tidak hidup di hutan?!"

Lagi-lagi ayah Jeongin tertawa. Sudah jadi rahasia umum bahwa pups di desa mereka selalu diceritakan hal yang menyeramkan tentang singa yang hidup berkeliaran di hutan itu agar mereka tidak pergi terlalu jauh. Padahal binatang buas itu tentu tidak ada di sana.

"Ssst... ini rahasia kita saja ya?" 

Jeongin kecil mengangguk paham. Meski usianya baru 7 tahun, dia tau kalau membocorkan rahasia itu hanya akan membuatnya terlihat aneh diantara anak yang lain.

"Kalau di sini apa yah?" Jemari kecilnya menujuk ke bagian berwarna hijauu di bagian Timur.

"Yellow Woods Timur. Di sana ada tempat bernama laut."

"Laut?" Beo Jeongin.

"Iya. Air yang rasanya asin. Mereka lebih luas dari semua danau yang pernah kita lihat."

"Sungguh?!"

"Dan udaranya hangat sepanjang tahun."

"WOAAAAH!"

"Lalu yang ini... Ini kesukaan ayah. Yellow Woods Selatan. Kamu tau tidak kenapa ini jadi kesukaan ayah?'

"Kenapa yah?"

"Karena kata kakek, di sana tinggal seekor rubah yang wajahnya mirip Jeongin."

"Eeey! Bohong! Ayah bohong...."

North Yellow Woods | HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang