If I Happened to Tame my Brother Well

chapter 1

Diam.

“Mirthy. ”

Ugh. Dia bangun lagi.

"Mau kemana, Mirthy?"

Dia menatapku dengan mata unik berwarna merah.

Mungkin dia melihat ujung kakiku mengarah ke luar. Dia biasa membuatku tidak nyaman hanya dengan matanya, meskipun dia masih anak-anak.

Saya hanya tersenyum, berlari ke arahnya dengan patuh, dan tergantung di ujung tempat tidur.

"Apa? Tidak tidak. Saya tidak ke mana-mana. ”

“Mirthy, kamu tidak ke mana-mana, bukan?”

"Tentu. Saya di sini di samping Anda. "

Seperti ini, saya akan bertahan dan pergi ke negara lain ketika saya dewasa.

Untuk ini, saya akan membuat lebih banyak koneksi pribadi!

Saya tidak akan pernah peduli dengan posisi ratu!

Karena dalam novel ini, bocah bermata merah ini akan menjadi tiran yang membunuh setiap saudara kandungnya, tanpa memandang usia atau jenis kelamin!

“Kamu adalah saudara favoritku.”

Aku tersenyum seperti bidadari dan mengusap wajahku di tangannya.

Aku mengedipkan mata keras-keras untuk membuatnya mengira aku terlihat manis.

Jika saya tidak memiliki wajah yang menggemaskan, itu mungkin menyebabkan hasil yang negatif.

Melihat tindakan saya, dia dengan lembut mengedipkan mata ke arah saya. Wow. Seorang anak kecil bertingkah seperti pria dewasa.

Saya mengedipkan mata karena saya gugup, tidak bersemangat.

Dia mulai merapikan rambutku seperti dia sedang merawat anak kecil yang paling lucu dan paling berharga.

Meskipun dia masih anak-anak yang perlu diperhatikan– dia tidak tahu dia akan memenggal kepalaku ketika dia besar nanti.

Ketika Anda lahir dan dipukul oleh seseorang di pinggul Anda, Anda akan menangis. Waa!  Dan ketika Anda baru berusia satu tahun dan dipukul oleh seseorang di kepala Anda, Anda akan menangis. Waa!

Saya menangis  'Waa'  untuk kedua kalinya setelah saya lahir.

Bagi siapa pun itu canggung saat mereka lahir.

Namun, tidak ada yang ingat saat mereka lahir.

Meskipun demikian, saya harus mengingat kedua kalinya saya dilahirkan dengan luar biasa.
Mau tahu alasannya? Karena saya dipukul oleh seseorang sekali lagi.

“Waa! Waaaaaaaaa! ”

“Ugh, berisik sekali. Dia sangat licik untuk mendapatkan perhatian seolah-olah dia sudah dewasa. "
Sejujurnya, saya tidak menyadari siapa dia. Penglihatan saya kabur, dan saya merasa pusing saya semakin parah.

Yang lebih buruk, saya dipukul oleh tangannya di kepala saya dan masih merasakan sakit. Dari dia memukul saya seperti palu, saya tertangkap oleh naluri bahwa dia sangat kuat. Saya mencoba untuk keluar dari bahaya.

“Bagaimana mungkin bayi ini memiliki tangan yang gemuk …… Dia tidak terlihat seperti ratu. Maksud saya, dia sama sekali tidak mirip ibunya. " 

Saya pikir itu aneh karena saya tidak bisa benar-benar bergerak.

Ketika saya mencoba untuk bergerak, saya akan melihat tangan bayi yang gemuk, melambai di udara.