Bagian 6

372 19 1
                                    

Kali ini Rita sedang refreshing sebentar, hanya berkumpul di cafe depan kampus bersama teman-teman SMA nya.

Ada Selena, Yerin, Mina, dan Dini. Teman seperbobrokan Rita waktu SMA, walaupun Rita sendiri termasuk spesies kalem bersama dengan Mina.

“Gua tebak, pasti salah satu dari kita ada yang mau nikah!” celetuk Yerin, padahal baru saja mereka mendaratkan bokong.

Mereka semua saling pandang, Kira-kira siapa yang akan menyebar undangan di pertemuan kali ini?

Selena dan lain nya mengernyit heran, “Siapa? Rita?” tanya nya.

Rita yang di sebutkan nama nya pun langsung tergelak kaget, “Apaan? kok jadi gua?” elak nya yang tiba-tiba tertuduh.

“Lo mau nikah Se?”

“Kagak.”

“Lo ya Din?”

“Gua jomblo mon maap.”

“Ya siapa tau aja langsung di lamar. Lo ya Min?”

“Enggak Ta, Marko belom lulus jadi sarjana. Nanti tunggu dia sarjana.”

Rita menggaruk kening nya, “Apa jangan-jangan..” katanya sambil menunjuk Yerin yang cengengesan di kursi nya.

Anak itu terkekeh, “Hehe iya, gue yang mau nikah.”

“HAH?!”

Selena menatap Yerin dengan pandangan tak percaya, “Demi apa lo?!”

Gadis itu memutar bola mata nya jengah, “Nih kalo gak percaya.” ia menyerahkan 4 lembar undangan pernikahan bertulis kan, THE WEDDING DAY - YERINA & MAHESA.

Mereka kompak Melongok kearah Yerin,

“Ngibul kali ya lu?!”

“Boong kali nih si kutu kupret!”

“Yang namanya Yerina bukan lo doang deh kaya nya.”

“Wah, selamat ya Yerin. Akhirnya punya pendamping hidup.” sahut Mina dengan suara halus nan kalem nya sembari menepuk pundak gadis di samping nya.

Emang Mina doang yang waras.

Yerina berbangga diri punya temen kaya Mina, beda dari yang lain. “Unch, emang Mina doang yang paling bener. Pokoknya nanti Mina dapet prasmanan khusus.”

Yerin menjawab ucapan selamat Mina dengan wajah songong nya yang di balas tatapan jengah oleh ketiga teman nya.

“Apa banget anak nya pak Syukron.”

“Heh! Dasar anak nya Jupri!”

Rita memijat pelipis nya pelan, “Udah woy udah! gelut mulu gua nikahin tau rasa lu.” celetuk Rita pada Yerin dan Dini yang malah saling melempar nama bapak.

Ada-ada saja kelakuan masyarakat di negara berflower ini.

“Jadi gimana nih kuliah kalian? beres gak?” tanya Mina melerai pertikaian.

Rita tersenyum, “Baik, lancar. Pulang KKN seger banget hehe. Tinggal laporan sama sidang akhir nih.” katanya.

“Gue juga. Btw Ta, lo masih sama Dirga kan?” imbuh Selena, memberi pertanyaan.

Rita mengangguk, “Masih kok, kenapa?”

Selena menghela napas gusar, membuat atensi para gadis kuliahan itu langsung terpusat pada sang empu.

Rita dan teman-teman mulai panik, “Kenapa Se?” tanya Yerin mewakili Rita.

Selena memulai pembicaraan, “Lo tau kan gue sekelompok sama Dirga?” tanya nya menunjuk Rita.

Rita mengangguk, tanpa membalas.

“Gua kira lo udah putus sama Dirga, soalnya gue suka mergokin Dirga berduaan sama Chika. Anak komunikasi, yang selebgram itu lho. Tau kan?” kata Selena, memperjelas apa yang akan ia sampaikan.

Tubuh Rita terasa lemas seketika, berduaan kata nya? apa apaan lagi ini?

“Ta, lo gak apa-apa?” tanya Dini yang di hadiahi tabokan dari Yerin.

Yerin bersungut sebal, “Ya jelas kenapa-napa lah! lo gak liat muka nya langsung pucet gitu?”

Rita tersenyum paksa kepada teman-teman nya, ia menjadi tak enak karena pertemuan kali ini malah terasa muram gara-gara permasalahannya dengan Dirga.

“Gue gak apa-apa kok Rin. Gue minta maaf ya, reuni kita jadi suram gini gara-gara gue.” Rita menunduk sambil meminta maaf pada teman-teman nya.

Mina yang pengertian langsung mengelus pundak gadis itu, “Gak papa Ta, yang sabar ya. Coba di selidiki dulu.”

“Ta, waktu Dirga pulang KKN dan dia langsung pamit buat nemuin lo. Tapi, belom ada setengah hari dia malah ngurus KKN lagi kan? itu Chika yang nelfon Dirga. Padahal laporan tinggal di revisi, tapi anak itu ngeyel buat Dirga yang ngecek.”

Kepala Rita pusing bukan kepalang, baru saja hubungan nya membaik. Tetapi selalu ada berita buruk yang menimpa mereka.

Karena pahit punya cara tersendiri untuk di nikmati.

Ia jadi teringat kalimat itu, si lelaki pecinta kopi yang akhir-akhir ini memberikan Rita wejangan tentang hubungan nya dengan Dirga. Rita susah payah menelan semua kepahitan hubungan ini, tapi semua nya seakan percuma. Harus kah ia mengakhiri ini?

'°'

“H--halo, Dirga. Assalamu'alaikum.”

'Waalaikumsalam, kenapa Ta?'

Rita memejamkan mata nya dengan derai air mata yang masih menetes, susah payah ia merubah suara parau nya supaya tidak ketahuan.

“Kamu sibuk?”

Lelaki itu berdeham, 'Iya nih, aku masih sibuk.'

Rita menghela napas tertahan, “Sibuk ngurus laporan ya? —”

“— atau sibuk dengan Chika?” lanjutnya dalam hati.

'Iya.'  Lelaki itu mengiyakannya.

“Besok ada waktu? aku mau bicara sama kamu. Penting.” imbuh Rita setelah beberapa detik terdiam.

Dirga terkekeh halus, terdengar sangat menyakitkan bagi Rita. Karena sebentar lagi hubungan nya..

'Mau ngomong apa? penting banget kaya nya.'

“Hubungan kita.”

Dirga yang terdengar grabak-grubuk dengan kertas, langsung berhenti. Terdiam, tanpa memberi balasan apapun.

“Besok temui aku di taman Raya. Kita bicara, tentang hubungan kita.”

Pip.

Rita mematikan sambungan telpon nya dengan sepihak, meninggalkan Dirga dengan perasaan yang terombang-ambing. Dia sendiri tak paham dengan apa yang Rita ucapkan, apa yang salah dengan diri nya? atau..

Hubungan mereka yang salah?

'°'

Kim Sejeong as Selena Jesica

Kim Doyeon as Dini Danuarta

Yerin as Yerina Safitri

Kang Mina as Kiana Aminah

satu chapter menuju ending:)

-inrd.2020

Ku Kira Kau Rumah : KDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang