part 3

17 2 0
                                    

Suatu ketika Ahhad kembali, dia menuju ke rumah Ifah bersama teman teman yang lain.

"Akhirnya kita bisa meet up kembali setelah sekian lama", ujar Intan, sahabat Ifah.
"Iya nih, enaknya ngapain ya", tanya Ifah
"Gatau nih, kita foto foto aja yuk", ajak Salsa
"Nah ide bagus tuh", kata intan.

Semua teman teman sedang bersiap siap untuk berfoto agar bisa diabadikan momennya. Namun, ada salah seorang laki laki yang tidak ingin lepas dari ponselnya sepertinya dia sedang melihat hal penting yang ada di dalam ponselnya. Ternyata orang itu adalah Ahhad. Begitu fokusnya dia akan urusan ponselnya.

"Ayo berdiri semuanya kita mau foto", seru Intan
"Ayo si cepet jangan lama lama", pinta Salsa
"Ditaroh dulu dong, yang lagi mainan hp", ucap teman teman yang sudah siap foto.

Pada saat itu, tiba tiba Ahhad mendekati Ifah.
"Fah, apa benar ini foto kecil kamu? "
"Eh iya itu aku"
"Kamu kecilnya kek gini ya"
"Lah ya emang begitu, lucu kan?"
"Hehehhe"

Ternyata Ahhad sedang melihat foto di dalam akun sosmed Ifah yang terdapat foto waktu kecil dirinya bersama teman teman TK. Foto tersebut berada di bagian paling bawah. Sepertinya Ahhad sedang stalking Ifah. Begitu fokusnya dia dengan ponselnya.

"Kamu temen TKnya Amel, Fah?
"Iya, kamu tahu Amel?
"Iya, kan Amel temen SMP ku"
"Oh, begitu".

Dalam hati Ifah berkata, "Apa? Ahhad melihat fotoku lagi?. Pasti yang ada di dalam fikirannya, aku sangat lucu dan menggemaskan", halunya.

Pada waktu itu, teman teman yang lain tidak ada yang mengetahui apa yang sedang mereka berdua bahas.

Waktu Isya tiba, Ifah dan teman teman yang lain bergegas untuk berwudhu. Semua perempuan sudah memakai mukenah termasuk Ifah. Sekarang tinggal giliran Ahhad sendiri yang belum mengambil wudhu, karena dia adalah satu satunya laki laki yang hendak mengimami. Lalu dia bertanya kepada sang pemilik rumah, tentunya adalah Ifah.

"Fah, dimana wudhunya"
"Dibelakang, tinggal wudhu aja gih"
"Dimana sih, anterin" balas Ahhad.
"Aduh udah pake mukenah, tinggal sono aja ke toilet"

Dia kekeh, dia hanya ingin diantarkan oleh Ifah. Akhirnya Ifah mengalah dan mau mengantarkan Ahhad mengambil wudhu.
Kemudian, mereka akhirnya mulai menunaikan shalat isya berjama'ah.

Seusai menunaikan shalat, mereka pun berkumpul sebentar, berbincang bincang, dan tidak lama mereka pulang ke rumah masing masing.

Lambat hari demi hari, tahun demi tahun kita lama tidak bertemu kembali. Ahhad mulai berubah. Ahhad pernah mengatakan jika mereka itu jauh. Disitu hati Ifah sangat terpukul mengapa Ahhad tega berkata seperti itu. Apa yang sekarang membuat Ahhad berubah, dia juga tidak tahu dan tidak akan mencari tahu. Yang dia tahu sekarang, Ahhad itu jadi dingin dan kalem.

Saat ini, Ifah mulai fokus mengejar mimpinya. Setelah lulus SMA, dia memutuskan untuk kuliah dengan mengambil prodi Pendidikan Seni Rupa. Karena cita citanya sebagai guru seni budaya.

Suatu ketika, Ifah pulang dari rumah temannya seusai mengerjakan tugasnya. Dia bertemu kembali dengan Ahhad di suatu jalan, namanya jalan Rintang. Ahhad menawarkan untuk membonceng Ifah.

"Fah, ayo naik", ajak Ahhad.

Tentunya Ifah sangat kaget dengan hadirnya seseorang dari belakamg lalu menawarkannya untuk naik motor bersama. Apalagi orang yang mengajaknya adalah Ahhad. Seorang pria yang dari dulu dia nantikan kehadirannya dan diharapkan bahwa mereka bertemu kembali.

Tidak perlu basa basi, akhirnya Ifah menuruti apa yang Ahhad katakan.

Memang keinginannya juga seperti itu. Lalu Ahhad segera menancapkan gas hingga berangkat mengantar Ifah pulang.

"Kayanya seru deh kalo kita jodoh" halu Ifah kembali hadir dalam otaknya.

Tapi tidak mungkin juga dia katakan di depan Ahhad. Karena, Ahhad sendiri pernah bilang kepadanya jika mereka itu jauh.

Terasa begitu lama dia berada di atas motor Ahhad. Sampai dia bisa melakukan perdebatan antara logika dan perasaannya.

Akhirnya mereka sampai di depan rumah Ifah.

"Makasih ya Had udah nganterin sampai rumah"
"Sip sama sama, Fah"
"Maaf kalo ngerepotin"
"Ngga kok, santai aja"
"Ya sudah, makasih ya"

Tidak banyak menanyakan tentang Ifah, Ahhad langsung memutar balikkan motornya.
"Hati hati di jalan ya"
"Iya, aku pulang ya".

Ifah sangat tahu betul siapa saja mantan Ahhad. Mungkin hal ini yang membuat Ahhad berubah menjadi sangat dingin.

"Jika boleh berkata terus terang kepadanya, kayaknya aku lebih dulu mencintaimu dari pada mantan pertamamu itu", dalam hati Ifah lagi lagi meresahkannya.

Sepertinya, waktu sudah tidak akan sanggup lagi, jika harus menunggu Ifah mengutarakan rasanya. Karena yang dia tahu, Ahhad menjadi cuek dan tidak sehumoris dulu lagi. Sebab, ada satu dan lain hal yang membuat dia tidak percaya lagi, yaitu Ahhad terlalu dingin buat dia.

"Sepertinya aku ngga butuh kamu di hujan bulan desember, karena hujan udah buat aku dingin", ucapnya dalam lubuk hati saat hadir dan perginya kembali.



____________________

Nantikan kembali kisah selanjutnya.
Jangan lupa vote ya teman teman!
Terima kasih❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Halu ber-ulaH -fthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang